O9 : Hilang

21.9K 666 10
                                    

....

Karena ini aku harus mempersiapkan hal agar tak terluka nantinya.

....

Jayden mengobati luka Jenata, "Sudah, jangan menangis." tapi tangis Jenata semakin kencang, Jayden tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Jika kau berhenti menangis, aku beri uang 1 M!" gagal, tangis Jenata malah semakin kencang, seperti anak kecil yang tidak di beri susu.

Jenata menghapus air matanya sambil sesegukan, "Bukan tentang uang!" rengek Jenata, Jayden menatap Jenata, kemudian berpaling.

"Aku bisa, aku bisa. Jayden kuat jangan goyah!"

Jayden meninggalkan Jenata, berjalan kearah tangga dan kekamar. Jenata mengikuti Jayden dari belakang.

"Kenapa mengikutiku?" tanya Jayden berbalik mendapati Jenata di belakangnya, "Aku ingin berganti pakaian." sahut Jenata enteng, tidak menangis lagi.

Jayden membiarkan Jenata masuk, "Jangan ikut masuk," oke, Jayden tidak masuk, Jayden kembali keruang tengah.

Jayden memikirkan cara yang tepat untuk pembalasan membuat Jenata sedih hari ini, cara yang tepat. Jayden menemukan ide, ia menelpon Algar sekretaris tercintanya.

"Hallo, boss!" sapa Algar,

"Beli balon berwarna merah, pink, putih dan 200 batang mawar merah, 100 lilin pewangi, dan cincin. Aku kirim ukurannya."

"Kau ingin melamar Mrs. Jenata?"

"Laksanakan saja apa yang disuruh bossmu, jangan banyak tanya." geram Jayden dengan Algar, di sebrang telpon Algar terkekeh dan memutuskan sambungannya.

Jayden menoleh mendapati Jenata yang sudah rapi, mengenakan celana berbahan jeans, dan baju ketat di balik jaketnya yang tidak menutup perutnya dengan sempurna.

"Sejak kapan kau berdiri disitu?" tanya Jayden takut-takut Jenata mendengar rencanannya.

"Sejak, "Laksanakan saja apa yang disuruh bossmu, jangan banyak tanya."" ucap Jenata mengulang perkataan Jayden. Jayden sedikit bernafas lega.

"Mau kemana?" tanya Jayden menatap Jenata dari atas sampai bawah, "Dan ku lihat, bajumu, tidak celanamu juga, terlalu pendek." ucap Jayden melihat pusar Jenata yang terpampang jelas.

Jenata tersenyum, "Melihat ayah, aku takkan lama." kemudian Jenata beranjak pergi. Saat hendak membuka pintu, "Tunggu, Jen, belikan aku makanan." pinta Jayden, Jenata mengangguk, saat hendak membuka pintu lagi, "Stop!!" Jenata menatap heran Jayden.

Jayden membaca pesan teks yang di kirim Algar.

From : Algar

Boss, aku di depan gedung.

Jayden mengetikkan beberapa huruf.

To : Algar

Sembunyi, saat ku telpon segera masuk.

Jenata menatap kesal Jayden, "Apa?!!" teriak Jenata, Jayden menoleh dan menggeleng.

Jenata tanpa peduli keluar, Jayden duduk lemah setelah kepergian Jenata.

Jayden menelpon Algar, "Saat melihat Jenata keluar, kau masuk!" tanpa menunggu tapi Algar, Jayden memutuskan sambungan secara sepihak.

Diluar, Algar melihat Jenata keluar dari lift, melihat Jenata masuk ke taxi Algar buru-buru mendorong troli yang penuh dengan pesanan Jayden.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Where stories live. Discover now