27 : Itu

7.7K 389 20
                                    

......

"Enak ya jadi buronan bisa santai. Tanpa peduli dengan pekerjaan." Jayden merebahkan badannya disofa. Diikiti Algar yang melalukan hal yang sama seperti Jayden.

"Kau yang enak. Aku harus membereskan kekacauanmu." kesal Algar.

"Gajih naik 4x lipat." ucap Jayden cepat.

"Deal."

"Setelah negara api menyerang. Haha!" tawa Jayden pecah melihat wajah masam Algar.

"Jahat. Kau manusia atau setan?" kesal Algar melempar Jayden dengan bantalan sofa.

Jenata turun dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. "Aku akan ke makam ayah. Tak usah ditemani aku ingin sendiri." cegat Jenata saat Jayden hendak berdiri.

Jenata keluar dengan cepat takut Jayden mengejarnya. "Maafkan aku, Jay!"

Entah kenapa Jenata memilih berbohong saat Bella menelponnya. Padahal ia tak ingin mempercayai apapun. Tapi foto yang dikirim Bella padanya membuatnya ingin tahu lebih lanjut.

Jenata menekan lift ke lantai satu. Dengan cepat Jenata memasang kacamata hitam dan masker hitamnya. Menutup dirinya dan berlari mengejar taxi.

Didalam taxi Jenata memperhatikan foto yang dikirim Bella.

Difoto itu Jayden masuk kehotel yang ada Adel didalamnya. Siapapun akan berfikir negatif, jika melihat itu. Bahkan Jenata sendiri pun tidak mempercayai dirinya.

Jenata dan Bella bertemu dicafé kali ini. Bella bukan lagi buronan, tuntutan sudah dicabut oleh Jenata sendiri.

Jenata turun didepan café. Masuk dengan cepat, melihat Bella yang melambai kearahnya. Jenata cepat-cepat duduk didepan Bella.

"Jadi, apa yang mereka lakukan?" tanya Jenata tanpa basa-basi. Melihat Bella yang didepannya membuat Jenata gugup, kenapa ia harus percaya ucapan Bella sekarang. Otak Jenata sudah tak ingin percaya lagi, tapi hati kecilnya ingin tahu lebih lanjut apa yang mereka lakukan.

Bella menghela nafas. "Pasti kau tidak melihat seluruh isi map bukan?" tebak Bella yang tahu itu. "Jika kau melihat seluruh isi map, semua jawaban ada disana kenapa kau harus terjebak dengan keluarga Jayden. Dan kenapa keluargamu bangkrut." jelas Bella yang membuat Jenata bingung.

"Jangan bilang kau membuang seluruh isinya? Kau gila!" kesal Bella. Dengan susah payah Bella mencari itu seenak jidat Jenata membuangnya.

Jenata hanya tersenyum sebagai jawaban. "Jadi kenapa?" tanya Jenata sedikit was-was dengan semua itu. "Cepat!" Jenata sudah tak sabar, menyiapkan hatinya untuk mendengar jawaban ini. Percaya atau tidak itu urusan belakangan yang akan Jebata urus.

"Kau tahu, perusahaan yang kakekmu bangun sekarang atas nama siapa?"

"Setahuku diambil alih paman tiriku. Aku tidak tahu menahu lagi tentang itu."

"Kau salah. Atas nama Jayden Alexander sekarang."

Bella melempar sebuah map coklat kedepan Jenata yang kaget mendengar ucapan Bella.

"Mungkin Direkturnya sekarang pamanmu. Tapi perusahaan itu terdaftar atas nama Jayden Alexander. Dengan 52% saham jika digabung dengan miliki dengan Tn. Jem." jelas Bella.

"Tidak mungkin..."

"Semuanya bisa menjadi mungkin." Bella menarik nafasnya kasar. "Jangan bertanya kenapa aku membantumu, nasib kita sama tapi diwaktu yang berbeda."

MISS JENATA [Revisi Lagi]Where stories live. Discover now