48 : Jadi?

5K 246 15
                                    

.....

—Seminggu Kemudian—

Jenata bangun dari tidurnya, sudah seminggu lebih Jayden tak pulang dan sudah 3 hari Jayden tak ada kabar.

Jenata berlari ke kamar mandi setelah rasa mual menghampirinya lagi. Setelah selesai dengan rasa mualnya Jenata menatap dirinya dicermin yang terlihat sangat berantakan.

Lalu ponsel Jenata berdering, ada panggilan masuk dari Bir, Jenata buru-buru menjawabnya.

"Jenata! Tebak aku dimana?" semangat Bir dari seberang telpon.

Jenata memutar bola matanya malas, "Dimana?" tanya Jenata.

"Bandara, hei ayo jemput aku, kasian tak ada yang menjemputku." ucap Bir dengan sedih.

"Baikhlah 1jam lagi aku akan sampai. Kita sarapan bersama." ucap Jenata.

"Oke! Aku akan menunggu satu jam lagi."

Jenata memutus sambungan telponnya dan bergegas mandi.

Sekali lagi Jenata menatap tubuhnya yang sudah toples dicermin, perutnya yang sudah sedikit membesar padahal baru jalan 5 minggu.

Jenata bergegas mandi agar Bir tak menunggu lama, setelah mandi Jenata berpakaian dan tak lupa membawa tasnya dan langsung turun.

Jenata menunggu taxi, lalu tak beberapa saat taxi berhenti didepan Jenata, Jenata buru-buru naik dan mengatakan tujuannyan. Di taxi Jenata hanya memikirkan Jayden yang tiba-tiba menghilang beberapa hari. Yang tiba-tiba tak ada kabar, bahkan saat Jenata mencoba menelpon Algar ponsel Algar pun ikut tidak aktif.

Jenata menatap keluar jendela, sudah lama ia tak melihat langit, sudah lama tak menghirup udara segar karena selama beberapa hari ini hanya Daren yang membelikan apa yang ia butuhkan, bahkan Jenata tak berniat keluar rumah sampai Jayden datang tapi karena ini Bir, Jenata tak bisa mengabaikannya begitu saja.

Sesampainya di bandara Jenata berusaha mencari keberadaan Bir, sungguh Jenata menyesal tidak menyuruh Bir keluar dari bandara dan menunggunys diluar.

Jenata masih mencari Bir sampai terus berusaha menelepon pria itu. Tapi nihil Bir tak menjawabnya, akhirnya Jenata mencari-cari di kedatangan tak sengaja Jenata melihat Algar, tapi, saat Jenata ingin menghampiri Algar ada tangan yang menahannya tangan Bir yang tersenyum ceria.

"Aku mencarimu." ucap Bir dihiasi senyuman, sambil menahan Jenata untuk tidak berbalik karena dibelakang Jenata sekarang Jayden sedang bergandengan dengan seorang gadis yang tidak Bir kenal.

Saat Jenata hendak berbalik karena masih penasaran dengan keberadaannya Algar, Bir buru-buru memeluk Jenata dengan erat.

"Sungguh aku—" Bir berusaha keras sampai ketiga orang itu benar-benar pergi.

"Oke, ayo antar aku kehotel terbaik." lanjut Bir, melepas pelukanya, Jenata berbalik Algar sudah tak ada dan Jenata memilih mengikuti Bir yang tentu mengambil arah berlawanan dari Jayden.

Mereka berjalan kaki dipinggiran jalan karena Bir menolak memanggil taxi, karena ingin naik bis. Lucu bukan?

"Jika tahu begini sungguh aku menyesal menjemputmu." ucap Jenata yang kesal karena jarak halte bis cukup jauh.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang