40. Save Me

907 128 32
                                    

Ding.. dong.. ding.. dong

Lalisa melirik jam di ponselnya. Ia mengernyit dahi saat sadar bel apartemennya berbunyi sekitar pukul 1 malam lewat 15 menit. Seingat Lalisa, Haruto yang izin pergi ke toko musik sudah pulang dari jam 11 lalu. Lantas siapa yang datang tengah malam begini, itu membuat Lalisa penasaran. Ia pun berjalan keluar kamarnya. Ternyata bukan hanya dia yang terbangun karena bunyi bel itu. Ibunya, Hee Sun, bahkan sudah berjalan mendekat ke arah pintu.

"Eomma, biar aku saja." Tahan Lalisa dengan suara berbisik saat sang ibu hendak membuka pintu tersebut.

Hee Sun pun mengambil langkah mundur dan membiarkan Lalisa yang mengecek tamu tersebut lewat monitor pintu.

"Namjoon oppa?" Ujar Lalisa setengah terkejut.

Buru-buru Lalisa membuka pintu saat mendapati sosok Namjoon yang terlihat kebingungan terpampang di monitor pintu. Saat sadar bahwa Lalisa lah yang membukakan pintu untuknya, Namjoon langsung merengkuh tubuh gadis itu erat-erat. Kemunculan Namjoon yang tiba-tiba bak teka-teki bagi Lalisa. Hatinya bertanya-tanya mengapa tubuh Namjoon bergetar hebat. Di tambah lagi selang beberapa detik kemudian, kekasihnya itu mulai terisak pelan.

"Op.. oppa, apa yang terjadi?" Tanya Lalisa khawatir, "Mengapa kau menangis?"

 oppa, apa yang terjadi?" Tanya Lalisa khawatir, "Mengapa kau menangis?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namjoon tak menjawab. Kemampuannya untuk berkata-kata kini tercekat oleh airmata yang telah lama ia bendung. Melihat penampilan Namjoon yang datang hanya menggunakan topi merah dan kaos tangan panjang, membuat Lalisa berspekulasi bahwa Namjoon sepertinya meninggalkan rumah dalam keadaan terburu-buru. Lalisa tak bisa mempercayai pemandangan yang baru saja ia lihat. Namjoon terlihat begitu lemah. Menangis bak anak kecil yang kehilangan arah.

Hee Sun yang juga turut merasa khawatir akhirnya mendekati Namjoon juga.

"Masuklah dulu, nak." Kata Hee Sun sambil membimbing Namjoon untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Lisa-ya, temani Namjoon. Sementara eomma akan membuatkan minuman hangat untuknya."

"Nee, eomma."

Saat Hee Sun beranjak menuju dapur, Lalisa kembali terpusat pada Namjoon yang masih juga belum mengatakan apa-apa. Apapun itu yang membuat Namjoon seperti ini, pastinya sesuatu yang menyakitkan. Ditangkupnya pipi basah namja itu bermaksud menghilangkan sisa-sisa airmata.

"Oppa... Kumohon bicaralah, agar aku mengerti." Bujuk Lalisa lirih.

"Mi.. miyanhae.." meski dengan parau Namjoon akhirnya bersuara.

Sayangnya itu tak menjelaskan apapun. Permintaan maaf tak beralasan itu justru membuat Lalisa semakin tak mengerti. Di tenga suasana yang membingungkan itu, tiba-tiba Hee Sun datang dengan secangkir teh hangat di tangannya.

"Minumlah, Joon-ie." Ujar Hee Sun sambil menyodorkan teh itu ke arah Namjoon.

"Ka.. kamsahamnida, eomma." Dengan jemari gemetar Namjoon meraih teh buatan Hee Sun tersebut.

BURN THE STAGE (BTS)Where stories live. Discover now