17. Serendipity pt. 3

1.5K 226 51
                                    

Seokjin POV

"Apakah anda memiliki hubungan dengan Jo Hyun Oenni?"

Aku hanya mampu tertegun saat mendengar pertanyaan Lalisa. Sungguh aku ingin mengatakan dengan lantang pada dunia bahwa Jo Hyun adalah cintaku satu-satunya di dunia ini. Namun, aku hanyalah seorang pecundang yang bahkan tidak punya daya untuk menentukan jalan hidupku sendiri. Hingga akhirnya aku harus merelakan Jo Hyun meski hatiku menolak.

"Semalam, Yoongi menggila saat tahu bahwa anda masih menyimpan foto noonanya. Tak satupun benda di dekatnya luput untuk dihancurkan. Saya menyesal memberitahunya setelah menyaksikan langsung efeknya akan seburuk itu. Beruntung dia tidak sampai melukai dirinya sendiri. Tapi tetap saja, dia benar-benar kacau."

Entah apa alasan Lalisa menyampaikan itu padaku. Tapi aku bersyukur, melalui dia aku tetap bisa mengetahui kabar Yoongi. Meskipun itu semakin menambah rasa bersalahku. Yoongi masih tidak baik-baik saja. Dan itu semua karena aku.

Yoongi... Mati di tangannya pun aku rela. Aku telah merusak semua. Kebanggaannya, cintanya dan juga orang tersayangnya. Seluruh luka di tubuhku ini takkan pernah sebanding dengan luka di hati Yoongi. Andai aku memiliki nyali dan kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Bahwa akhir seperti ini bukanlah yang kuinginkan. Dinding penghalang itu terlalu kokoh dan tinggi. Aku terlalu takut untuk melampauinya.

"Akh.. maafkan kelancangan saya karena menanyakan hal ini" Kata Lalisa sambil berdiri.

Ia sepertinya sudah menyerah untuk membuatku buka mulut. Maafkan aku, Lalisa. Bukan aku tak ingin mengatakan apapun. Sungguh di kepalaku ini menumpuk semua hal yang ingin aku suarakan. Sehingga semua orang bisa mengerti alasanku menjadi seorang bajingan. 

Gadis itu kemudian membungkukkan tubuhnya, "Saya permisi dulu, sonsengnim."

Saat membuka knop pintu, ia berhenti sejenak untuk membalikkan badannya dan menatap ke arahku lagi.

"Sonsengnim, melihat anda masih menyimpan dan membawa foto itu kemanapun membuat saya berpikir itu pasti sangat penting untuk Anda. Terlebih di foto itu anda terlihat sangat bahagia."

Akhirnya ia keluar meninggalkanku seorang diri di dalam ruang kesehatan. Dengan tertatih aku berjalan mendekati pintu untuk memutar kuncinya. Tidak boleh ada orang lain lagi yang mengetahui keadaanku saat ini.

Kusandarkan bahuku pada pintu itu. Terduduk sambil otakku mengulang kata-kata terakhir yang diucapkan Lalisa barusan. Airmata yang sedari tadi kubendung akhirnya tumpah juga. Aku menangis tanpa suara.

"Aku merindukanmu Jo Hyun. Aku tahu aku tak pantas, tapi aku ingin melihatmu lagi. Ini sangat menyiksaku. Bagaimana aku bisa lepas dari semua jeratan ini?"

Seokjin POV End

***

"Lisa-ya!!" Seru Jungkook setengah berlari saat menghampiri Lalisa yang baru keluar dari ruang kesehatan.

"Annyeong, Jungkook." Balas Lalisa

"Kau sakit?" Tanya Jungkook sembari berjalan mengikuti langkah Lalisa.

"Aniya."

"Lalu, untuk apa kau ke ruang kesehatan?"

"Menumpang tidur, hehehe." Ujar Lalisa berbohong.

"Tidur? Aneh... Rasanya tidak masuk akal. kau cuma 10 menit di dalam sana. Aku kan sudah mengikutimu dari sejak kau keluar dari ruang latihanmu." Batin Jungkook.

Lalisa merasa Jungkook tidak perlu mengetahui keadaan Seokjin karena itu bukan urusannya. Makanya Lalisa berbohong.

"Bagaimana persiapan timmu? Apakah berjalan dengan lancar?" Tanya Lalisa mengubah arah pembicaraan.

BURN THE STAGE (BTS)Where stories live. Discover now