49. Singularity

649 94 46
                                    

Khayalan yang menyiksaku masih sama
Apakah aku kehilangan diriku?
Atau apakah aku mendapatmu?
...
Haruskah tak ku buang diriku?
Katakan padaku jika penderitaan ini palsu
Apa yang harus kulakukan kemudian?
_SINGULARITY_

☘️☘️☘️

Sebagaimana permintaan RM di telepon tadi, Lemon akhirnya mendatangi apartemen pria itu. Lebih 10 menit dari waktu yang diminta. Meski begitu, ia rasa RM takkan mempermasalahkannya.

RM langsung membukakan pintu hanya dalam waktu beberapa detik setelah Lemon menekan bel apartemennya. Saat RM menyambut kedatangan Lemon, tercium bau alkohol yang sangat menyengat berasal dari tubuh pria itu. Bahasa tubuh RM nampak menunjukkan jika situasi hatinya tengah kacau. Rambut yang berantakan, kemeja yang tak terkancing sebagian juga wajah yang merah padam.

“Kau memintaku datang untuk melihatmu hangover seperti ini?” tanya Lemon sembari mendengus kesal.

"Masuklah dulu." Pinta RM sebelum lanjut menjelaskan tujuan dari pertemuan dadakan hari ini.

Lemon pun menurut. Usai membuka dan menggantung jas bulunya, ia duduk di sofa panjang berlapis beludru merah yang berada di ruang tamu.

RM mengikutinya dari belakang kemudian duduk tepat di samping Lemon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RM mengikutinya dari belakang kemudian duduk tepat di samping Lemon. Di saat yang bersamaan ia menyerahkan secarik kertas yang sudah tak jelas bentuknya.

Read it.” singkat RM.

Lemon tertawa kecil sambil berdecih usai membaca tulisan yang tertera di kertas itu. Tak sedikit pun terkejut sebab sejak awal ia tahu hal ini akan terjadi cepat atau lambat.

I told you, RM. Sulit untuk memiliki keduanya. Ini adalah buah dari keserakahanmu.” kata Lemon sarkas, “Seandainya kau tak berada di antara mereka, mungkin semuanya takkan serumit ini. Bahkan menjadi lebih mudah jika mereka bersama.”

Ya. RM melanggar rencananya sendiri. Sebab jatuh cinta bukan bagian dari rencana itu. Namun, ia terlanjur jatuh pada sesuatu yang membuatnya sulit untuk bangkit. Lalu berpasrah diri tenggelam dalam perasaan itu. Terjebak dalam egonya.

"Aku memintamu kesini untuk membantuku mencari jalan keluar. Bukan malah menyalahkanku, Lemon.” keluh RM sambil mengusak wajahnya sendiri dengan gemas.

“Lantas apa yang bisa kulakukan? Kau tahu kan, seberapa keras kepalanya Si Pucat itu? Terlebih dia telah membuangku. Itu berarti ada kemungkinan jika aku tak lagi berpengaruh dalam kehidupannya.”

“Pasti ada cara untuk membuatnya kembali. Bagaimanapun aku tak boleh kehilangan keduanya. Ini sudah setengah jalan.”

Dalam hati diam-diam Lemon mengutuk partnernya itu. Yang masih saja keras kepala bertahan pada keserakahan. Padahal sebelumnya, tak ada satupun yang mampu membuat hati pria ambisius itu bertekuk lutut hingga rela diperbudak oleh perasaan cintanya. RM bagai dinding beton yang sangat tebal dan tinggi. Sulit ditembus atau dilewati. Kini, seberapa keras Lemon berusaha memberi peringatan tentang pilihan RM, pria itu tetap saja menutup mata dari kenyataan bahwa yang ia dapatkan saat ini bernilai semu. Memaksakan perasaan padahal ia tau hanya bertepuk sebelah tangan. RM telah dibutakan seluruhnya.

BURN THE STAGE (BTS)Where stories live. Discover now