58. Hold Me Tight

846 58 32
                                    

Setelah 2 jam melakukan kesaksian di kantor polisi, Lalisa, Taehyung dan Seokjin akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Sama seperti keberangkatan, mereka kembali ke kampus menggunakan mobil kampus. Tak ada yang mereka perbincangkan sepanjang perjalanan. Terlalu sibuk berkecamuk pikiran masing-masing.

Taehyung melirik ke arah kaca spion tengah. Mengecek bagaimana kondisi hyungnya yang duduk di samping supir. Nampak lelah. Tekanan yang ia dapatkan hari ini begitu banyak. Konser yang terpaksa batal, juga tindakan kriminal Jungkook yang merusak citra kampus dan agensi. Kerugian sudah tak terhitung. Sudah pasti bukan hari ini saja Seokjin berurusan dengan pihak kepolisian atau media. Namun, yang membuat Taehyung semakin khawatir adalah tak ada keluhan sedikitpun yang keluar dari mulut hyungnya itu. Seperti biasa, Seokjin menahannya. Bukan karena ingin, melainkan tak pernah diperbolehkan untuk bersikap lemah.

"Hyung, daechu tea?" Ujar Taehyung sambil menyodorkan sebotol teh kemasan olahan jojoba yang sempat ia pesan selama pemeriksaan berlangsung.

"Gomawoo." Jawab Seokjin.

Tanpa melirik ke arah Taehyung, ia meraih Daechu Tea dengan tangan kanannya. Meski begitu, Taehyung lega sebab Seokjin menerima perhatian kecil darinya.

"Kau juga mau?" Kali ini Taehyung beralih pada Lalisa yang duduk di sebelahnya dan sejak tadi membuang pandangan ke arah jalan.

"No, thanks." Tolak Lalisa cepat. Sama seperti Seokjin, tak melirik ke arah Taehyung sedikitpun.

Menanggapi penolakan itu, Taehyung hanya bisa menghela nafas. Daechu Tea yang semula ditawarkan pada Lalisa akhirnya ia sendiri yang meminumnya.

Usai perbincangan singkat tersebut, suasana di dalam mobil kembali hening. Bahkan hingga mereka tiba di kampus sekitar 30 menit kemudian.

Sesampainya mereka di kampus, Taehyung sengaja berjalan di belakang Lalisa. Tentu saja agar ia leluasa memandangi gadis itu dari belakang. Diam-diam berandai Lalisa akan memalingkan wajah ke arahnya, dan menawarkan untuk melangkah berdampingan. Sebab, tak mungkin Taehyung yang memintanya terlebih dahulu. Ia sudah berjanji takkan menuntut apapun dari Lalisa. Termasuk hal sesederhana itu.

Tiba-tiba Taehyung menyadari langkah Lalisa mulai tak stabil. Dengan sigap ia mempercepat langkahnya dan beruntung ia tepat waktu. Sebab, saat Lalisa mulai oleng dan hampir saja terjatuh, Taehyung dengan sigap menangkap tubuhnya dari belakang.

"Biar kuantar ke ruang kesehatan. Kau nampak pucat." Tawar Taehyung sedikit ragu.

Kali ini Lalisa tak menolak meski hanya menjawab dengan anggukan lemah. Karena itu Taehyung merasa lega. Bahkan Lalisa nampak tak keberatan saat Taehyung memapah dengan merangkul pundaknya.

Di ruang kesehatan, ketika Taehyung membimbing Lalisa untuk naik ke ranjang dan duduk bersandar, manik Lalisa masih menerawang entah kemana. Tak berubah sejak keluar dari kantor polisi tadi. Namun Taehyung tak berani bertanya. Ia tahu Lalisa masih sangat shock dengan semua yang terjadi saat ini. Ia hanya bisa menunggu sampai gadis itu benar-benar siap untuk bercerita kepadanya.

"Jungkook." Dengan lirih Lalisa akhirnya bersuara , "Bagaimana bisa dia..."

Lalisa tak sanggup meneruskan kalimatnya. Seakan tenggorokannya tercekat. Entah kenapa, sulit baginya menerima kenyataan bahwa pria yang semalam bersamanya kini menyandang predikat sebagai seorang pembunuh. Meskipun jika mengingat perbuatan Jungkook padanya, seharusnya ia tak perlu kaget.

"Kau bahkan sudah melihat rekaman CCTV nya, Lis." Tegas Taehyung. Jujur, ia sedikit kecewa karena kata-kata yang Lalisa ucapkan pertama kali adalah lelaki bajingan itu.

BURN THE STAGE (BTS)Место, где живут истории. Откройте их для себя