Part 7 : Sorry (Sudah revisi)

Start from the beginning
                                    

Gavin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hah apa? gue cemburu? sama lo? dih nggak sudi!"

Bukannya marah Givea justru malah tertawa. Menurutnya Gavin sangat lucu jika sedang mengelak seperti ini.

"Terus kenapa coba?" tanya Givea sengaja memojokkan Gavin.

"Y-ya ga boleh aja, cewek sama cowok berduaan di UKS itu nggak baik! Apalagi disini banyak setannya," jawab Gavin asal. Kenapa tiba-tiba Gavin aneh begini?

"Pinter banget alesan. Ngaku aja deh kak. Kak Gavin tadi mau njenguk aku kan?" tanya Givea sekali lagi.

Gavin menghembuskan napasnya kasar, lalu membuang muka ke arah lain. "Iya-iya, puas lo?" balasnya ketus, tapi Givea suka demgan pengakuannya.

Givea tersenyum mesem. "Puas kak, puas banget malahan!"

"Sinting lo."

"Biarkan aku sinting, karena hatiku cuman ada dirimu oohh..."

Gavin bergidik melihat Givea bernyanyi mendramatis.

"Beneran sinting nih cewek," gumamnya pelan.

"Hehehe, dikit."

"Sorry buat yang tadi," ucap Gavin spontan membuat Givea menatapnya bingung.

"Hah?" Givea masih belum paham. Emang dasar otaknya suka lemot.

"Udah bikin lo pingsan dan nggak tanggungjawab. Sorry gue emang nggak sengaja lempar bola itu!"

"Oohh, gapapa kok kak sans aja. Kalo bisa besok lakuin lagi ya, biar kakak temuin aku setiap hari!"

"Gila lo!"

"Givea!" panggil seseorang membuat mereka berdua menoleh dan mendapati Rizal sedang berdiri di belakang Givea.

"Rizal?" beo Givea.

Gavin yang melihat itu pun memutar bola matanya jengah, dia memang kurang suka dengan kehadiran Rizal si murid baru yang sok tampan itu. Sejak insiden Rizal membopong tubuh Givea tadi, Gavin jadi kesal sendiri jika mengingatnya.

"Gue pulang!" ujar Gavin tiba-tiba membuat Givea membelalak.

"Eh kak jangan! Aku ikut pulang bareng ya?" pinta Givea memelas.

"Bareng cowok itu aja!" ujar Gavin mengarahkan dagunya ke arah Rizal lalu pergi meninggalkan Givea begitu saja.

"Bareng gue aja Giv?" tawar Rizal.

"Nggak deh Zal, gue mau bareng kak Gavin aja," tolaknya halus.

Givea langsung berlari mengejar Gavin yang sudah mulai menjauh, meninggalkan Rizal yang masih berdiri di tempatnya sembari menatap punggung Givea dengan pandangan rumit.

*****

"Kak tungguin dong! Ya ampun cepet banget jalannya kayak kancil," gerutu Givea yang mengekor di belakang Gavin.

"Siapa suruh ngikutin gue," balas Gavin acuh.

"Ish kan aku mau pulang bareng, gimana sih," cibir Givea pelan namun masih bisa di dengar oleh Gavin.

"Gue banyak urusan," balas Gavin malas.

"Kak pliss jangan gini dong. Sekali aja, yayaya?" pinta Givea merengek-rengek.

Gavin menghembuskan napas kasar. "Ck, bukan sekali lo mah. Tapi berkali-kali," cibirnya membuat Givea nyengir lebar.

"Gue mau langsung pulang. Ada hal penting yang harus gue urus di rumah. Jadi kali ini aja jangan ikutin gue!" perintah Gavin mutlak membuat Givea mengangguk pasrah. Gavin pun berlalu pergi ke parkiran.

Tenang saja Givea hari ini akan meminta jemputan Gilang, jadi jika Gavin ada urusan ia tak jadi nebeng juga gapapa.

Givea mendaratkan pantatnya di halte depan sekolah.

"Eh bentar-bentar, tadi kak Gavin bilang sorry sama gue, itu artinya dia ngerasa bersalah kan?" gumam Givea berpikir. "AAA MIMPI APA GUE SEMALEM?!" teriaknya refleks.

"Astaga Givea Isabella, ratu Isabella di dunia nyata, kenapa lo teriak-teriak sih?" tanya Dinda menghampiri Givea.

"Dia Isabella lambang cinta dan- hmptth-" Dinda langsung membungkam mulut Farah yang ingin mulai bernyanyi.

"Gausah nyanyi disini! malu diliat orang banyak, ntar aja di rumah sonoh nyanyi sepuasnya sampe pita suara lo jebol!" suruh Dinda membuat Farah mendelik sebal.

"Apasih Din, sirik aja lu ah," Farah memalingkan wajahnya.

"Siapa yang sirik sih anjing! Suara lo jelek!" balas Dinda ngegas.

"Bodo. Emang kenapa sih Din? PMS lo, marah-marah mulu dari tadi?" tanya
Farah penasaran.

"Nggak!"

"Udah-udah gausah bertengkar. Kalian mau denger cerita yang baru ngehits dari gue nggak?" tanya Givea menaik turunkan alisnya.

"Cerita ngehits apaan? palingan cuma bahas makanan," balas Farah acuh.

"No no! paling tentang Gavin, iya kan?" sahut Dinda menebak.

"Yes true banget Din. Tebakan lo bener seratus persen," balas Givea sembari tertawa.

"Terus-terus ceritanya gimana?" tanya Farah mulai kepo.

"Gini guys tadi kak Gavin nyamperin gue ke UKS, Terus dia minta maaf sama gue, karena ga sengaja ngelempar bola volinya sampe kena gue katanya!" jelas Givea panjang lebar membuat mereka menganga lebar.

"HAH?" kaget Farah tak santai, membuat semua siswa yang lewat beralih menatap dirinya.

"Suara woy dikondisikan," sindir Givea.

"Sorry-sorry kelepasan hehe." Farah menepuk-nepuk mulutnya sendiri. Memang selalu begitu!

"Demi apa lo Giv?" Dinda menatap Givea tak percaya.

"Demi setan," balas Givea kesal membuat mereka menahan tawanya.

"Gue ga bohong guys. Akhh rasanya tuh bener-bener meninggoy. Mimpi apa sih gue semalem," ujar Givea senyam-senyum sembari menerawang.

"Tuh cowok kesambet apaan ya?" heran Farah.

"Kesambet dedemit kali Far," balas Dinda menimpal.

"Kayaknya dia emang udah suka sama lo deh Giv. Menurut gue sih," ujar Farah tiba-tiba membuat Givea tambah salting.

"Woy jangan bikin baper anak orang! mau tanggung jawab lo?" tanya Dinda pada Farah. Farah menampakkan cengiran khasnya.

Givea kembali menormalkan ekspresinya yang semula salting, bahkan sekarang ekspresi Givea berubah menjadi sendu.

"Tapi nggak mungkin kayaknya kak Gavin bisa suka sama cewek kayak gue, dia kan selama ini benci banget sama gue," ujar Givea sadar sembari tersenyum simpul. Sementara Farah dan Dinda saling berpandangan.

****

Jangan lupa Voment💛

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Where stories live. Discover now