Part 26: Pasukan Allurgha dan Ujian Ular

794 21 6
                                    

"Grraaaaarrrrrr.......!!" terdengar lagi bunyi suara binatang seperti suara geraman binatang.

"Drappp....draappp....drappp...draappp...!!!" terdengar bunyi derap langkah seekor binatang mendekati ke arah Giri.

Giri menengok ke arah sumber bunyi lolongan dan derap langkah binatang yang terdengar.

Dari kejauhan tampak dua sosok bayangan bergerak cukup cepat menuju tempat Giri berada.

Setelah dua sosok bayangan itu tiba di hadapan Giri, Giri merasa terkejut bukan main melihat dua sosok bayangan yang datang itu.

Ternyata, dua sosok bayangan itu adalah seorang manusia berpakaian dengan baju terbuat dari bahan kulit binatang dengan memakai kalung dengan taring binatang buas.

Orang itu berbadan pendek kerdil dengan tinggi tidak lebih dari 1,4 meter. Wajahnya telah berkeriput, berjenggot panjang dan berambut keriting panjang. Yang menarik jenggot dan rambutnya berwarna merah.

Dia membawa tongkat kayu seperti gada dengan ujungnya terikat sebuah batu bulat berwarna merah. Sepertinya benda ini adalah senjatanya.

Hal yang membuat ngeri hati Giri adalah orang yang baru datang itu sedang duduk menunggang seekor binatang besar yang berjalan merayap di atas tanah.

Binatang itu seperti komodo besar dengan panjang dari moncongnya sampai ujung ekornya sekitar lima meter.
Binatang itu mempunyai dua tanduk didahinya dan ketika menggeram terlihat gigi taringnya cukup panjang dan tajam. Lidahnya yang panjang sesekali keluar dari sela sela gigi taringnya dan terdengar bunyi mendesis.

"Ssshhhh.........ssshhhh......!" Binatang komodo besar itu mendesis desis ketika lidahnya yang panjang keluar dari mulutnya.

Dua sosok bayangan itu sebentar saja sudah sampai di depan Giri, Vitruka dan Vitraka.

"Grrrraaaahhhhhh.....!!!" Tiba tiba orang kerdil berambut merah keriting itu berteriak keras mengagetkan hati Giri.

Orang kerdil itu sepertinya marah kepada Giri karena dia menunjuk nunjuk ke arah Giri dengan senjatanya.

"Sruggghh....sruughhhh, srugghhhh....sruuggghh!!" terdengar suara langkah binatang komodo besar itu ketika orang kerdil bersama binatang komodo besar itu bergerak maju sangat cepat ke arah Giri untuk menyerang Giri.

Giri yang melihat orang kerdil dan komodo besar itu bergerak cepat ke arahnya dan sepertinya akan menyerangnya menjadi tambah terkejut dan bersiap siap membela dirinya.

"Graaaahhhhh......!!" Orang kerdil itu melompat cepat ke arah Giri dan memukulkan tongkat dengan kepala batu merahnya ke arah wajah Giri.

"Wuuuuukkkkkhhh.....!" Angin berhembus keras ketika tongkat itu bergerak secepat kilat ke wajah Giri. Jika tongkat kepala batu itu mengenai kepala Giri mungkin dapat memecahkan tempurung kepala Giri.

"Blaaaagggggghhh.....!!" Tongkat kepala batu terpental dan tidak mengenai kepala Giri karena ternyata Vitruka dengan cepat menangkis tongkat itu dengan tangannya.

Hantaman keras tongkat kepala batu itu dapat terpental balik oleh tangan Vitruka yang telah dialiri energi tenaga dalam yang sangat kuat.

Orang kerdil berjenggot warna merah itu ikut terdorong kebelakang ketika tongkat berkepala batunya terpental karena ditangkis telapak tangan Vitruka.

Orang kerdil itu berteriak marah karena ada yang melawan serangannya.
"Graaaahhhh....graahhh!!" Si orang kerdil berteriak keras seperti menggeram.

Mendengar teriakan orang kerdil itu...bintang komodo besar itu tiba tiba bergerak sangat cepat kearah Giri dan dalam waktu tiga detik saja sudah berada dihadapan Giri dan dengan cepat sekali binatang itu menggerakkan kepalanya untuk memakan kepala Giri.

Pengemis Dan Anak LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang