Part 28: Dewan Tetua Kaum Satya

555 27 7
                                    

Viyasha melangkah masuk kedalam gedung bulat tempat Dewan Tetua kaum Satya.  Para penjaga gedung Dewan Tetua tidak ada yang berani mencegah atau menghalangi Viyasha.

Dewan Tetua terdiri dari enam orang kaum Satya yang mempunyai kesaktian yang mumpuni dan telah berusia lanjut.
Ketua dari Dewan Tetua yaitu Gorda yang telah berusia lebih dari duaratus tahun. Lirzhi, istri Viyasha merupakan salah satu pelayan dari Gorda.

Kedatangan Viyasha di gedung bundar Dewan Tetua telah diketahui penghuni gedung.

Sepertinya kedatangan Viyasha sudah diantisipasi Dewan Tetua, terlihat ke enam Dewan Tetua sudah berkumpul di tengah ruangan semacam aula yang luas dalam gedung berbentuk bulat itu.

Keenam orang Dewan Tetua masing masing duduk di kursi besar yang terbuat dari batu pualam berwarna putih dengan corak garis garis berwarna coklat.

Dewan Tetua memakai jubah panjang berwarna putih dengan dihiasi motif simbol kaum satya yaitu simbol kepala serigala.

Sepertinya serigala merupakan hewan yang dianggap istimewa oleh kaum Satya.

Gorda yang merupakan ketua dari Dewan Tetua mempunyai sifat yang licik dan culas.

Sudah lama Gorda ingin menjatuhkan kepemimpinan Viyasha atas kaumnya dan Gorda ingin menggantikan Viyasha menjadi Pemimpin Kaum Satya.

Sejak lama, biasanya jabatan Pemimpin Kaum Satya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya dalam garis keturunan langsung dari Raja Valdara.

Dengan demikian, cukup sulit bagi Gorda yang bukan keturunan langsung dari Raja Valdara untuk menjadi Pemimpin Kaum Satya.

Oleh karena itu, berbagai cara dan upaya dilakukan Gorda untuk menjatuhkan reputasi Viyasha dengan harapan dapat menggantikan jabatan Pemimpin kaum Satya yang saat ini dimiliki Viyasha.

Kesempatan untuk Gorda datang ketika Viyasha melanggar peraturan leluhur dengan mengunjungi dunia permukaan bumi, Mengetahui Viyasha melanggar peraturan leluhur kaum Satya, Gorda langsung menggalang dukungan dari semua orang untuk memberi hukuman kepada Viyasha.

Karena mengunjungi dunia permukaan bumi adalah pelanggaran berat peraturan leluhur kaum Satya, maka sebagian besar masyarakat yang dipimpin Dewan Tetua sepakat untuk menjatuhkan hukuman penjara selama tiga puluh tahun atas Viyasha.

Dengan jatuhnya keputusan pemberian hukuman penjara tiga puluh tahun terhadap Viyasha maka jabatan Pemimpin kaum Satya dicabut dari Viyasha. Karena dengan menjalani hukuman penjara selama itu, tidak mungkin seseorang dapat menjalankan tugas sebagai Pemimpin kaum dengan baik.

Dengan dicabutnya jabatan Pemimpin kaum dari Viyasha maka kekuasaan kepemimpinan kaum Satya berada di Dewan Tetua sebagai organisasi paling dihormati di kaum Satya.

Karena Dewan Tetua diketuai oleh Gorda, maka otomatis kekuasaan penuh atas kaum Satya berada di tangan Gorda.

Gorda yang diam diam merasa iri hati dengan kesaktian Viyasha, merasa kesal dan marah ketika mengetahui pelayannya yang bernama Lirzhi itu diam diam menjalin hubungan kasih dengan Viyasha. 

Kemudian Gorda mendesak semua Dewan Tetua untuk sepakat menjatuhkan hukuman atas Lirzhi karena telah melanggar peraturan leluhur yaitu berhubungan intim dengan seorang yang menjalankan hukuman penjara karena pelanggaran berat seperti Viyasha.

Karena desakan dan paksaan Gorda, maka semua Dewan Tetua sepakat untuk menjatuhkan hukuman cambuk sebanyak 100 kali kepada Lirzhi.

Dewan Tetua sebenarnya hanya ingin menghukum Lirzhi tanpa berniat membunuhnya, tetapi mereka salah perhitungan, karena Lirzhi hanyalah pelayan wanita yang tidak belajar ilmu kesaktian dan tidak pernah melatih energi tenaga dalamnya.

Pengemis Dan Anak LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang