Part 10: Prinsip Pohon bambu

3.3K 64 5
                                    

Para pesilat lain yang mengepung Sena dan Anindya sepertinya sudah bosan melihat tingkah laku si pegulat berbadan gendut.
Pesilat berbaju dan berikat kepala kuning yang mempunyai julukan "Tangan Besi Laut Utara" lalu mendekati Sena dan ia kembali berkata kepada Sena, "Hmm, adik kecil, semua orang disini menginginkan bola pelangi milikmu itu, dan tidak semua orang disini meminta bola itu dengan baik baik jadi sebaiknya kamu berikan bola itu ke kami supaya kamu dan adik perempuanmu itu bisa selamat tanpa ada gangguan lagi."

Mendengar ucapan si "Tangan Besi", Sena dan Anindya saling berpandangan satu sama lain, kemudian Sena menjawab sambil mengarahkan tangannya kearah Anindya: "Adinda ini bukan adikku tapi temanku!"
Anindya hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Sena.
Sena kemudian terdiam sejenak sambil berpikir keras untuk mencari jalan keluar dari situasi yang dihadapinya ini.
Dia memperhatikan para pesilat yang mengepungnya satu persatu. Selain si gendut dan si Tangan Besi masih ada tiga orang lagi yang hadir.
Tiga orang ini juga sepertinya tidak bisa dianggap remeh karena dari sinar pandangan matanya yang tajam dapat diduga mereka mempunyai tenaga dalam yang lumayan kuat.
Sena tidak takut melawan lima orang pesilat ini tapi dengan kehadiran Anindya disisinya membuat dia khawatir keselamatan Anindya, apalagi setelah Anindya yang secara konsisten membelanya dan telah mempermalukan si pegulat gendut yang tidak dapat menangkap Anindya.

Sena memang berperasaan yang halus dan tidak merasa tega jika ada orang lain yang menderita karenanya apalagi dalam dasar hatinya Sena merasa tertarik kepada Anindya dari sejak awal ia melihatnya di gunung galunggung.
Akhirnya setelah berpikir demikian, akhirnya sena mengeluarkan bola pelangi miliknya dari kantong pakaiannya lalu dia berkata: "Bola pelangi ini aku serahkan kepada kalian tapi jangan ganggu lagi aku dan temanku ini!!"
Lima orang pesilat yang mengepung Sena langsung bersiap siap mengambil bola pelangi yang dipegang Sena. Mereka sadar untuk merebut bola pelangi ditangan sena berarti harus dapat mengalahkan pesilat lain yang hadir ditempat itu yang juga menginginkan bola itu.
Tapi tiba-tiba bola pelangi ditangan Sena diambil oleh Anindya dengan cepat dan Anindya langsung berkata: "Kaka Sena, jangan memberikan bola pelangi ke mereka ataupun kesiapapun!!'

Sena terkejut melihat dalam sekejap, bola pelanginya telah dipegang oleh Anindya.
Anindya kemudian berbisik kepada Sena: "Kaka, jangan sembarangan memberikan bola ini kesiapa pun, kalaupun kaka mau memberikan bola ini, berikan kepada bibi Sekar, Bibi Sekar lebih membutuhkan bola ini dibanding siapapun didunia ini!"
Sebenarnya Sena bermaksud untuk melindungi Anindya dengan memberikan bola pelangi kepara pesilat yang mengepungnya, tapi kembali lagi Anindya berbuat diluar dugaan Sena.

Para pesilat yang dari tadi hanya menunggu dan melihat saja kini sudah tidak dapat menahan sabar lagi, secara serentak mereka bergerak dengan secepat mungkin setengah berlari kearah Anindya untuk merebut bola pelangi dari tangan Anindya.
Si Tangan Besi bergerak paling cepat kedepan dan tangannya sudah hampir mengenai bola pelangi dari Anindya.
Si Tangan Besi terkejut ketika tangannya hanya menyentuh udara kosong karena Anindya sangat cepat bergerak mundur dengan langkahnya yang aneh.

Langkah aneh Anindya adalah bukan lain ilmu "Langkah Langkah Ajaib" dalam ilmu silat "Tarian Bidadari Bulan".
Berhasil menghindari si Tangan Besi, sudah datang pesilat lain bertubuh tinggi kurus dengan badan dihiasi rajah (tato) motif ular yang tangannya menggapai kearah tangan Anindya yang memegang bola pelangi.
Pesilat dikenal dengan julukan si Ular Berduri karena selain berajah ular, kedua tangannya menggunakan semacam sarung tangan yang berduri-duri tajam dari logam sehingga jika digunakan untuk memukul orang dapat melubangi kulit orang tersebut.
Anindya kembali melompat kesamping sambil badannya berputar seperti gasing sehingga si Ular Berduri gagal merebut bola pelangi dari tangan Anindya.

Tapi Anindya kembali menghadapi dua orang pesilat yang mengejarnya dengan cepat. Mereka berdua menyergap dari sisi kiri dan kanan Anindya sehingga sangat sulit untuk menghindari sergapan dari dua sisi seperti itu.
Anindya secara tiba tiba membungkukkan diri dan berguling diatas tanah kearah depan secara cepat sehingga bisa menghindari sergapan dua pesilat dan ketika berguling, Anindya menendangkan kedua kakinya kearah kaki-kaki kedua pesilat itu.
Alhasil, karena tidak menduga gerakan mendadak Anindya, kaki kaki kedua pesilat yang menyergap Anindya terkena tendangan Anindya.

Pengemis Dan Anak LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang