Part 29: Yalena

566 30 6
                                    

Allozha memperhatikan wajah anak kecil berkulit putih pucat didepannya itu. Anak kecil itu berhidung mancung dengan kedua bola matanya berwarna coklat tua.
Anak kecil pemilik Vitroka itu memang terlihat tampan dengan hidung mancung dan rambut pendek berwarna hitam yang lurus.

Melihat wajah Giri, Allozha seperti teringat akan wajah seseorang yang ia kenal yang wajahnya mirip dengan anak kecil ini.

"Yang Mulia, bolehkah kami menanyakan siapa orang tua Yang Mulia?" tanya Allozha kepada Giri.

Giri memandang pria setengah baya berbadan tinggi kekar dan berjenggot lebat didepannya itu.

"Ibuku bernama Istari, sedangkan ayahku bernama Taruma!" jawab Giri. Sebenarnya dari sejak kecil, Giri belum pernah ketemu ayahnya tapi ibunya pernah memberi tahu nama ayahnya adalah Taruma.

"Hmmmm,....!" Allozha terdiam sejenak dengan kedua matanya melebar seakan akan ia terkejut mendengar penjelasan Giri.

"Taruma? Ayah Yang Mulia bernama Taruma?" tanya Allozha sambil melihat Giri dengan pandangan tajam.

Silopha yang berdiri di samping Allozha ikut terkejut mendengar penjelasan Giri.

Giri melihat Allozha dan Silopha memandangnya dengan wajah sangat terkejut.

"Benar tuan, ibuku pernah berkata padaku, nama ayahku adalah Taruma. Aku sendiri sejak kecil belum pernah bertemu dengan ayahku itu" jawab Giri dengan nada sedih.

Ketika bercerita tentang ibunya, hati Giri kembali menjadi sedih karena kehilangan ibu yang disayanginya itu.

Allozha menoleh kepada Silopha dan sepertinya kedua orang ini mengenal nama ayah Giri itu.

"Maaf Yang Mulia, bolehkah kami mengetahui dimanakah ayahmu saat ini?" tanya Allozha.

"Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya tuan. Saya dari kecil belum pernah bertemu dengan ayah. Ibu saya juga sepertinya tidak mau membicarakan tentang ayahku itu" ucap Giri sambil menundukkan kepalanya karena merasa sedih.

Melihat wajah anak kecil pemilik Vitroka itu menjadi sedih dan menundukkan kepalanya, Allozha merasa kasihan.

"Maaf Yang Mulia, jika kami bertanya tentang orang tua Yang Mulia. Kami bertanya seperti itu, dengan tujuan untuk mengetahui apakah Yang Mulia adalah keturunan dari Raja Valdara atau bukan. Karena Yang Mulia tidak merasa sakit ketika memegang Vitroka yang telah diaktifkan. Sedangkan yang bukan keturunan Raja Valdara akan merasa sakit ketika memegang Vitroka yang telah diaktifkan" kata Allozha.

"Saya hanya manusia biasa yang hidup di permukaan bumi, tuan. Sudah pasti saya bukan keturunan Raja Valdara." kata Giri sambil memasukkan kembali Vitroka ke kantong bajunya.

Ketika Giri memasukkan Vitroka ke kantong bajunya, Allozha melihat sekilas ada benda yang berkilau tersembul dari dalam kantong baju Giri.

Allozha tertarik dengan benda yang berkilau memantulkan cahaya ketika terkena sinar lampu minyak di ruangan itu.

"Maaf Yang Mulia, bolehkah saya melihat benda berkilau di kantong baju Yang Mulia?" tanya Allozha sambil menunjuk benda yang berkilau itu di dalam kantong baju Giri.

Giri memandang Allozha dan ia merasa heran dengan permintaan Allozha. Giri melihat ke dalam kantong bajunya, lalu ia mengambil benda yang mengkilap itu.

Benda mengkilap bersinar dalam kantong baju Giri bukan lain adalah kalung berlian yang diberikan ibunya, Istari sebelum ia meninggal dunia.

Kalung itu terbuat dari tali berbahan khusus dengan kepala kalung dari batu giok hijau berbentuk bintang yang dikelilingi banyak batu berlian kecil. Pantulan sinar cahaya lampu di berlian pada kalung itulah yang membuat kalung itu berkilau terang.

Pengemis Dan Anak LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang