Part 13: Kemampuan Pikiran

2.4K 47 3
                                    

Giri yang tidak mau dipaksa neneknya, berjalan cepat sendirian meninggalkan neneknya yang berjalan dibelakangnya.
Nyonya Saraswati yang menduga cucunya kesal karena dipaksa olehnya, akhirnya dengan sengaja membiarkan cucunya berjalan duluan didepannya sendirian.
Si Nenek Hantu walaupun terlihat seperti berwatak keras tapi dalam hatinya, ia sangat menyayangi cucunya itu.
Giri yang berjalan setengah berlari kemudian dengan cepat meninggalkan neneknya.
Kala itu matahari sudah mulai terbenam, sehingga suasana didalam hutan semakin gelap menyeramkan. Pohon pohon besar dalam hutan, ranting dan daunnya bergerak ditiup angin, menimbulkan kesan didalam kegelapan hutan seperti bayangan hantu malam yang bergoyang goyang.
Giri yang seorang anak pemberani tidak takut dengan kegelapan malam dan tetap terus berjalan didalam hutan kearah keluar hutan.
Giri sepertinya ingin keluar hutan kembali kearah tempat awal ia dan neneknya datang.
Setelah berjalan cukup lama, tiba tiba langkah kaki Giri yang tadinya berjalan dengan cepat menjadi terhenti.
Sepertinya giri melihat sesuatu yang mengherankan dirinya.
Apa yang Giri lihat sehingga langkah kakinya terhenti?
Didepan Giri, ternyata ditengah remang remang kegelapan malam dihutan yang hanya diterangi sinar rembulan tampak ada dua cahaya kecil yang terlihat dimata Giri.
Giri terkejut melihat dua titik cahaya itu, sehingga ia langsung berhenti melangkah.
Giri memperhatikan dua titik cahaya itu dengan seksama, ternyata sinar dua mata itu berasal dari pantulan sinar rembulan pada dua mata seekor serigala berbulu hitam.
Dengan penerangan sinar bulan, serigala yang berjalan perlahan didepan Giri sedang memperlihatkan gigi gigi taringnya yang panjang sambil menggeram.
"Gggrrrrrrhhhhh,.......!!!"
Giri merasa terkejut melihat serigala berbulu hitam yang berbadan cukup besar berada tepat didepannya. Serigala ini sepertinya lagi mencari mangsa di malam hari ini.
Berhadapan langsung dengan serigala liar dihutan itu, Giri mengetahui nyawanya dalam keadaan terancam bahaya.
Giri tahu, dia berada dalam kondisi sulit, dia harus memilih apakah dia harus berlari kabur menghindari serigala itu, atau harus menghadapi dan melawan serigala itu.
Kondisi yang dihadapi Giri saat ini mirip dengan kondisi yang dialami Sena ketika menghadapi babi hutan ketika itu. Bedanya yang dihadapi Giri sekarang adalah serigala liar yang sudah bersiap menyerang Giri dan memangsanya.
Jika Sena memilih untuk menghadapi dan melawan babi hutan, apakah yang akan dilakukan Giri menghadapi serigala liar ini?
Yang dilakukan Giri ternyata diluar dugaan, Giri membuka tudung tutup kepalanya sehingga menampakkan jelas wajahnya yang tampan berkulit putih pucat.
Jika anak kecil lain seusianya menghadapi ancaman serigala liar seperti ini, mungkin anak kecil itu sudah lari terbirit birit kabur menghindari serigala itu.
Tapi Giri yang memang anak cerdas yang mengetahui sifat bintang buas dari buku buku yang sering dibacanya. Giri mengetahui serigala ataupun binatang lain seperti anjing dan kucing adalah mahluk yang biasanya peka dan dapat merasakan perasaan manusia bahkan biasanya dapat merasakan aura (pancaran energi badan) manusia.
Seringkali binatang dapat merasakan rasa takut atau rasa sayang dari manusia yang dihadapinya sehingga binatang itu akan berespon dan berperilaku sesuai dengan perasaan manusia.
Jika manusia itu terlihat ketakutan maka anjing atau serigala akan semakin berani menghadapi manusia. Giri pun mengetahui hal ini, sehingga dia sama sekali tidak menunjukkan rasa takutnya kepada serigala itu.
Dan Giri mengetahui, jika ia berlari kabur maka serigala itu akan mengejarnya dan belum tentu dia bisa berlari lebih cepat dari kejaran serigala.
Sebaliknya Giri juga berpikir jika dia menghadapi serigala itu, belum tentu dia bisa melawan serigala yang tampaknya kuat dan lincah itu.
Tapi Giri mengetahui, jika dia diam saja maka serigala itu tetap akan menyerangnya juga.

Dilain sisi, nyonya Saraswati tidak terlihat dan sepertinya belum sampai ditempat itu.
Memikirkan semua hal ini, Giri memutuskan untuk menghadapi serigala itu.
Dalam keadaan mengancam nyawa seperti ini, Giri harus secepat mungkin mengambil keputusan, tidak bisa berlama lama ragu ragu.
Giri menutup matanya sejenak untuk memfokuskan konsentrasinya dan ketika dia membuka kedua matanya lagi, Giri melihat dan menatap langsung kedua mata serigala itu.
Giri dan serigala saling bertatap mata, dan serigala itu masih menggeram dan bersikap untuk siap menyerang Giri.
Tapi Giri hanya terus balas menatap mata serigala dan kedua tangannya diangkat secara perlahan kedepan mengarah ke serigala.
Serigala yang melihat sikap Giri dengan kedua tangan mengarah kepadanya, menjadi semakin keras menggeram dan sepertinya bersiap siap melompat menyerang Giri.
Tapi kemudian terjadi hal yang aneh pada serigala itu.
"Geerrrrrrrhhhhhh.......!!!" Geraman serigala semakin lama semakin pelan dan serigala itu sepertinya menjadi ragu-ragu untuk menyerang Giri.
Serigala itu sepertinya bisa merasakan aura (pancaran energi tubuh) anak kecil didepannya itu semakin lama semakin menguat dan pandangan mata sianak kecil itu sangat tajam dan seperti menusuk kedalam pikiran si serigala.
Ternyata memang Giri sedang mengeluarkan ilmu "mata iblis penakluk sukma" kepada serigala liar itu.
Ilmu ini diajarkan nenek hantu kepada Giri dan karena memang Giri sangat berbakat, dalam waktu singkat Giri sudah menguasai ilmu ini.
Prinsip ilmu "mata sakti penakluk sukma" sebetulnya semacam ilmu hipnotis atau dalam istilah lain disebut "ilmu sihir atau silap mata".
Jika ilmu hipnotis adalah ilmu memanipulasi pikiran manusia dengan menguasai pikiran manusia yang menjadi obyek hipnotis sehingga si obyek dapat melihat atau berbuat sesuatu yang diinginkan si penghipnotis.

Pengemis Dan Anak LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang