Part 19: Jurus Gunung Api Penghancur

1.3K 39 7
                                    

Diserang oleh dua orang pengawal Dorma, Giri tetap dalam posisi jurus pertama "Gunung Api Penghancur" yaitu berjongkok dengan tangan dan kaki menyilang.
Posisi ini sebenarnya tidak hanya jurus silat tapi juga jurus pembangkitan energi tenaga dalam dengan menggunakan teknik pernapasan.
Energi tenaga dalam yang bangkit dikumpulkan di ulu hati kemudian ketika menyerang, energi tenaga dalam itu disalurkan ketelapak tangan untuk memukul kearah musuh seperti yang dilakukan Giri ke Jarot.
Ketika serangan musuh sudah hampir mengenai Giri, Giri bergerak menghindar kesamping dengan menggeser kedua kaki kesamping dengan posisi tetap merendah.
Serangan pisau berhasil dihindari Giri, tapi serangan tongkat besi sulit dihindari Giri sehingga Giri menggerakan lengan kirinya menangkis tongkat besi.
"Buggghhh.......!!!" Tongkat besi berbenturan dengan lengan Giri. Giri menahan rasa sakit dilengannya. Jika lengan Giri tidak disalurkan tenaga dalam yang cukup kuat, tentu tulang lengan Giri sudah patah atau retak.
Giri tidak bisa terdiam saja karena serangan pengawal Dorma kembali datang dan bertubi tubi menyerangnya.
Giri melakukan gerakan gerakan ilmu silat "Penakluk Bumi" yang diajarkan Viyasha.
Walaupun Giri baru berlatih ilmu itu beberapa minggu, dan ditambah dengan energi tenaga dalam yang cukup kuat setelah memakan obat peningkat tenaga dalam, Giri dapat melawan para pengawal Dorma dengan baik.
Berbeda dengan ilmu silat umum, ilmu silat Penakluk Bumi banyak sekali gerakan yang tidak umum dan membingungkan lawannya seperti gerakan berputar putar, merendahkan tubuh hampir seperti berbaring ditanah, berguling koprol, berjumpalitan salto dan lain lain.
Belum lagi ilmu silat Penakluk Bumi ini banyak sekali gerakan tipuan sehingga walaupun lawan Giri berjumlah banyak, mereka tidak mudah mengalahkan Giri dan bahkan menjadi kewalahan mengimbangi gerakan gerakan Giri yang aneh.

"Wussshhhh....!!!!" Serangan pisau tajam menusuk muka Giri, tapi Giri bukannya menghindar ia malah maju kedepan kearah lawan sambil menghindar serangan pisau.
Giri menepis tangan lawan yang memegang pisau agar pisau lawan tidak mengenai dirinya dan dalam waktu bersamaan Giri bergerak cepat maju dan dengan sangat cepat telapak tangan Giri menghantam dada lawan.
"Dugggghhh....." pengawal Dorma yang menyerang memakai pisau tidak menyangka bahwa serangan pisaunya bisa dihindari anak remaja itu dan bahkan bisa menyerangnya dalam waktu bersamaan.

Sipengawal Dorma yang bernama Lanjar itu terdorong mundur kebelakang karena dadanya terkena pukulan telapak tangan Giri. Lanjar meraba dadanya untuk mengecek apakah ia terluka atau tidak.
Lanjar tidak merasa sakit didadanya walaupun dipukul Giri.
"Huh kurang ajar anak setan, lagakmu aja yang sombong, pukulanmu tidak ada apa apanya!!" Lanjar mengomel dengan bersiap siap maju menyerang lagi.
Tapi baru saja Lanjar bergerak dua langkah, tiba tiba dadanya terasa sakit dan rasa sakit didadanya semakin menguat sampai akhirnya Lanjar terjatuh sambil memegang dadanya.
"Huekkkk....!! Lanjar memuntahkan darah segar dari mulutnya dan ia merasa dadanya seperti terbakar didalam dan terasa sakit sekali.

Semua orang yang hadir ditempat itu melongo dan terkejut melihat para pengawal Dorma yang menyerang anak remaja budak Dorma itu jatuh satu persatu dengan muntah darah dan tidak dapat melawan lagi.
Para pengawal Dorma kembali menyerang Giri dengan senjata masing masing.
Giri terus melawan para pengawal Dorma dengan ilmu "Penakluk Bumi".
Giri melompat kesamping ketika seorang pengawal Dorma memukul dengan tongkat besi sehingga tongkat itu tidak mengenai Giri. Badan Giri tiba tiba berputar dan ia melompat kedepan kearah lawannya.
Pengawal Dorma mencoba menghindari serangan Giri dengan bergerak kearah samping tapi telapak tangan Giri lebih cepat dari gerakannya sehingga Giri dapat menampar pelipis kepalanya.
"Blaakkkk....!!! Lawan Giri terhuyung kebelakang tapi ia masih berdiri tegak dan tidak merasa sakit.
"Hemmm..." sipengawal Dorma mencoba merasakan apa yang terjadi ditubuhnya karena ia sudah melihat teman temannya pengawal Dorma yang terkena pukulan Giri pada muntah darah.
Tapi ia hanya merasa sedikit sakit dipelipisnya yang tertampar tangan Giri.
Karena merasa sehat, si pengawal bersenjata tongkat besi itu memutar tongkatnya dan akan menyerang Giri lagi.
"Akhhh....." tiba tiba langkahnya berhenti, dan ia merasa sangat sakit dikepalanya dan ia merasa pusing sekali.
Pengawal Dorma yang lain menunjuk wajah sipengawal Dorma yang bersenjata tongkat besi: "kenapa wajahmu?!!"
Ternyata pengawal Dorma yang tertampar pelipisnya mengeluarkan darah dari hidung dan telinganya.
"Bruuggghhh...."si pengawal bertongkat besi terjatuh diatas tanah sambil memegang kepalanya yang tiba tiba terasa sangat sakit seperti mau pecah kepalanya.
Para pengawal Dorma yang lain menjadi timbul rasa takutnya.
Para penonton pun mulai berbisik bisik dan ada yang berkata: "Anak kecil itu punya ilmu iblis...hati hati!"
Kembali dua pengawal terpukul jurus ilmu penakluk bumi. Dan seperti sebelumnya para pengawal Dorma muntah darah dan tidak dapat melanjutkan perlawanan.

Pengemis Dan Anak LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang