fourty

994 80 32
                                    

*happy reading, and budayakan vote sebelum membaca🤙🏻*

Mathari mulai muncul walau belum sepenuhnya membuat langit berwarna ungu tua. Awan kelabu kini menghiasi langit pagi ini yang menyebabkan udara lebih dingin dari biasanya.

Nathan terbangun dari tidurnya, ia masih mengenakan baju hitam polos dan celana jeansnya yang ia pakai semalam. Ia melihat sekeliling kamar. Terlihat Noah dan Naya masih tertidur dengan baju tidurnya ditutupi oleh selimut tebal milik mereka. Nathan berniat untuk ke dapur untuk minum. Ia berdiri tetapi kepalanya sangat pusing dan perutnya terasa sangat panas, hal itu membuat dirinya menjadi lemas. Sebisa mungkin ia tahan karena ia tidak mau dehidrasi.

Nathan menatap dirinya dicermin. Rambutnya sangat berantakan dan matanya merah, ia masih berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, dan ia masih ingat sedikit kejadian-kejadian semalam.

Ia menuruni tangga dengan hati-hati. Lalu melihat Kevin sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Nathan tidak berniat untuk menyapa, tetapi papanya itu memanggil namanya.

Dengan malas Nathan menghampiri Kevin. "Kenapa?"

"Sini duduk." Kevin menepuk-nepuk sofa tepat disampingnya.

Nathan mendengus, ia menuruti papanya itu lalu duduk disamping Kevin, ada jarak diantara mereka.

Kevin menatap mata Nathan yang merah itu dan mengerti apa yang telah terjadi pada anaknya itu. "Papa mau kerja diluar kota selama 2 minggu. Papa harap kamu bisa jaga rumah ini beserta adik-adikmu."

"Kenapa pah? Papa yang minta kita pindah kesini, tapi malah papa yang ninggalin kita disini dengan pekerjaan papa! Papa bilang waktu itu bakal jagain kita selama disini. Tapi mana pah?! Papa justru lebih mementingkan pekerjaan lalu meninggalkan kita disini yang bahkan baru tinggal ditempat ini!" Emosi Nathan mulai melonjak. "Apa papa ada yang baru selain mama?!" Pikiran Nathan sudah melayang-layang akan hal itu.

"Kurang hajar ya kamu?!!" Geram Kevin dan berniat untuk menampar Nathan.

"Kevin cukup!" Cegah Sara dan menarik Nathan menjauh dari Kevin. "Jangan bermain fisik! Kalau kamu memang ada yang baru, saya tidak apa. Saya sudah pasrah dengan kelakuanmu!"

Kevin menghiraukan Sara. "Saya pergi." Pamitnya tanpa menatap mereka berdua.

Nathan memeluk mamanya. Ia tahu betapa sakitnya hati perempuan yang sudah merawatnya dari dalam kandungan sampai sekarang ini. Rahangnya mengeras karena menahan rasa benci terhadap papanya. Benar-benar ia tidak mengira papanya berubah begitu drastisnya.

Noah datang dengan matanya yang masih merah. Wajahnya tampak khawatir karena melihat mama dan Nathan terlihat sedih. Noah berjalan mendekat, lalu memeluk mereka. Ia tahu, semua ini pasti ulah Kevin.

^^^

Kali ini yang menyetir mobil adalah Noah, karena Nathan merasa masih ada efek akibat minuman semalam. Rasanya sangat aneh bagi Nathan yang baru pertama kali seperti ini.

"Nath lo keliatan kacau banget pagi ini." Naya yang belum tahu apa yang telah terjadi pagi ini tampak ceria seperti biasa. Nathan dan Noah belum memberi tahu Naya, mereka tidak ingin Naya terlihat sedih atas apa yang papanya ucapkan tadi.

"Ya efek semalam." Jawab Nathan logis.

Naya mengangguk mengerti. "Noah lo baik-baik aja kan? Kepala lo gak sakit lagi kan?" Tanya Naya pada Noah.

"Baik." Jawab Noah juga singkat.

"Gak biasanya Noah jawab kaya gitu. Biasanyakan Noah selalu jawabnya-" ucapan Naya terpotong oleh Noah.

Triplets [END]Where stories live. Discover now