sixty seven - Last

1.3K 57 13
                                    

Malam itu seperti tidak ada harapan lagi untuk Noah. Langit menjadi saksi bisu atas apa yang telah terjadi.

Wajah pucatnya dengan mata yang tertutup sempurna sangat terlihat damai. Seperti ingin memilih. Memilih untuk bertahan atau menyerah.

🌙🌙🌙


Sudah seminggu Noah dinyatakan koma.

Sebelumnya Noah sudah sangat kritis. Rasanya kecil harapan untuk melihat Noah kembali sadar.

Namun Noah berhasil melewati masa-masa kritisnya, hingga dokter menyatakan bahwa Noah koma. Entah kapan Noah akan bangun dari tidur lamanya itu, atau mungkin....

Alat medis terpasang hampir diseluruh tubuh Noah yang tidak berdaya. Bunyi alat medis pun terdengar saling sahut menyahut memenuhi ruangan.

Disetiap harinya Naya selalu menangis, seperti saat ini. Ia sedang menatap Noah dari balik kaca besar yang memperlihatkan semua detail yang ada diruangan itu.

Ia menyentuh kaca itu seakan sedang menyentuh wajah Noah. Hingga seseorang memanggil namanya.

"Naya,"

Itu Athalah, yang setiap harinya selalu menemani Naya. Ia berjalan menghampiri Naya dan memeluknya dari belakang.

"Nay, jangan nangis terus," ucap Athalah dengan nada rendah.

Naya terisak sambil memegang pergelangan tangan Athalah yang melingkar di lehernya.

Athalah membawa Naya duduk dikursi yang ada disekitar mereka, lalu ia menekuk lututnya didepan Naya yang duduk sambil menunduk.

Athalah mulai menyentuh wajah Naya lembut. "Hey, kamu tau? Jackson udah resmi dipenjara dan dihukum atas semua tindakan kriminalnya." Ucapnya halus.

Naya menatap Athalah yang berlutut didepannya, namun ia masih bergeming.

Athalah menggenggam kedua tangan Naya. "Ternyata dia udah pernah bunuh satu orang sebelumnya, tapi karena waktu itu dia belum cukup umur jadi hukumannya ditunda sampai dia cukup umur. Dan walaupun sekarang dia masih belum cukup umur juga, polisi gak mau diam aja liat kejadian ini." Jelas Athalah.

"Semoga dia dapat hukuman yang setimpal atas apa yang dia udah perbuat." Sahut Naya dengan suara yang parau.

Athalah mengangguk, kemudian ia beranjak duduk disamping Naya masih menggenggam tangan gadis itu.

"Aku takut." Ucap Naya tiba-tiba dengan pandangan yang kosong. "Takut Noah gak bangun lagi." Lanjutnya dan air matanya pun kembali menetes.

"Heyy, gak boleh ngomong begitu," ucap Athalah sambil memeluk Naya yang terisak.

Nathan datang bersama Jess. Nathan memang baru sembuh bahkan ia baru diperbolehkan pulang oleh dokter.

"Naya dicariin sama papa tadi," ucap Nathan.

Namun Naya tidak mengubris ucapan Nathan. "Kata dokter Noah gak ada perkembangan semenjak dia dioperasi, bahkan kemarin Noah sempet drop." Kata Naya mengebu-ngebu.

"Tanpa alat-alat itu, Noah udah gak ada!" Naya semakin menjadi. Memang kenyataannya begitu, maka Nathan, Athalah, dan Jess mencoba untuk menenangkan Naya.

Nathan terpukul melihat ini, bahkan air matanya ikut menetes.

"Naya denger pas dokter kasih tau mama papa tadi, kalau Noah gak ada perkembangan beberapa hari kedepan, terpaksa alat-alat itu dilepas dari tubuh Noah! Terus Noah? Noah gak bisa bangun lagi!" Tangis Naya kembali pecah.

Mereka tidak bisa membendung air matanya lagi, bahkan mereka merasa tercekat saat Naya bicara seperti itu.

"Noah bakal bangun! Gue yakin itu!" Tegas Nathan didepan Naya.

Triplets [END]Where stories live. Discover now