thirty

2.3K 158 36
                                    

Pagi hari kembali datang dengan udara yang masih sama seperti kemarin, membuat orang-orang yang ada didalam rumah ingin menetap dirumah saja.

Nathan sedang termenung menatap kearah luar jendela yang ada dikamarnya, iya sangat yakin jika Zara akan memilih kuliah di Amerika. Lalu apa yang harus dipikirkan, padahal baguskan kalau kakak perempuannya itu bisa mencapai keinginannya.

Noah menghampiri Nathan dan menepuk bahunya sedikit keras membuat Nathan terkejut. "Kenapa sih lo suka banget kagetin gue?" Kesal Nathan tapi tidak terlalu kesal.

"Kebiasan gue emang gitu. Udahlah lo ngga usah sedih Nath masih ada gue sama Naya," kata Noah seperti mengetahui apa yang sedang dipikirkan Nathan.

"Oy disuruh turun sama mama," panggil Naya kepada Nathan dan Noah yang baru mendapatkan pesan WhatsAap dari mamanya.

"Otw." Balas Noah, lalu mereka keluar dari zona nyaman mereka.

Sara sedang menyiapkan sarapan padahal sekarang hampir pukul 11 pagi. Disana sudah ada Zara dan juga Zidan yang sedang sarapan dengan roti dan selai yang barusan Sara siapkan.

"Noah liat nih, sekarang sarapan ga pake nasi lagi ga papakan?" Zidan seringkali menggoda dan menjahili Noah.

"Yee, kalau Noah fine fine aja, itu abang kali yang begitu." Balas Noah sambil duduk di kursi depan Zidan. Zidan hanya terkekeh.

"Papa udah berangkat kerja mah?" Tanya Nathan kepada mamanya yang sedang membereskan barang yang masih didalam kardus.

"Iya tadi papa berangkat pagi-pagi, jadi gak sempat ketemu kalian." Jawab Sara dengan lembut, memang ia tidak bisa bicara keras dan juga marah. Sangat untung mereka berlima, walaupun kadang nakal tidak pernah diomelin oleh mamanya.

"Kalau ga ada papa bebas bisa ngapain aja, yakan?" Ujar Zara.

"Kok begitu? Tapi emang bener," Noah menyetujui.

"Bisa santai, bisa makan banyak, bisa gangguin adek, bisa ngegame, bisa bikin nangis Naya, dan masih banyak lagi," Zidan menyebutkan satu persatu dengan santai kelakuan yang ia lakui saat tidak ada papanya. Bahagia sekali dia.

"Kalian ini bisa aja," ucap Sara dan duduk dibangku samping Zara. "Zara kamu udah siap kan?" Tanya Sara.

"Hm, udah mah Zara udah siap,"

"Siap apa?" Tanya Nathan bingung.

"Siap kalau Zara kuliah di Amerika, tadi juga Zara udah bilang sama papa," jelas Zara.

Nathan menaikan kedua alisnya kaget dan mengisyaratkan apakah Zara yakin.

Zara meraih tangan Nathan yang duduk berhadapan dengannya. "Tenang aja Nathan, kakak kesayangan mu ini bakal baik baik aja." Katanya dengan sok dewasa.

"Alah alay lo Zar," cibir Zidan. "Udah Nathan ngga usah khawatirin abangmu yang genteng se alam semesta ini ya..."

"Geli banget gue." Timpal Noah bergidik.

Naya menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah Zidan yang tertawa tidak jelas, Zara dan Nathan hanya melihat Zidan dengan pandangan aneh.

Triplets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang