Bab34||Pondok Al-Hidayah

305 53 1
                                    

Jangan berharap menunggu cahaya untuk mengusir kegelapan. Jadilah cahaya itu sendiri, dalam hidupmu dan orang lain.

°·°

Sudah Tiga hari di Rumah Sakit akhirnya Billa diperbolehkan pulang oleh Dokter.

Tentu kesehatannya harus lebih diperhatikan lagi. Billa diminta untuk tidak terlalu memikirkan hal yang diluar batas karena semuanya akan berdampak buruk bisa menyebabkan stres.

Di kamar Aku terus mondar mandir sambil sesekali melihat jam dinding, "Aku ke Pondok gak ya, aku malas kalau harus berhadapan lagi dengan Kak Saski. Tapi aku juga gak mau membuat Ara kecewa,"

"Bismillah ajalah, lagian aku juga ketemu Ara bukan kak Akmal," Ketika aku hendak membuka pintu aku kembali berpikir, "Tapi kan Kak Saski orangnya gak mau dengerin penjelasan ku,"

"Jadikan ini peringatan terakhir buat loe!"

Perkataan kak Saski waktu di toilet kembali terngiang ditelingaku, "Aduuh aku takut kak Saski makin marah kalau tahu aku ke Pondok kak Akmal lagi," Mataku kembali melirik jam dinding, "Udah jam 10:02, yaudah deh Bismillah aja. Aku juga sebentar nemui AraNya, semoga aja gak ada hal lain lagi," Lirihku sambil membuka pintu

Aku berjalan menuruni tangga aku menghampiri kak Raffa dan kak Putri yang sedang duduk disofa.

"Kak Billa izin keluar sebentar,"

"Kamu mau kemana? Kamukan baru sembuh,"

"Billa mau ke Pondok Al-Hidayah,"

"Loh mau ngapain? Sejak kapan kamu tahu tempat itu?"

"Dulu Billa pernah nolongin anak kecil kebetulan dia tinggal disana. Dan sekarang katanya dia pengen ketemu sama Billa,"

"Tapi kamu hati-hati ya! Jangan sampe kecapean,"

"Iya kak Billa berangkat dulu Assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikumsallam,"

Sejurus kemudian aku sampai di Pondok Pesantren Al-Hidayah. Aku lirik kanan kiri takut ada yang lihat aku kesini, "Aman kali ya gak ada yang ngikutin aku,"

Aku berjalan menuju Panti Asuhan Mentari Indah, dengan membaca basmallah aku mengetuk pintu.

Tok tok tok
"Assalamu'alaikum?"

Beberapa menit kemudian pintu terbuka, aku menyalami umma dan memberikan bingkisan isi makanan yang ku beli tadi di jalan.

"Bundaaa," Ara berlari menghampiriku dan langsung memelukku

"Kok bunda,"

"Bolehkan Ara panggil kakak cantik bunda soalnya kata umma sosok ibu itu yang selalu nemenin, yang selalu ngejagain, dan yang selalu ngelindungi. Kemarinkan kakak cantik nyelamatin Ara jadi kakak cantik udah mau ngejagain Ara,"

Aku menoleh ke arah umma terlihat umma hanya tersenyum dan mengangguk.

"Bolehkan kak?"

Aku mencubit pipi Ara gemas, "Boleh sayang,"

"Yeee Ara punya bunda baru,"

"Oh iya sayang kamu boleh ke pondok sebentar gak?" Kata umma

"Emang kenapa umma?"

"Harusnya sekarang udah jam pengajian tapi katanya Akmal masih ada keperluan diluar. Umma takut anak-anak jenuh nungguinnya, kamu temenin dulu ya,"

Hijrah Cinta Menuju Cahaya(END)Where stories live. Discover now