Bab5||GhifariSyafiMuzakki

549 174 70
                                    

Jangan dahulukan orang yang hanya menyia-nyiakan kebaikan hati mu! Dahulukanlah mereka yang mencintai mu!

***

Billa membaringkan badannya di kasur. Dia menggunakan kedua tangan sebagai bantal. Billa menatap lurus ke langit-langit rumah sambil melamunkan apa yang Billa alami tadi di sekolah.

"Sebenarnya siapa sih cowo aneh itu? Kenapa gue begitu penasaran ya? Apalagi pas gue tahu orang yang memiliki suara merdu itu adalah dia?"

"Kenapa dia bisa pindah sekolah? Padahalkan bentar lagi ujian nasional dan kelulusan?"

"Padahal tadi sedikit lagi Gue tahu namanya, tapi karena kebodohan Gue? Arrghh" Gue mengusap muka kasar

Kalau emang perlu waktu, kenapa dari dulu sampai sekarang gak pernah ketemu sama waktu itu? bukannya mati itu rahasia. Emang mau di kafani sebelum hijrah? Kalau emang kamu perlu waktu buat belajar cobalah belajar dari keterpaksaan! Perlahan kamu akan terbiasa dan mulai ikhlas dengan kenyamanan serta rasa gerah saat kamu memakai hijab

Bayangan serta perkataan cowo aneh itu terus saja menghantui Gue. Apa iya ini awal Gue belajar dengan dipertemukannya dengan cowo yang bahkan gue gak kenal?

Ku slimuti hangat tubuhku. Aku tak berhenti tersenyum memikirkan cowo aneh itu, berharap bisa melihat wajahnya dan mengetahui siapa namanya.
Hingga aku tertidur pulas dan bangun di pagi hari.

Jam 06 30 Pagi.
Gue berdiri di depan cermin kamar, Gue rapikan seragam serta rambut Gue. Perlahan gue mulai memakaikan kerudung ke kepala Gue.

"Serapih apapun rambut Gue tetap aja berantakan lagi karena kerudung ini,"

Gue turun ke bawah dan duduk di meja makan.

"Mamah berasa mimpi ngeliat anak manja mamah sekarang udah bisa nyiapin dirinya sendiri," Kata mamah sambil tersenyum

"Apalagi sekarangmah udah di hijab, makin cantik aja adik kakak," Kak Calya

Gue hanya tersenyum menanggapi perkataan mereka.

"Andai mereka tahu keadaan ku seperti ini hanya di depan mereka saja, pasti mereka sangat kecewa apalagi setelah melihat senyuman bahagia mereka. Rasanya gue gak tega karena terus mempermainkannya," Batin Gue

"Kenapa Bil?" Mamah

"Gak papa mah, ohh iya Difa mana?" Bila

"Lagi mandi," Mamah

"Ohh yaudah Bila berangkat dulu ya, Assalamualaikum?"

"Wa'alaikumsalam,"Jawab mereka

Gue masuk kedalam mobil dan melajukannya dengan kecepatan standar. Seperti biasa gue berhenti di tengah jalan untuk melepas hijab.

"Rasanya gue ngerasa bersalah banget kalau harus ngebohongin keluarga terus. Apalagi gue yang terus kepikiran perkataan cowo aneh itu," Batin Gue

Gue mengurungkan niat membuka hijab, gue kembali merapikan hijab gue dan melajukan mobil.
30 menit diperjalanan akhirnya gue sampe di parkiran sekolah.

Hijrah Cinta Menuju Cahaya(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang