Bab24||Pertemuan yang menyakitkan

354 66 3
                                    

Ikhlaskan apa yang bukan menjadi milikmu, dan ridholah dengan apa yang telah di takdirkan untukmu~
...

Langkah kaki ku berjalan menaiki tangga, ku buka pintu kamarku dan Ku leparkan tasku ke kasur.

Aku berjalan menuju balkon kamar ku.
Ku ratapi daun yang mulai berjatuhan dari ranting pohon karena tiupan angin.

Aku tersenyum kecut "Ranting pun ikhlas melepaskan daun, dan daun pun tak pernah membenci angin," Lirihku

"Seakan daun tahu semuanya sudah menjadi takdirNya, daun pun ikhlas terpisah dari tempat ternyamannya,"

Aku menarik nafas gusar "Dan rantingpun seakan sadar jika miliknya pasti akan layu dan pergi, tapi ranting tak pernah mengeluh karena dia tahu daun kering yang telah pergi akan Allah ganti dengan daun yang segar di kemudian hari,"

"Aku kenapa? Baru juga kehilangan seseorang yang jelas bukan siapa-siapa ku, hatiku sudah merasakan hancur. Aneh memang, dia saja tidak memperdulikan semua ini,"

"Harusnya aku ikhlas karena mungkin ini memang sudah menjadi takdirku, aku yang terlalu berharap atau dia yang tak pernah mengerti?"

Aku terus menatap sendu pada daun kering yang terus berjatuhan karena terpaan angin, semuanya seakan mengerti keadaan hatiku saat ini.

Aku tersadar dari lamunan ku ketika mendengar Handphone ku berdering, menandakan satu panggilan masuk.

Aku berjalan ke dalam kamar, ku raih tas ku dan ku ambil Handphone ku.
Benar saja satu panggilan masuk namun dari nomber yang tidak aku kenali.

Tanpa pikir panjang ku geser warna hijau di layar Handphone ku.

"Assalamu'alaikum benar ini dengan Cahaya Salsabilla?," Lirihnya

"Wa'alaikumsallam, iya saya sendiri, maaf ini siapa ya?," Tanyaku

"Ini tante Amira," Jawabnya

"Ohh tante, bagaimana kabarnya tan?" Bila

"Alhamdulillah baik, kamu bagaimana?" Tante Amira

"Alhamdulillah Bila juga Baik," Bila

"Syukur deh. Ohh iya, kamu sibuk gak?" Tante Amira

"Sekarang sih enggak, emang kenapa tan?" Bila

"Tante mau ajak kamu makan malam bersama bisa gak?" Tante Amira

Aku terdiam, aku bingung jika aku menerima aku pasti akan bertemu dengan Ghifar, tapi jika aku tolak aku tidak enak sama tante Amira.

"Halo Bil? Kamu masih disitu?" Tanyanya yang membuyarkan lamunanku

"Eh iya tan gimana?" Tanyaku polos

"Tadi ajakan tante gimana?" Tante Amira

"Iya tan bisa," Bila

"Syukur deh, kamu masih ingatkan rumah tante?" Tante Amira

"Inget kok tan," Bila

Hijrah Cinta Menuju Cahaya(END)Where stories live. Discover now