Bab16||Hijrah Cinta

413 86 23
                                    

Suka Bisa Jadi Duka, Kagum Bisa Jadi Kecewa. Tetapi Cinta Akan Tetap Cinta, Walaupun Duka Dan Kecewa Yang Sangat Di Rasa.

...

Zizah tersenyum "Kamu kuat." Lirihnya

Billa masih tetap diam tak bicara, sampai akhirnya Billa berlari dan meninggalkan teman-temannya.

"Bil! Loe mau kemana?" Teriak Dahlia

Dahlia hampir ingin berlari mengejar Billa tapi Zizah menahannya.

"Biarkan Bila sendiri dulu!" Zizah

Billa terus berlari ke arah toilet. Hingga di sana Billa bertemu dengan seseorang yang gak dia kenal.

"Kamu kenapa?" Tanya dia

Aku hanya menggeleng pelan.

"Kamu habis nangis?" Tanyanya lagi

Lagi-lagi aku hanya menggeleng.

"Kamu Fakultas apa?"

"Kedokteran, maaf kakak siapa ya?"

"Ohh iya aku Angga Dosen baru di sini,"

"Dosen? Aku kira Mahasiswa," Batin ku

"Maaf kak--ehh maksud aku pak,"

"Gak papa panggil kakak aja, aku juga masih muda kok,"

"Iya,"

"Kamu kenapa nangis? Gak betah di kampus ini? Atau Mahasiswa di sini menggangu Mu? Atau--"

"Aku gak papa kok kak," Potong ku

"Yasudah Aku juga gak maksa kamu buat cerita, yang penting kalau ada apa-apa lapor saja!"

"Iya kak, Aku permisi Assalamualaikum?

"Wa'alaikumsalam"

Aku berjalan meninggalkan kak Angga di depan toilet. Berniat ingin ke kelas namun di lorong ruangan aku melihat pemandangan yang tidak mengenakan, dan lagi-lagi membuat hati ku hancur.

Kaki ku terhenti, aku langsung menyembunyikan badan ku di belakang tembok. Sesekali aku melihat Ghifar dan Aisyah yang sedang berpelukan.
Hingga akhirnya air mata ku mengalir perlahan.

"Kini benar, wanita yang ku tabrak tadi adalah Aisyah yang selama ini aku takutkan kehadirannya," Batin ku

"Bagaimana aku mampu bersaing dengan wanita yang selaras dengan Ghifar? Dia bahkan sudah termasuk kriteria wanita yang sempurna. Cantik, manis, ramah, dan sholehah,"

"Jika memang rasa ini salah, ku mohon jangan siksa aku dengan kesalahan ini"

"Aku gak pernah meminta untuk mencintai dia, dan aku pun gak pernah mengharapkan dia untuk mencintai ku. Tapi haruskah aku sendiri yang merasakan sakit ini?"

Badan ku mulai lemas, dan aku duduk perlahan. Aku bersandar pada tembok dan tak henti menangis. Ku peluk lutut ku dan ku tenggelamkan kepala ku di kedua lutut ku.

Terdengar langkahan kaki yang mulai mendekati ku. Dia pun ikut menyelaraskan posisinya dengan ku.
Aku berusaha memberhentikan isakan tangis ku, perlahan aku mendongakan kepala.

"Kak Rafa?" Batin ku

Kak Rafa Tersenyum dan merangkul ku, aku tenggelam di pelukan kak Raffa.

"Gak usah di tahan! Kalau emang mau nangis, nangis saja!"

Aku tak memperdulikan perkataan kak Raffa, karena pikir ku kak Raffa sudah mengetahui dengan kejadian yang sedang aku alami. Aku hanya memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.

Hijrah Cinta Menuju Cahaya(END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ