Q n A ( Last )

1.5K 115 100
                                    

Pemakaman terlihat ramai saat ini, bahkan meski yang dikunjungi hanya tiga pusara, namun orang-orang yang berziarah terlihat melebar ke makam lain.

Tak heran, karena dari keluarga Amato pun, ia memiliki sepuluh anak, belum lagi enam di antara mereka telah beristri, dan bahkan ada yang memiliki dua sampai tiga anak.

Di tambah lagi, kehadiran petinggi-petinggi TAPOPS, dan para ketua divisi_meski Lahab dan Kaizo terpaksa kembali ke GogoBugi untuk menjaga Planet.

Namun setidaknya, saat menjelang siang, mereka lebih sedikit dari ketika pagi.

Tepat saat matahari berada di atas kepala, semuanya memutuskan untuk pulang dan berkumpul kembali di rumah Amato.

"Haah... Sudah 20 tahun, tapi rasanya Petir masih hidup bersamaku!"

Itu suara Stormy, yang tidak juga mampu merelakan si sulung.

Menyebut nama Petir, Gempa teringat akan amplop surat bertuliskan nama anak itu. Mungkin sedikit tak tepat waktu, tapi kalau tidak di akhiri sekarang, kapan lagi?

"Bagaimana jika ibu Stormy yang menjawab surat untuk Petir?"

Ah, sepertinya Yaya pun berpemikiran sama dengannya, memang jodoh.

"Ibu Stormy yang paling dekat dengan Petir, pasti ibu akan tahu apa yang mungkin akan di jawab oleh Petir_jika masih hidup" Gempa menambahkan.

Stormy menghela nafas, tapi ia mengangguk. Setidaknya ia tahu banyak hal tentang jalan pikiran putranya.

"Baiklah, pertanyaan pertama.

@THISIASTAQI
Gak tega juga ngeliat kamu jadi peranan yang mati kasian, btw gimana rasanya menjadi orang yang terpaksa meninggal?

"Pastinya, rasa sedih itu ada. Siapapun yang tak memiliki kesempatan hidup lebih lama, pasti akan merasakannya. Sedih, kecewa, dan semua perasaan negatif lainnya.

Begitu pula dengan Petir. Hanya saja, sebagai ibunya, aku yakin ketika dia meregang nyawa_yang bahkan hanya sepersekian detik lamanya_, dia pasti mengakhiri hidupnya dengan senyuman.

Aku memang tidak melihatnya langsung, tapi aku tahu Petir akan tersenyum, karena akhirnya, ia mengakhiri hidup, untuk melindungi orang yang berharga untuknya. Itu, adalah kematian yang sangat membanggakan.

Dan aku sebagai ibunya, ikut merasa bangga akan hal itu!"

Thunder merangkul bahu Stormy, mengusapnya pelan sembari tersenyum lembut. Ia tidak mungkin bilang, betapa menyedihkannya wajah Petir yang tersenyum tapi matanya meneteskan air mata_yang tertangkap penglihatannya ketika menerima tembakan Amato.

@Halintan13
Petir,,, aku salut padamu :')

Kenapa Petir mau berkorban?? Lebih sayang Halilintar apa Angin??

Dan
@Anisabel_
Kamu lebih sayang hali apa angin??

Dan
@Depita0451
Seberapa besar sayangmu pada Halilintar, petir? Sampai rela berkorban untuknya.

Syok aku saat kau berkorban

"Siapapun akan tersentuh dengannya, seorang bocah kecil yang tak sedikitpun melawan meski tahu dirinya akan di korbankan.

Kenapa dia mau berkorban? Tentu saja alasan utamanya, adalah tidak mungkin ada yang mau membelanya. Bagaimana pun, mereka lahir bukan karena hubungan yang normal.

Tapi terlepas daripada itu, dia melakukannya dengan sukarela, melihat jika ternyata Halilintar adalah orang yang pantas di lindungi.

Sayang? Kurasa jika Petir di sini, dia akan kebingungan menjawabnya. Petir menyayangi Angin sebagai adiknya, dan dia juga menyayangi Halilintar sebagai idolanya".

why??? (END)Where stories live. Discover now