___ Boboiboy ___

2.1K 209 37
                                    

Ketegangan menyelimuti sebuah ruangan didalam kapal angkasa yang tersembunyi dibalik pegunungan. Dua orang di dalamnya tampak menatap cemas pada sebuah layar hologram yang menampilkan seorang alien hijau berkacamata, sesekali keduanya mengalihkan pandangan pada sosok lain yang terbaring lemah didalam tabung perawatan.

"Bagaimana ini? Luka yang didapatnya benar-benar parah, Komandan. Kami sudah melakukan pengobatan terbaik, tapi semuanya sia-sia. Kalau terus dibiarkan, aku tidak yakin apa yang akan terjadi dengan Voltra!"

Dihadapan hologram Komandan Koko ci, Sai dan Shielda melaporkan keadaan Voltra pada sang Komandan. Menyampaikan bagaimana mereka sangat gelisah saat tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa rekan mereka.

Mendengarnya, Komandan Koko ci tampak berpikir. "Kalian sudah menyelidiki siapa pelakunya?"

Sebelum menjawab, kedua alien itu saling pandang, kemudian memutuskan Sai yang akan menjawab. "Sebelum itu, kami bertemu dengan Halilintar."

Kening Komandan tampak mengkerut, merasa jawaban Sai tidak nyambung dengan pertanyaannya. "Kenapa malah membicarakan Halilintar?"

"Karena dia adalah orang terakhir yang bersama Voltra!" Jawab Sai cepat, membuat Komandan menyipitkan mata dibalik kacamata hitam miliknya.

"Jadi kalian mencurigai Halilintar?"

"Sebenarnya tidak begitu, Komandan!" Shielda memutuskan memberi penjelasan. "Pagi tadi, ada yang aneh dengan mereka berdua. Voltra terlihat sangat pendiam dan lebih dingin dari biasanya, lalu Halilintar juga terlihat jauh berbeda!"

Sai mendecih saat melihat rona merah dipipi Shielda ketika membicarakan Halilintar, jadi ia memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan. "Intinya, mereka seperti memerankan kepribadian yang berbeda dari diri mereka yang sesungguhnya. Seakan keduanya tidak sedang menjadi diri sendiri!"

"Atau dengan kata lain, Halilintar dan Voltra pagi itu bukanlah mereka yang sesungguhnya!"

Dan saat mendengar ucapan kedua bawahannya, Koko ci tampak terkejut. Beruntung matanya terhalang kacamata hitam, hingga tidak ada yang bisa melihatnya.

"Apa... Voltra sangat dingin?"

"Ya!"

"Halilintar yang ramah?"

"Um!"

"Mereka ditinggal berdua pada kali terakhir kalian melihat mereka?"

"Ya!"

"Hhhhh...." koko ci menghela nafas, ekspresinya tidak terbaca. "Bawa Voltra kemari, dia tidak akan selamat kalau kalian tetap di Bumi!"

.
.
.
_______

_______

_______
.
.
.

"Mau sampai kapan kau disini, Laksamana?"

Sosok si topi jingga bertanya, menampakkan jelas rasa terganggunya saat melihat pria di hadapannya sama sekali tidak beranjak dalam waktu yang lama. Ia kira setelah didiamkan, pria berkulit putih-biru itu akan pergi, ternyata malah diam dalam ruangannya seakan patung tak bergerak.

"Janjimu! sampai kau menepati janjimu!"

Laksamana Tarung menjawab dengan tenang. Meski tubuhnya pegal, ia tidak peduli, karena baginya, apa yang sedang ingin di dapatnya jauh lebih penting dari apapun. Pertanggungjawaban.

"Aku mengikuti keinginanmu untuk membawa Halilintar dan Voltra ke Volcania dengan dalih ujian Kental TAPOPS, agar kau bisa menyerap sedikit kuasa mereka lalu masuk dalam pikiran mereka dan mengendalikan mereka beberapa waktu," Laksamana mencoba mengingatkan sosok itu akan apa yang ia lakukan. "Aku juga membiarkan kau mengambil alih tubuh Voltra dan memfitnah Halilintar saat pertarungannya dengan Voltra seminggu yang lalu, bahkan kau menggunakan EmotiBot agar semua yang melihat pertarungan menganggap Halilintar lah yang bersalah! Semua itu aku biarkan, Boboiboy."

why??? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang