___ Retak'ka Pitak'ka ___

1.7K 178 182
                                    

"AAARRGGHHHH....!!!"

Waktu serasa berhenti begitu saja, semua yang mendengar teriakan itu sama-sama menahan nafas. Tanpa terkecuali.

Para elemental, Anggota TAPOPS, dua putra magesti, Amato, Thunder, semuanya. Semua yang ada di sana hanya memiliki satu kesimpulan ketika suara teriakan terdengar.

'Halilintar...'

"ARRGGHHH....!!!"

"Hali!"

"Lin!"

"Kak Hali!"

Berbagai panggilan di ucapkan, hanya tertuju pada satu sosok yang menjadi sumber kekhawatiran mereka saat ini.

Keadaan medan perang yang hampir keseluruhan tertutupi pepohonan, membuat mereka tidak bisa melihat jelas apa yang terjadi di dalam hutan dadakan itu.

Tapi ketika mendengar suara teriakan yang sangat mereka kenali, berbagai doa langsung terpanjat untuk keselamatan orang itu.

Halilintar. Tumpuan harapan mereka.

Jika Hali kalah atau bahkan mati, maka semua akan berakhir sia-sia.

"Tuan Thunder! Tidak adakah cara menolong?"

Kaizo mengalihkan tatapan pada sang adik magesti yang masih telentang, tak bisa berkutik sedikitpun.

Tidak ada jawaban dari yang di tanya, hanya nafas memburu lah yang memberi tanda jika perasaannya sedang buruk saat ini.

Melihat hal itu, Kaizo faham pria itu tidak lagi bisa membantu untuk saat ini. Ia harus segera di obati, karena mungkin beberapa tulang dalamnya ada yang patah atau remuk akibat terlalu banyak benturan. Dan dari kondisi itu, Kaizo bisa memprediksi jika tulang punggunglah yang terluka paling parah.

Alhasil, Kaizo memberi isyarat untuk alien mop yang terlihat sudah selesai membalut kedua tangan Gempa untuk segera datang menolong Thunder.

Setidaknya, meski keadaan Kaizo juga terluka, tapi ia masih bisa bertahan untuk sementara. Berdoa saja semoga semua cepat berakhir.

"Apa yang harus kita lakukan?"

Suara Koko Ci yang kebingungan membuat semua terdiam. Bukan hanya mereka yang terluka, tapi juga mereka yang tubuhnya telah kembali bugar ikut terdiam, seperti Laksamana, Solar, Boboiboy dan Dark.

Sebenarnya, pihak yang saat ini telah dalam kondisi lebih baik, tentu bisa datang membantu Halilintar di sana, lalu sama-sama mencari cara untuk mengalahkan Retak'ka.

Tapi masalahnya ada pada Halilintar sendiri. Mereka tahu, terutama Boboiboy dan Dark. Selama ini, Halilintar selalu merasa menjadi yang paling tidak berguna. Waktu di GogoBugi, Halilintar sering merasa iri pada kedua kakaknya, di saat mereka tumbuh menjadi dua alien kuat, sedangkan Halilintar tumbuh di dalam sangkar emas sebuah kastil.

Hal itulah yang mendorong Halilintar untuk mencari Summoning Alien, sebagai bukti jika Halilintar pun bisa seperti dua kakaknya.

Namun itu saja tidak cukup. Karena satu-satunya Summoning Alien yang berhasil ia miliki, harus memiliki campur tangan kakak keduanya.

Untuk kesekian kalinya, Halilintar gagal membuktikan jika ia juga bisa melebihi mereka.

Dan sekarang, mungkin waktu yang tepat.

Meski enggan, Boboiboy dan Dark terpaksa harus percaya, bahwa adik bungsu mereka bisa menyelesaikan semuanya.

"Apa itu?"

Suara Solar yang menunjuk sesuatu membuat semua mata terarah pada sesuatu itu. Sebuah robot, atau di kenal sebagai Power Sphera.

"Itu LayarBot! Milik GogoBugi. Aku tidak menyangka Power Sphera ini ternyata di culik oleh Retak'ka selama ini. Dan sekarang aku tahu, darimana dia mendapatkan semua informasi tentang rencana kita!"

why??? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang