___ Kalah ___

2K 237 49
                                    

Hawa panas yang menyergap adalah apa yang menyambut ketiga orang itu ketika mereka keluar dari pesawat angkasa.

Ketiganya__dengan memakai mantel__ berjalan penuh kehati-hatian saat melangkah di tanah Volcania.

Dua diantara mereka bertiga__yang merasa paling berpengalaman__ segera memasang insting mereka dalam-dalam, berusaha memastikan setiap langkah yang mereka lalui tidak ada yang memancing keluarnya lava panas.

"Kau yakin di sekitar sini?"

Suara itu terdengar diantara gemuruh lava di sekitar mereka, meski teredam helm namun setidaknya masih mampu di dengar dua remaja di dekatnya.

"Sangat yakin. Instingku tidak pernah salah!" Sosok bermantel ungu menjawab, begitu percaya diri bahkan hingga menjadikan dirinya berada di paling depan. "Ke arah sini!"

Kedua orang di belakangnya hanya bisa saling pandang, tak mengerti kenapa mereka harus mau menuruti alien satu itu.

'Ah, salahkan aku yang menyetujui usulan bodoh itu!' si alien paling dewasa membatin, mengingat jelas percakapan mereka sebelumnya__yang menjadi alasan kenapa dirinya tidak bisa berkutik.

''Baik, akan ku katakan. Setelah Lahab sadar!''

"Aarrrg.." Satu-satunya manusia disana tampak mengerang kesal, merasa seperti hampir saja berada di atas angin lalu kemudian diterjunkan jatuh oleh angin itu sendiri. "Kenapa tidak sekarang? Apa urusannya dengan Lahab?"

"Aku perlu menyelidiki kebenarannya. Setidaknya setelah Lahab sadar nanti, dia akan menjelaskan apa yang terjadi padanya!" Jawaban itu terdengar tenang, terlalu tenang dibawah tatapan tajam milik si remaja manusia.

"Jadi kau tidak percaya padaku?"

Remaja lain, Fang, tentu saja merasa tersinggung. Seakan sosok si alien dewasa seperti menganggap dirinya sebagai tersangka yang tidak bisa dipercaya.

"Bukan tidak percaya, tapi, kau tahu? Beberapa saat yang lalu kau baru saja mengancamku dengan dalih negosiasi__tindakan itu membuatku merasa kau seperti orang yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kau mau."

Jawaban itu membuat Fang mendecih, mengundang kernyitan di dahi Kaizo. Apa yang merasuki adiknya hingga memperlihatkan dengan jelas aura pemberontakan? Apa selama ini sikap penurut Fang hanya kedok?

"Tanpa menunggu dia sadar pun, aku bisa membuatmu percaya!" Fang berucap dengan yakin, kepercayadirian miliknya seakan tidak bisa di goyahkan. Saat kedua sosok dihadapannya menatap penasaran, barulah ia berbaik hati untuk memperjelas ucapannya.

"Ikuti aku untuk mencaritahu apa yang terjadi di sini. Dan jangan membantah sedikitpun atau kau tidak akan tahu apa yang ingin kau caritahu!"

Dan tentu saja, dengan ucapan Fang waktu itu, ketiganya berakhir di luar kapal angkasa mereka, menghadapi tanah Volcania seperti halnya ranjau yang siap meledak kapan saja.

"Sebenarnya apa yang kita cari 'sih?"

Tidak tahan dengan kesunyian, Solar akhirnya menyuarakan kebingungannya.

Seingatnya, ia hanya mengatakan pada Fang kalau ia ingin tahu tentang alien kembar dari Planet GogoBugi itu, bagaimana nasib mereka dan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.

why??? (END)Where stories live. Discover now