___ Gara-gara Haus ___

1.4K 166 39
                                    

Bukan. Bukan Taufan. Tapi Ice.

Si elemental air-es yang menjadi perwujudan kemalasan sesungguhnya.

Siapa yang tahu? Dibalik sifat malasnya, Ice justru secara tidak sengaja mengetahui apa yang tidak diketahui yang lainnya.

Permulaannya adalah ketika mereka masih sangat kecil, sekitar berusia 9 tahun.

Saat itu, Ice sedang bersembunyi di dalam mobil ayahnya untuk menghindari kejahilan Blaze di hari minggu yang cerah.

Ia memilih mobil ayahnya adalah karena tempat manapun di dalam rumah, pasti bisa di datangi Blaze kapan saja_dan jika Blaze sudah melihatnya tidur di pagi hari seperti ini, pasti niat jahil saudara kembarnya itu selalu muncul.

Tak ingin itu terjadi, Ice mengendap-endap memasuki mobil ayahnya yang baru selesai di cuci, dan mengambil tempat duduk paling belakang agar tidak terlihat dari depan.

Tentu saja jika suasana tenang dan aman ada di sekitarnya, Ice tidak akan tahan untuk tertidur pulas begitu saja.

Sadar-sadar, saat Ice terbangun dan melihat jam tangan berlogo air_jam kuasa yang diberikan Ochobot di Pulau Rintis seminggu yang lalu_ miliknya, ternyata waktu telah mendekati siang hari.

Uh, pantas saja Ice merasa perutnya keroncongan dan tenggorokannya kering.

Berniat mengambil air minum sembari menunggu ibunya selesai masak makan siang mereka, Ice justru tercengang saat melihat keadaan di luar mobil yang di tempatinya.

Bagaimana tidak?

Di luar sana, bukan lagi rumah bertingkat dua yang di hadapi Ice, tapi malah deretan mobil berbagai warna dan model yang memenuhi sebelah kiri dan kanan mobil ayahnya ini. Begitu banyak, dan Ice yakin ini adalah tempat parkir.

Oh, apa mungkin ia tak sadar jika ayahnya telah memasuki mobil dan menuju satu tempat?

Berniat mencari ayahnya untuk meminta di belikan minum, Ice keluar dari dalam mobil dan mencari-cari sang ayah.

Saat di luar itulah Ice tahu jika ternyata tempat parkir yang di pakai ayahnya berdekatan dengan gedung peralatan.

Oh, Ice baru ingat lagi. Sebelumnya ia sempat mendengar_secara tidak sengaja_ tentang keluhan ibunya karena ayahnya sering sekali menghabiskan uang hanya untuk memberi peralatan-peralatan eksperimen. Hm, pasti ayahnya ada di dalam gedung itu.

Yakin dengan pemikirannya, Ice langsung berjalan memasuki gedung dan mencari-cari keberadaan ayahnya.

"Aku menikah denganmu bukan untuk cinta, Amato. Hanya Halilintar, alasan kenapa aku mau menjadi istrimu. Dan saat kau malah menyia-nyiakannya, aku tidak akan segan-segan membunuhmu, Amato!"

Ice mengerutkan keningnya bingung saat mendengar suara yang sangat ia kenali itu. Ya. Itu suara ibunya!

Keadaan gedung yang sedang lengang menjadikan Ice mudah menemukan ibunya_yang tengah berbicara dengan ayahnya_dan mendengar pembicaraan mereka. Sepertinya kedua orang tua itu tidak sadar jika suara mereka cukup keras.

why??? (END)Where stories live. Discover now