Part 42

736 25 0
                                    

Jangan lupa Vote

Siang ini Ainun memilih untuk istirahat sejenak namun malah kebablasan sampai sore dan saat ia bangun tak mendapati Rania dan Jeffry tidak berada di kamar ini ia masih mencoba mengumpulkan sisa-sisa nyawanya sebelum mencari suami dan anaknya.

Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar Rania menuju kamarnya dilihatnya Jeffry yang duduk menggengendong Rania.

Ainun langsung menghampiri Jeffry
"Bangun Jeff, biar Rania nyusu sama aku aja" kata Ainun "Kamu istirahat dulu"

"Kamu udah bangun?" tanya Jeffry yang kaget melihat Ainun didepannya

"Iya, kamu istirahat saja dulu" pinta Ainun

"Aku gak capek sayang, oh iya demamnya Rania udah turun."

"Syukur deh, dia gak rewel kan selama aku tidur?" tanya Ainun

"Dia gak rewel malah anteng banget dan sesekali tertawa saat ku ajak bicara" jawab Jeffry.

"Ainun, kamu masih marah sama aku?" tanya Jeffry yang menatap wajah Ainun dengan lekat

Ainun hanya diam dan memalingkan wajahnya

"Rania, lihat deh Bunda marah sama Ayah. Gimana dong sayang?" ujar Jeffry pada putrinya

"Bunda gak marah kok sayang, cuma kecewa aja" balas Ainun yang masih berdiri di depan Rania dan Jeffry

"Sama aja kan sayang" ujar Jeffry yang kemudian berdiri dan mendekat kearah Ainun berdiri

"Iya, yaudah deh bunda gak jadi kecewanya" ucap Ainun yang terseyum lalu duduk dan memeluk tubuh Jeffry

Ingin sekali meluapkan kemarahan namun Ainun terlalu lemah untuk hal tersebut. Ia terlanjur cinta dan sayang pada sang suami

"Kalau gini kan adem rasanya, gak ada ngambek-ngambekkan." tutur Jeffry

"Salah kamu, ngapain kabarin kami kalau ujung-ujungnya gak jadi pulang"

"Maafkan Aku Inun, maafkan Ayah Rania." batin Jeffry

Ainun yang menyadari Jeffry diam ia langsung mendongak ke atas wajah Jeffry dan bertanya

"Ada apa Jeff?"

"Gapapa sayang, Aku hanya rindu moment seperti ini" jawab Jeffry

"Makannya jangan terlalu sibuk sama kerjaan kan jadi kehilangan banyak waktu bersama" balas Ainun yang masih awet memeluk Jeffry

"Aku bakal usahain untuk bisa membagi waktuku untuk kalian berdua" tutur Jeffry

Kehangatan yang Jeffry berikan ini mampu menanpik pikiran-pikiran Ainun yang beberapa ia menghantuinya.

Sudah sebulan lebih Jeffry tidak keluar kota, ia hanya fokus pada kerjaannya disini dan juga membagi waktu bersama Ainun dan Rania.

*****

Sampai satu malam ia belum terlelap dan memilih mengerjakan beberapa pekerjaan kantor. Tiba-tiba notif pesan berbunyi ia langsung membukanya dan terbelalak melihat isi pesan tersebut

"Selamat Jeffey, sebentar lagi kamu akan jadi Ayah. Aku hamil anakmu dan kamu harus secepatnya bertanggung jawab sayang"

Pesan dari Stevani membuat jantungnya seakan berdetak dua kali lipat. Antara bahagia, takut dan sedih ia masih menatap foto testpsck bergaris dua tersebut. Belum ada respon apa-apa darinya sampai pesan berikutnya lagi masuk

"Kamu bakal tanggung jawab kan Jeff?" tanya Stevani melalui sms itu

"Ini darah dagingmu Jeff, jangan mencoba lari dari tanggung jawabmu"

Setelah pesan beruntun dari Stevani ia langsung menelfon Stevani

"Van, kamu lagi gak bohongin aku kan?" Jeffry bertanya seakan ia tak percaya dengan apa yang barusan Stevani kirim

"Yaelah, ngapain juga aku bohongin kamu soal calon anak kita nanti"

"Van, Aku minta waktu untuk memikirkan hal ini" pinta Jeffry yang memijat kepalanya

"Jeff, jangan coba-coba lari dari tanggung jawabmu!"

"Iya!iya! Aku gak akan lari Aku hanya minta waktu untuk memikirkan semua ini"

"Aku kasih kamu waktu satu bulan, setelah itu kamu harus datang ke bali dan kita akan menentukan tanggal pernikahan kita nanti"

"Iya Van, thanks untuk waktunya"

Suara deru langkah kaki terdengar sedang menuju ruangan kerja Jeffry, ia langsung mematikan ponselnya dan kembali sibuk di depan layar laptop

"Jeff, tidur yuk ini udah jam 12 malam. Kerjaannya dilanjutin besok aja" ajak Ainun pada Jeffry

"Iya sayang, dikit lagi selesai nanggung kalau gak diselesein" ucap Jeffry yang berpura-pura mengetik di laptop

"Yaudah deh, kalau gitu aku ke kamar dulu nanti kalau udah selesai langsung ke kamar ya" pamit Ainun pada Jeffry

"Iya sayang"

Ainun berjalan keluar dan saat ia akan menutup pintu Jeffry memanggilnya "Inun"

"Hummm, kenapa Jeff?"

Jeffry langsung bangkit dari kursinya dan berjalan kearah Ainun dan memeluk Ainun dengan erat

"Jeff, kenapa?" tanya Ainun penasaran

"Diam!" Perintah Jeffry dengan suara bergetar

"Kamu kenapa sayang?" tanya Ainun ragu dengan tingkah Jeffry yang tiba-tiba memeluknya

"Ada masaalah sama kerjaan kamu?"

"Sayang Diam! Aku hanya ingin memelukmu!" desak Jeffry yang megeratkan pelukannya pada Ainun

Ainun hanya bisa membalas pelukan Jeffry tanpa banyak bertanya lagi

"Jeff, kamu nangis?"

"Jeff ada apa?"

"Sayang kenapa? Jangan buat aku khawatir"

Jeffry masih menangis dipelukan Ainun, lama sekali ia memeluk Ainun

"Inun, aku sayang bangat sama kalian berdua" ucap Jeffry dengan suara yang melemah

"Iyaiyaa, terus kenapa kamu nangis?" tanya Ainun lagi

"Gapapa sayang, aku hanya terbawa suasana saja" jawab Jeffry

"Ainun mungkin ini pelukan terakhir yang bisa aku berikan padamu dan mungkin juga akan jadi pelukan terkahir yang kau berikan padaku" batin Jeffry

"Jeff kamu kita istirahat aja ya, kamu pasti terlalu capek dengan pekerjaan" ajak Ainun pada Jeffry

Mereka kemudian melangkahkan kaki menuju kamar tidur untuk beristirahat. Ainun memeluk Jeffry dan membisikikkan kata-kata pada Jeffry "Terima kasih sayang sudah berusaha sekuat ini untuk aku dan Rania"

Ainun ( SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang