Part 41

663 27 0
                                    

Jangan lupa Vote❤

Hari ini Jeffry memutuskan untuk pulang ke kotanya karena memang ia sangat merindukan keluarga kecilnya dan perasaannya yang tidak tenang sejak bangun pagi. 50 menit sebelum keberangkatannya mereka telah di bandara

"Jeff, jangan lupa sering berkunjung kesini ya. Aku bakal kesusahan mengurus bisnis disini sendirian" ucap Stevani

"Tapi untuk sebulan ini kayaknya aku akan jarang kesini" kata Jeffry

"Kenapa? Jangan bilang kamu mau ninggalin aku?" tanya Stevani sambil menatap kearah Jeffry yang berdiri didepannya

"Nggak, aku harus memperhatikan bisnis properti, Beberapa hari ini terjadi penurunan nilai jual" tutur Jeffry pada Stevani

"Iya. Selesai urusan disini aku akan menemuimu disana"

"Nggak perlu, nanti kalau masaalah dikantor selesai sebelum jangka waktu yang aku tetapkan, aku akan berkunjung ke bali" ucap Jeffry yang kemudian memeluk Stevani dan membisikkan kata-kata "Jaga diri baik-baik ya, aku akan segera kesini kalau urusanku cepat selesai"

Stevani membalas pelukannya "Iya Jeff, aku akan menunggumu disini."
Setelah berpelukan Jeffry langsung masuk ke dalam untuk chek in.

****

Pagi ini Ainun di buat khawatir dengan putrinya yang tadi dini hari badannya demam dan rewel yang membuatnya terjaga sampai pagi ini.
Jam 5 subuh sudah ia berikan obat penurun panas namun si kecil masih rewel sampai jam 6 pagi.

Sejam berikutnya ia mulai terlelap namun suhu tubuhnya belum turun. Jam 10 Rania bangun dan menangis tidak mau disusui. Segala cara ia lakukan masih belum berhasil

"Sayang, apa yang sakit nak?"

"Nia jangan nangis ya, bunda jadi takut Nia rewel terus" ucapnya yang menggendong Rania dengan bolak balik dikamar ini.

"Rania anak baik, anak sholehanya bunda~" ungkapnya pada Rania yang mulai diam dan menatap ke arahnya

"Kenapa sayang? Rania rindu ayah? Ayah kerja nak" ucap Ainun yang membuat ekspresi Rania yang senyum menjadi sendu dan mulai terisak lagi.

"Oh jadi Rindu ya nak? Kita telfon ayah ya" bujuk Ainun yang berjalan mendekat nakas untuk mengambil ponselnya dan menelfon Jeffry.

Sejak dini hari ia berusaha menelfon Jeffry namun tidak ada jawaban darinya yang membuatnya semakin emosi, pagi ini ia mencoba menghubungi Jeffry tapi kali ini tidak aktif semakin membuat emosinya memuncak ditambah lagi dengan keadaan Rania yang masih demam

"Jeff, kamu kemana sih susah bangat dihubungin" keluh Ainun yang kembali meletakan ponselnya diatas nakas

Sedari pagi ini ia belum mengonsumsi apapun sampai Siti datang ke kamarnya dan membawakannya makanan

Tok..tok
"Masuk Ti" sahut Ainun

"Bu makan ini dulu" ucap Siti yang menyerahkan makanan yang ia bawa

"Sedari pagi ibu belum makan apapun"

"Makasih Ti, tapi aku gak lapar" balas Ainun

"Ibu makan dulu, biar saya yang menggendong neng Rania sementara ibu makan." Siti mencoba menawarkan bantuannya pada Ainuj

"Aku minta tolong kamu aja untuk gendong Rania bentar, aku kebelet BAB nih" pintanya yang diangguki oleh Siti lalu Ainun menyerahkan Rania pada Siti

Setelah BAB, Rania masih tertidur pulas di gendongan Siti ia kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum si kecil bangun pasti akan sulit untuk sekedar mencuci muka.

Selesai membersihkan diri ia kembali menggendong Rania dan Siti pamit keluar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang masih tertunda

Ainun membawa Rania ke ranjang untuk menyusuinya dan beberapa saat mereka tertidur. Ainun yang belum menutup matanya sejak dini hari tertidur pulas.

Sejam lebih ia masih tertidur pulas dan kaget kalau Rania menangis dan kemudian tertidur lagi saat Rania berhenti menangis.

Diruangan keluarga ini siti sedang menonton sinetron favoritnya karena semua pekerjaannya selesai, saat sedang fokus menonton tiba-tiba pintu diketok yang membuatnya harus beranjak dari ruangan tersebut

"Siapa sih yang bertamu siang bolong gini" gerutu Siti sambil berjalan ke arah pintu

"Ngapain kamu masang muka kaget gitu? Kayak kamu habis lihat penjahat" cibir Jeffry

"Tidak pak, saya kaget bapak tiba-tiba pulang" balas Siti

"Dimana Ainun dan Rania?" tanya Jeffry yang masuk ke dalam rumah

"Ibu dan neng Rania di kamar pak"

Jeffry langsung berjalan ke kamarnya dan mengabaikan Siti. Ia membuka pintu kamar dan mendapati Ainun yang tertidur, Jeffry meletakan tasnya diatas sofa dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum memeluk Rania

Ainun yang tertidur pulas dibuat kaget dengan suara air di kamar mandi ia langsung bangun dan mengendong Rania yang tertidur pulas

"Masa iya sih, siang bolong gini ada hantu?"

"Atau jangan-jangan ada perampok lagi, lagian ngapain juga dia harus mandi coba?" gerutunya saat ia akan turun dari ranjangnya pintu kamar mandi dibuka dan membuatnya kaget

Jeffry keluar kamar mandi dengan pakaian santainya dan bertanya pada Ainun "Kenapa kamu kaget melihatku?"

"Gimana gak kaget, orang aku tahunya kamu dibali tiba-tiba keluar dari kamar mandi"

"Maaf, sengaja gak ngasih kabar kepulanganku takutnya gak jadi dan makin membuatmu marah"

"Oh jadi kamu sengaja juga gak ngangakt telfon aku dini hari?" tanya Ainun

"Ngapain juga kamu nelfon aku dini hari" tukas Jeffry

"Kalau Rania gak demam, aku gak bakal ganggu istirahat malam kamu!" tutur yang keluar kamar membawa Rania sambil menangis

"Ainun.." teriak Jeffry yang hanya diabakannya. Ia memilih mengunci diri dikamar Rania

"Tapi kok gak ada riwayat panggilan dari Ainun?" batin Jeffry

"Oh. Aku tahu pasti kerjaannya Stevani nih, awas saja kamu Van" lirihnya yang kemudian meraih ponselnya di atas meja dan menghubungi Stevani

"Hallo, Kenapa Jeff?"

"Van, kamu gila? Gara-gara kamu aku sampai gak tahu kalau putriku lagi sakit" sesal Jeffry dengan emosi yang memuncak

"Maaf Jeff, habisnya Ainun ganggu waktu istirahat Kita"

"Kamu gila Van, kalau saja putriku kenapa-napa aku gak bakal maafin kamu seumur hidup" ancam Jeffry yang kemudian mematikan ponselnya dan keluar kamar menemui Ainun

"Ainun, ponselku gak sengaja di silent " ucap Jeffry dibalik pintu

"Ainun, buka pintunya aku ingin memeluk Rania" teriak Jeffry yang berusaha mengendor-ngendor pintu

Sementara itu Rania mulai menangis

"Rania sengaja nangis ya? Biar bunda bukain pintunya?"

"Ainun, aku dobrak pintunya kalau kamu gak bakal bukain pintunya!" desak Jeffry

"Tuh kan Ayah udah marah besar nih, jangan nangis lagi dong. Bunda gak pengen ketemu Ayah" rintih Ainun

Siti yang mendengar keributan hanya bisa membatin "Huh, mulai lagi perang dunianya"

Jeffry yang mendengar suara Rania yang menangis semakin tak sabar untuk segera mendobrak pintu kamar ini

"Ainun Aku...." Perkataanya terpotong karena Ainun sudah membuka pintu kamar

"Kenapa sih harus pake cara kasar? Aku gak suka harus bersikap sekasar ini sama kamu" tutur Jeffry yang hanya diabaikan Ainun

Jeffry mengambil Rania dari pelukan Ainun dan anehnya si Kecil Rania langsung diam digendong Ayahnya. Ainun memilih berbaring dan membiarkan Rania bersama Jeffry.

Ainun ( SELESAI✔)Where stories live. Discover now