Part 20

580 21 0
                                    

Jangan lupa vote💐

Bunyi klakson mobil terdengar sampai ke dapur tempat Ainun dan Siti membuat beberapa cemilan yang akan disajikan malam nanti untuk tamu spesial mereka dari luar kota yakni Keluarga Tian dan Lily yang datang berkunjung kerumah ini.

"Ti tolong bukain pintunya barang kali jeffry udah balik" pinta Ainun pada Siti yang diangguki oleh Siti.

Sementara Ainun sibuk dengan adonan brownies yang ia buat
Siti lalu berlalu dari dapur menuju depan untuk membukakkan pintu untuk tuannya

"Ainun dimana?" tanya Jeffry pada Siti

"Ibu sementara membuat kue didapur pak"

"Ohiya, bilangin ke Ainun aku tunggu ia di ruang keluarga" pintah Jeffry yang berlalu meinggalkan Siti yang sedang menutup pintu

Siti yang mendengar perintah dari Jeffry langsung berjalan kearah dapur untuk memberitahukan pesan Jeffry

Siti kemudian menghampiri Ainun yang tengah sibuk dengan adonan browniesnya
"Ibu, ditunggu bapak diruangan keluarga" ucap Siti pada Ainun

"Kamu nggak bilang aku lagi buat adonan brownies?" tanya Ainun yang mentap kearah Siti

"Sudah saya kasih tahu bu, tapi bapak nyuruh saya untuk nyampein perintah beliau" jawab Siti

"Ti, tolong kamu masukan bubuk coklat ini kedalam mixer dan pengadukan cukup pakai spatula saja lalu setelah coklat tercampur dengan baik kamu tinggal masukin adonannya ke loyang terus masukkin kedalam oven" jelas Ainun pada Siti sambil menunjuk beberapa benda yang ia jelaskan barusan

"Baik bu" sahut Siti pada Ainun
Setelah memberitahukan step by step pada Siti dan Ainun langsung berjalan ke ruang keluarga. disana sudah ada Jeffry yang duduk di sofa sambil menonton tv dengan pakaian kantor yang belum ia lepaskan

Ainun langsung bertanya pada Jeffry "Kenapa manggil aku kesini?,"

"Aku berburu dengan waktu menyiapkan cemilan untuk Lily" sambung Ainun yang menatap pada seseorang yang masih fokus menatap kearah tv menyala tanpa menghiraukan panggilannya

"Jeff" panggil Ainun yang berjalan kearah Jeffry

Jeffry menoleh kearah Ainun yang berdiri tepat didepannya dan berkata

"Aku manggil kamu kesini untuk membicarakan hal penting"

Setelah mengutarakan maksudnya memanggil Ainun ia kembali fokus menatap kearah layar tv yang membuat Ainun mulai jengkel melihatnya

Ainun kemudian bertanya"Hal penting apa yang akan kamu bahas?"

"Hari ini kamu cantik" sahut Jeffry yang menatap kewajah Ainun.

Ainun langung melotot kearah Jeffry
"Jeff, Aku lagi gak pengen bercanda deh, cepat buruan bilang apa yang pengen kamu omongin" desak Ainun

"Iya emang Cuma mau ngomongin itu" sahutnya sambil berdiri dari tempat duduknya yang kemudian menarik tangan Ainun yang membuat Ainun mendekat kearahnya

"Itu hal yang penting juga sayangku" bisik Jeffry pada Ainun yang kemudian meninggalkannya

"Jeff" teriak Ainun pada Jeffry yang kemudian menoleh kearanya

"Ya sayang, aku kekamar dulu bersih-bersih sebentar" ucapnya yang kemudian mempercepat laju langkahnya

Jeffry sukses membalas keisengan Ainun minggu lalu yang menyuruhnya untuk menghabiskan salad buahnya, padahal ia tahu sendiri Jeffry tidak begitu menyukai buah-buahan.

Dengan raut wajah yang kesal Ainun kembali kedapur untuk melanjutkan pekerjannya yang sempat tertunda karena keisengan Jeffry dan betapa terkejutnya ia mencium bau makanan gosong.

"Ti, kayaknya adonannya gosong deh, kamu setel suhunya berapa sih?" tanya Inun yang berjalan kearah oven

"Suhunya saya pilih yang paling panas, biar cepat matang bu" jawab Siti dengan tatapan polosnya

Ainun langsung mengambil sarung tangan dan memakainya kemudian mengambil loyang yang oven listrik

"fix ini udah gosong Ti" Sambil meletakkan loyang itu diatas meja

"Ya Tuhan kenapa hari ini berat sekali" decih Ainun yang langsung meninggalkan dapur

"Maafkan kesalahan saya bu" sahut Siti pada Ainun

Ainun langsung berbalik badan kearah Siti yang menunduk dan berkata "Ini bukan salahmu Ti, kalau Jeffry nanya saya dimana bilang aja kamu gak tahu"

"Baik bu"

Ainun memilih kamar tamu sebagai tempatnya untuk meredahkan emosinya ia tak ingin meluapkan emosinya pada siapapun terlebih lagi dengan kondisinya yang sedang hamil sekarang dengan mood yang tidak begitu baik dan juga ditambah dengan insiden brownies semakin menambah buruk moodnya

45 menit berlalu Jeffry menunggu Ainun untuk menghampirinya karena pekerjaannya seharusnya telah selesai beberapa menit yang lalu namun ia belum juga datang kekamar untuk sekedar mandi dan mengganti pakaian untuk persiapan makan malam direstoran yang telah mereka jadikan tempat untuk bertemu kedua sahabatnya yang baru kemarin tiba dikota ini.

Jeffry yang keluar kamar menuju dapur dan mendapati Siti sedang merapikan alat-alat yang digunakan tadi ketempatnya semula

"Siti.. Ainun sudah selesai menghias kuenya?" tanya Jeffry dibalik pintu dapur

"Kuenya gosong pak" jawabnya

"Terus Ainun kemana?" tanya Jeffry balik

"Sebenarnya saya dilarang untuk ngasih tahu kebapak kemana ibu pergi" ucapnya dengan polosyang menunduk

"Kamu mau saya pecat sekarang?"
tanya Jeffry yang melotot kearah Siti

"Jangan atuh pak, yaudah saya kasih tahu aja. ibu kayaknya dikamar tamu" ucapnya pada Jeffry

"Nah gitu dong, kamu ribet amat jadi orang" tutur Jeffry yang kemudian meninggalkan Siti

Saat tiba didepan pintu ia mencoba membuka pintu namun pintunya dikunci dari dalam, Jeffry kemudian mengendor-ngendor pintunya

"Ainun buka pintunya" ucap Jeffry yang terus mengetuk pintu kamar itu

"Ainun kita bisa terlambat datang ke restorannya,"

"Ainun aku dobrak pintunya kalau kamu gak bakalan bukain pintunya!"ucapnya dengan tegas
Ia kemudian menjauh sedikit dari depan pintu

Saat Ainun mendengar kata-kata terakhir Jeffry ia langsung berjalan kearah pintu dan membukannya ia takut jika sampai membuat Jeffry marah dengan berat hati ia membuka pintu.

"Aku gak tahu ternyata ada preman dirumah ini!" sindirnya sambil menatap wajah Jeffry yang tersenyum kearahnya, senyuman yang seketika meredahkan emosinya.

Baru kali ini ia melihat Jeffry setampan ini padahal ia hanya mengenakan T-shirt berwarna hitam celana pendek dengan warna yang serupa, tampannya semakin bertambah

"Nak kenapa Ayahmu bisa setampan begini sih, kan bunda nggak bisa nunjukin ekspresi kesal bunda" batin Ainun

"Ngapain natap preman lekat begitu?" sahutnya pada Inun

"Pasti belum pernah lihat preman setampan aku kan" goda Jeffry pada Ainun

Ainun langsung memalingkan wajahnya kearah lain dan pergi meninggalkan Jeffry, belum selangkah ia berjalan tiba-tiba tangan kekar memeluknya dari belakang.

"Oh jadi ceritanya ngambek nih, aku aja nggak ngambek saat kamu nyuruh aku makan salad buah yang memang aku gak pengen aku makan" bisik Jeffry

"Itu kan perintah dari anakmu sendiri" jawab Ainun

"Ini juga perintah loh, Anak aku nyuruh Aku untuk memuji kecantikan bundanya" jawabnya yang masih memeluk Ainun

"Ihh, pake bawa nama anakku lagi" gerutu Ainun "Udah lepasin Jeff, aku pengen mandi gerah nih"

Sebelum ia melepaskan pelukannya ia membalik tubuh Ainun dan mencium dahi Ainun dan membiarkan Ainun pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap untuk makan malam di restoran nanti dan ia memutuskan untuk duduk di sofa dan memainkan ponselnya sebelum Ainun menyuruhnya untuk mengganti pakainnya.

Ainun ( SELESAI✔)Where stories live. Discover now