Part 3

1.2K 60 0
                                    

Jangan lupa Vote💖

Ainun dan Jeffry menghampiri meja makan dan memilih duduk berhadapan dengan sang mama dan adiknya Fiona.

"Selamat malam ma, pa, Fiona" sapa Ainun dengan ramah dan senyum tulus

"Malam juga menantu papa" sapa William pada menantunya. Hanya papa mertuanya yang menyambut salamnya dengan ramah

Sang mama mertua dan adik iparnya masih menatapanya dengan sinis, mereka berdua hanya fokus pada makanan masing-masing seakan memperjelas ketidaksukaan mereka pada Ainun

Jeffry dan Ainun kemudian duduk di kursi masing-masing dan tak lupa pula Jeffry menegur sikap sang adik yang tak menjawab sapaan istrinya

"Fio, jangan ikut-ikutan benci Ainun karena aku nggak suka kalian menatap istriku dengan tatapan sinis seperti itu!"

"Sensi amat sih, orang aku biasa aja natap ka Ainun!" balas Fio sambil memasukan makanan kedalam mulutnya

"Gak usah pura-pura bego dengan mengatakan aku sensi!" tegas Jeffry dengan sorot mata yang tajam kearah Fio

"Fio gak natap aku sinis kok, dia senyum ke aku kamu aja yang nggak lihat" selah Ainun sambil menenangkan amarah sang suami

Plakkk.

Bunyi suara meja yang dipukul oleh Wina

"Kalian kesini mau makan atau berantem? Kalau mau berantem sama ke teras saja berantemnya jangan dimeja makan!" tegur Wina dengan nada emosinya

Menyadari Fio yang langsung meninggalkan meja makan, Wina langsung menarik tangan anaknya

"Mau kemana kamu? Minta maaf sama kakakmu dan juga Ainun" ucap Wina dengan raut wajah yang emosi terlihat dari tatapan tajamnya pada Fio.

Fio yang menyadari kemarahan mamanya langsung kembali ke tempat duduknya yang semula dan membuang nafasnya dengan kasar

"Maafin aku kak Jeff" sinisnya dengan raut wajah yang kesal

"Minta maafnya bukan ke aku, ke Ainun.!" Perintah Jeffry pada Fio dengb tatapan tajamnya

"Udah gak perlu minta maaf lagi Fio, kamu gak salah kok. Kakakmu aja yang sensi" ucap Ainun yang menatap Fiona dengan senyumnya

Jeffry langsung menengok ke samping Ainun "Inun" tegurnya dengan suara berat

"Gapapa, lain kali kamu lihat-lihat keadaan dulu sebelum melampiaskan kemarahanmu" balasnya pada sang suami

"Ya elah, cari muka banget sih lo, nenek lampir perebut kekasih orang" batin Fio yang terus menatap sinis Ainun

"Maafkan aku Jeffry, menyalahkanmu atas tindakanmu, aku hanya tak ingin hubungan kalian berdua makin retak gara-gara kamu belain aku terus menerus" batin Ainun

Sesudah insiden adu mulut kakak beradik. Tak ada suara selain suara sendok dan piring yg berbunyi semuanya tampak tenang menyantap makan malam kali ini.

"Emang udah kalian fikirkan baik-baik rencana kalian yang tidak akan mengadakan resepsi perbikahan" tanya dengan Wina dengan wajah yang emosi namun masih ia pendam

"Iya ma, aku dan Ainun sudah memikirkan hal itu jauh-jauh hari dan kami sepakat tidak akan mengadakan resepsi pernikahan" jawab Jeffry dengan lugas dan tegas

"Mau ditaru dimana mukakku saat teman-teman sosialitaku menyanyakan resepsi putra sulungku" jawabnya dengan mendramatisasi dan berusaha menghapus air matanya yang mulai mengalir

"Gak usah mikiran omongan orang-orang yang sukanya hanya mencibir ma, hargai keputusan putra dan menantu kita" selah William yang menatap pada sang istri

"Kamu nggak tahu aja gimana malunya aku yang akan dicercah dengan banyaknya pertanyaan oleh teman-temanku" jawabnya dengan raut wajah yang tergambar jelas sangat kecewa dan menghentikab aktivitas makannya

"Papa selalu mendukung apapun keputusan kalian berdua nak, karena ini rumah tangga kalian. Kami tidak punya hak untuk ikut campur urusan kalian" jawab William dengan memberikan dukungannya pada keputusan anaknya

"Kamu nggak pernah bisa mengerti perasaan mama Jeff, kamu gak sayang lagi sama mama!" Bentak Wina dengan wajah yang sedih dan pergi begitu saja dari meja makan sebelum menghabiskan makan malamnya

"Udah. Biarin dulu mamamu menenangkan dirinya" cegah William saat Jeffry berdiri dan mengejar ibunya yang lagi marah

"Habisin saja makan malam kalian terus istirahatlah"

"Iya pah" jawab Ainun dan Jeffry

Diseberang meja mereka ada fiona yang semakin menatap sinis pada ainun

"Makan malam kali ini sangat memuakkan" cibir Fiona sambil berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamarnya.

Mendengar kata-kata tajam putrinya William langsung menatap ke arah Ainun dan berusaha meyakinkan bahwa Fiona masih terlalu ke kanak-kanankan

"Tidak usah diambil hati ya nak soal ucapan Fiona dia hanya belum siap saja kakak tersayangnya menikah dan akan pergi dari rumah ini"

"Iya pah, Ainun paham"

"Kalian jadi kan berkunjung sama oma opa di LA?" tanya William

"In shaa Allah jadi pa, Jeffy rindu oma opa di LA sekalian memperkenalkan istriku pada oma opa di LA" jawab Jeffry

******

Selesai makan malam papa menuju kamarnya, Jeffry dan Ainun juga menuju kamar mereka.

Sementara itu sebelum mereka tenggelam dalam mimpi masing-masing Ainun membuka percakapan

"Jeffy" panggil Ainun

"Hmm, ada apa yang?"

"Kita batalin aja ke luar negerinya, aku takut mama makin tidak suka denganku" pinta Ainun dengan nada memohon

"Hmmm, nggak bakalan aku batalin, kita juga keluar negeri mau jenguk oma opa, kita juga kesana bukan sekedar jalan-jalan. Aku akan memperkenalkan kamu sama oma opa di Amerika" jelas Jeffry pada Ainun

"Sekarang udah malam, tidur yah istriku sayang, cintaku" ucap Jeffry yang membawa Ainun dalam pelukannya

Ainun hanya bisa mengikuti apa perintah dari sang suami tanpa membantahnya



28 Agustus 2020

Ainun ( SELESAI✔)Where stories live. Discover now