Part 14

421 25 0
                                    

Jangan lupa vote🌹

Malam ini menjadi malam yang panjang untuknya, ia masih enggan memejamkan matanya. Ia masih dibawah pikiran oleh kehadiran sosok masa lalu yang berusaha ia lupakan dari hidupnya dan ditambah lagi dengan Jeffry yang tidak kunjung menghubunginya seharian ini semakin menambah beban pikirannya.

Sosok yang dirindukan Ainun malah asik dengan dunianya sendiri. Siapa lagi kalau bukan Jeffry suaminya.

Malam ini Jeffry tidak menghadiri acara yang dibuat beberapa karyawan yang khusus untuk menyambut direktur mereka. Ia lebih memilih menghabiskan malamnya dengan teman-teman tongkorangan saat SMA dulu dan ia juga dengan sengaja menonaktifkan nomornya biar Ainun tidak bisa menghubunginya yang berujung pada kekhwatiran atau mungkin berujung berantem kecil khas pasangan suami istri

"Tuhan, maafkan perbuatan burukku kali ini. Aku hanya ingin melepaskan sedikit beban masaalah ini" gumam Jeffry dalam batin kemudian melangkah keluar dari kamar hotelnya

Tak lama menunggu didepan hotel kemudian mobil sedan tiba di hotel.

Kaca mobil sedan itu diturunkan dan terlihat seseorang yang menyapa kearah Jeffry untuk menyuruhnya untuk segera masuk kedalam mobil.

"Lama gak ketemu bro, lo apa kabar? Sahutnya sambil fokus mengendara

"Baik. Lo sendiri gimana kabarnya?" tanya Jeffry yang berdiri didepan pintu mobil

"Baik. Eh btw bini lo gak marah apa lo nongkrong ama kita-kita?" tanya Tian pada  Jeffry yang duduk di sampongnya

"Dia gak marah kok, lagian aku juga udah kasih tahu dia" jawab Jeffry dengan beribu kebohongan

"Kamu gak lagi kontekan ama Stevani?"

"Nggak lah, mana berani gue kontekan ama bini orang" jawab Jeffry yang masih fokus menatap ke jalan yang mereka lewati

"Lo salah besar Jeff, dia belum nikah dan soal pernikahannya 4 tahun lalu semua itu gak benar bro" sahut Tian sambil menepuk pundak dengan satu tangannya

"Gak benar gimana, orang gue terima undangannya kok" balas Jeffry sambil mengerutkan dahinya

"Itu akal-akalannya aja. Katanya sih ada yang nyuruh dia buat undangan palsu itu biar lo mutusin ninggalin dia yang notabennya akan jadi istri orang lain" jelasnya dengan nada suara tergambar serius

"Gue gak peduli lagi dengan alasan basinya Tian!, gue udah gak punya perasaan apapun padanya. Cinta dan diri gue milik istri gue seutuhnyaa" bantahnya pada Tian. Terlihat seperti memendam kekecewaan yang mendalam

Kenapa Tian bisa dikota yang sama dengan Jeffry? Alasannya karena tian bergelut dibisnis yang sama. Ia dan lily memutuskan pindah ke kota ini karena perusahaannya PT. Tirta Deff Tbk memiliki saham sebesar 25% di Kaltim Batubara Prima (KBP) sedangkan perusahan Jeffry PT. Adifist Alkasa Tbk memiliki saham 35% di perusahaan yang sama dengan Tian.

"Gimana kabar Ainun?" tanya Tian yang mencoba mengalihkan pembicaraan

"Baik" jawab Jeffry

"Itu muka apa kain lap kusut amat sih bro, mikirin apa sih lo?" tanya tian yang menyadari sang sahabat sedsng dirundung sedih

"Menurut lo tampangan gue gini udah cocok jadi ayah?" tanyanya dengan ekspresi yang sulit diartikan

"Menurut lo sendiri gimana?"

"Gue sih siap gak siap disiap-siapin aja, kasihan aja lihat ainun yang kayaknya mengidam-ngidamkan punya anak bahkan dia rela ninggalin pekerjaanya biar bisa jadi ibu yang baik untuk anak kami nanti, tapi gue sendiri belum begitu yakin akan jadi ayah yang baik" jelasnya dengan wajah makim tak karuan

Ainun ( SELESAI✔)Where stories live. Discover now