Part 31

436 25 0
                                    


Waktu 6 bulan terasa begitu cepat saat Ainun mengizinkan Jeffry mengelolah langsung Ressort di bali, Jeffry semakin melebarkan sayapnya ke dunia Bisnis ia termasuk diantara 150 orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes Indonesia. Pencapaian ini tak luput dari dukungan keluarga yang mengalir seperti Air.

Semua bisnis yang ia tekuni berjalan dengan lancar banyak pengusaha-pengusaha lain tertarik membeli saham yang di tawarkan di bursa saham.

Dukungan keluarga bukan satu-satunya yang berperan penting, disana ada Stevani Ratu bisnis ia memiliki sejuta prestasi di bidang bisnis.

Ia membantu Jeffry memgembangkan bisnisnya Khususnya di Ressort. Karena ia tinggal lama di Bali jadi bukan hal yang sulit untuknya untuk menarik investor dari mancanegara.

Jeffry lebih sering bolak balik ke Bali untuk urusan pekerjaanya sedangkan Ainun masih setia dengan pekerjaan mulianya mengurus putrinya.

Ia tak begitu paham mengenai bisnis jadi dia tak banyak membantu sang suami. Ia mempercayakan semuanya pada sang suami, ada yang aneh selama Jeffry membuka bisnisnya di Bali ia tak pernah mengajak Ainun dan Rania untuk berlibur kesana, mungkin karena kesibukkannya atau karena ketakutannya untuk membawa Rania yang masih bayi keluar daerah.

Ada yang spesial juga dari kerja sama ini yakni hubungan Jeffry dan Stevani juga semakin baik tentunya karena ikatan bisnis.

******
S

uasana makan siang ia tampak sepi tak ada bincang-bincang khas keduanya memilih sibuk pada urusan masing-masing. Jeffry menengok sebentar pada Ainun yang sibuk menyuapkan makanan pada Rania dan langsung mengutarakan keinginannya

"Ainun, besok aku akan ke Bali. Tolong siapkan keperluanku"

"Besok kan weekend, waktunya untuk kita bersama Jeff" balas Ainun yang enggan menengok ke arah Jeffry yang tengah menyelesaikan makan siangnya

"Ini juga Weekend kali, kamu gak usah ribet deh jadi orang!" bentak Jeffry pada Ainun kemudian meninggalkan meja makan dan menuju ruangan kerjanya

Ainun hanya diam tak percaya melihat sifat Jeffry yang dari hari ke hari semakin kasar padanya.

Ainun berbalik pada Rania yang hanya menatapnya dengan tatapan polos dan tampak kaget dengan suara tinggi Jeffry

"Sayang jangan takut ya, ayah gak jahat kok semua salah bunda yang banyak maunya" ucap Ainun pada Rania sambil mengelus kepala Rania.

Si kecil Rania hanya meresponnhnnya dengan tawa kecilnya

Setelah menyelesaikan makan siang Rania, Ainun segera memandikan Rania yang sedikit belepotan dengan makanannya karena ia semakin Aktif. Setelah Rania cantik dan wangi Ia kemudian menitipkan Rania pada Jeffry.

"Jeff, aku titip Rania sebentar" ucap Ainun sambil meletakan Rania di pangkuan Jeffry yang sedang duduk sambil membaca beberapa berkas penting yang ada di ruangan kerjanya

Jeffry kemudian mengendong Rania dan bertanya pada Ainun "Kamu mau kemana?" 

"Mau jalan-jalan ke mall" kata Ainun pada Jeffry yang menatapnya dengan penuh tanda tanya "mau mandilah masih juga pake nanya" sambung Ainun yang kemudian pergi meninggalkan Jeffry dan Rania

Jeffry langsung dibuat kaget dengan ucapan Ainun, ia kemudian bertanya pada pada Rania yang polos perihal sikap bundanya itu
"Bundamu kenapa ngambek gitu sih Ran?"

Kalau saja Rania sudah bisa berbicara dengan lancar pasti sudah ia katakan apa yang membuat Ainun bersikap seperti itu

******

Setelah ia meninggalkan Rania pada Jeffry ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan pastinya ingin menangis dibawah shower.

Pelariannya saat ia kacau ingin menangis pasti ke kamar mandi meluapkan segala kesedihan dan air mata yang ia bendung.

"Jeff, aku takut. Dunia terlalu jahat untuk kita kapan saja hal-hal yang tak diinginkan bisa terjadi" ucapnya yang semakin terisak dibawah shower ini.

Ia tak tahu berapa menit waktu yang ia habiskan untuk berdiri di tempat ini sampai satu ketukan menyadarkannya dari lamunannya.

"Ainun kamu mandi apa tidur sih, lama amat. Kasihan tuh Rania nangis aku gak bisa nenangin dia" ucap Jeffry sambil mengetok-ngetok pintu kamar mandi

"Bentar lagi selesai Jeff, kamu ambil aja snack favoritnya terus kasih ke Rania nanti juga dia diam" teriaknya dari dalam kamar mandi sambil buru-buru mengenakan Handuk kemudian keluar.

Ainun menatap Jeffry yang kebingungan mencari snack favorit Rania

"Mau nyari sampe kiamatpun gak bakalan ketemu" sindir Ainun yang kemudian membuka lemari pakaiannya dan mengambil pakaian lalu mengenakannya

"Kamu nyimpannya dimana sih, susah amat nyarinya" gerutu Jeffry sambil terus membuka laci samping Box bayi Rania tempat keperluan si kecil

"Salah kamu gak nanya tempatnya dimana" balas Ainun yang kemudian mengambil Rania dari Jeffry

Ainun membawa Rania dalam pelukannya dan langsung menyusui si kecil "Sayang, maaf ya bunda lama mandinya"

Begitu Ainun mengambil Rania dari Jeffry ia memutuskan keluar kamar dan menuju tempat kerjanya dan menelpon seseorang

"Maaf ya, tadi Rania nangis jadi aku menjaganya sebentar bundanya juga lagi mandi jadi aku yang jagain dia" ucap Jeffry pada seseorang di balik telfon

"Kamu lagi dirumah?" tanya seseorang tersebut

"Iya, kamu dimana? Kenapa bisa tahu aku lagi dirumah"

"Tadi aku keluar sebentar ke minimarket dan terus lihat mobil kamu diparkiran rumahmu" jawabnya pada Jeffry "Coba kamu keluar deh, nanti kamu bakal lihat aku berdiri di lantai 2 rumahku" saran seseorang tersebut pada Jeffry

Jeffry langsung berjalan keluar rumah dan menatap seseorang yang sedang melambaikan tangan padanya yang juga di balas oleh Jeffry. Setelah melambaikan tangannya Jeffry langsung masuk kedalam rumahnya takut jika Ainun memergokinya.

******

Setelah Rania selesai menyusui ia meletakan si kecil di box bayi sementara ia merapihkan kamar yang berantakan ini

Ainun harus extra cepat melakukan sesuatu karena di umur Rania yang sekarang ini mulai bisa berdiri dan mengeluarkan beberapa kata seperti panggilan "Mama" dan juga "Papa" sebisa mungkin ia melatih Rania memanggilnya dengan sebutan Bunda namun masih sulit untuk di ikuti oleh sang buah hati.

Selesai merapikan kamar yang agak berantakan ia bermain sedikit bersama Rania untuk memancing rasa kantuk Rania agar bisa istirahat bersamanya karena ia sendiri merasa sangat mengantuk karena hampir setengah jam menangis dan untungnya Rania juga merasakan hal yang sama dengan Ainun.

Mereka berdua langsung memutuskan untuk tidur siang berdua saja tanpa Jeffry.

Toh ini juga sudah menjadi rutinitas mereka berdua, selalu tidur berdua. Sesekali Rania akan rewel saat akan tidur tapi bukan Ainun namanya kalau tidak memiliki 1001 cara untuk menghentikan tangisan Rania.

Pernah saat Jeffry sedang dalam perjalanan bisnis ke Kalimantan Rania rewel sampai pukul 4:20 Siti yang terbiasa bangun awal langsung menghampiri kamar Ainun dan mencoba menawarkan diri untuk mencoba membantu Ainun. Siti juga seorang Ibu tunggal yang bekerja untuk menghidupi anaknya yang ia titip dirumah sang ibu, jadi ia memiliki Aura keibuan yang sedikit bisa sedikit menenangkan Rania

Mereka berdua tampak tertidur pulas dengan mata Ainun yang sedikit bengkak, namun tak ada pertanyaan yang terlontar dari mulut Jeffry perihal Matanya yang terlihat bengkak akibat menangis untuk waktu yang terlalu lama.

Jeffry ada dirumah maupun tidak ada rasanya tetap sama saja. Tak ada perlakuan atau perhatian yang ia khususkan pada Ainun dan Rania. Semuanya untuk pekerjaannya, Ainun hanya bisa menangis dalam diamnya mendapati Jeffry yang berubah karena ketenaran dan keberhasilan yang ia peroleh

~~~~~

Jangan lupa Vote dan komen yah💙

Ainun ( SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang