22 :: Mengejutkan.

Mulai dari awal
                                    

Dave mengepalkan tangan, betapa bodohnya ia meninggalkan Yona demi kepentingan masalahnya sendiri. Tidak menyerah, ia masih menelpon Yona berharap gadis itu menjawab. Ketika panggilan kesekian kalinya terputus, dadanya perlahan berdebar menyesakkan.

Kehilangan kesabaran, Dave pun berlari. Ia sudah tidak memperdulikan earphone-nya yang belum terpasang, lelaki itu nekat menerobos kerumunan murid setelah bel pulang berbunyi. Mempercepat laju larinya, Dave tidak bisa menahan diri.

Dengan napas memburu, Dave akhirnya tiba. Ia lantas masuk dan mencari keberadaan Yona. Namun, hanya ada Cinta di sana. Gadis itu mengandeng tas Yona. Kelas sudah sepi, membuat Dave semakin bergerak kehilangan akal.

"Lah, Dave?" Cinta berjalan mendekat saat menyadari keberadaan lelaki itu. "Lo ke mana aja? Yona cariin lo dari tadi. Sekarang Yona yang ke mana? Kita ada latihan cheers abis ini."

Dave tidak menjawab, ia justru menelpon Yona kembali. Cinta berdecak, lalu meletakkan tas Yona. "Nih, tas Yona gue serahin ke lo. Gue udah telpon dia juga tadi, tapi nggak diangkat. Gue nggak tau Yona ke mana lagi. Di lapangan indoor dia juga nggak ada. Kalau Yona udah datang bilangin gue duluan ke sana, ya?"

Tidak memperdulikan Cinta sama sekali, Dave tidak berhenti menghubungi Yona terus-menerus. Cinta bisa melihat jelas wajah lelaki itu memerah penuh kekhawatiran. Memutar bola matanya jengkel, Cinta membuka mulut ingin mengeluarkan kekesalannya namun Dave mendadak berbalik meninggalkannya begitu saja.

Meski pekikan kuat Cinta memekakkan telinga, Dave terus melanjutkan langkah mencari Yona. Ia benar-benar merasa kehilangan akal. Tubuhnya perlahan bergetar seiring sesak luar biasa memergoki dirinya. Jika Yona kenapa-kenapa, Dave bersumpah tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Dave berjalan gusar, menabrak murid-murid yang menghalangi jalannya. Menelpon Yona masih berharap gadis itu menjawab, Dave tanpa sadar meremas kuat ponselnya setelah panggilannya terputus lagi.

"Yona ... kamu di mana? Maafkan saya," lirih Dave bergetar.

Kembali berlari, Dave menelusuri koridor yang ramai. Tatapan dan suara-suara dari sekeliling seakan menguap berkat ketakukan Dave sekarang. Masih terus belari, lelaki itu mencari di semua tempat yang biasanya Yona kunjungi. Namun nihil, Yona tidak juga ia temukan.

Dave mengambil napas banyak-banyak. Ia mengatur napas yang tidak teratur. Tepat di mana ia melanjutkan langkahnya lagi, suasana heboh tiba-tiba membuatnya berhenti. Ia tertegun. Napasnya berubah tercekat ketika seruan menyebut nama Yona menusuki telinganya kuat.

"Berita heboh, berita heboh! Yona di temukan pingsan di toilet cewek, woi!!!"

Ketika satu seruan itu menggelegar, koridor pecah detik itu juga. Murid-murid yang tadinya berniat pulang seketika berlari ingin menyaksikan. Meninggalkan Dave yang masih membatu di tempat. Namun, tidak berlangsung lama. Karena detik setelahnya kaki panjang lelaki itu langsung berlari sekencang mungkin yang ia bisa.

Dave menggila. Ia terjatuh-jatuh karena langkahnya. Pikirannya sudah kosong. Jantungnya terasa ingin meledak. Menabrak keras orang-orang yang berkumpul menyaksikan, Dave membelah kurumunan itu. Hingga akhirnya ia berhasil mendapati Yona yang tidak sadarkan diri pada pelukan Billy, bersiap-siap membawanya pergi.

Dave mendekat cepat, tanpa memperdulikan Billy ia mengambil alih tubuh Yona dengan sekali hentakan. Memeluk Yona erat, ia berdiri mengendong Yona pergi namun Billy menariknya kembali.

"Lo ngapain?!" bentak Billy emosi.

Lelaki itu menatap Billy sekilas. Tak menghiraukan ia berdiri lagi namun Billy tidak bisa membiarkan.

"Yona sahabat gue! Biar gue yang bawa dia!" ujarnya tajam. Billy merebut Yona namun tenaga Dave lebih kuat.

Dengan mata memerah Dave menatap Billy tak kalah tajam. "Yona teman saya. Biar saya yang membawa dia. Saya lebih tahu harus bagaimana dibanding kamu," ucapnya menghentikan Billy. Tanpa membuang waktu lagi, Dave langsung berlari mengendong Yona menuju ambulance sekolah.

BeautifuloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang