19 :: Mengacaukan.

2K 449 192
                                    

Jangan lupa vote, dan tinggalkan komen dari kesan kalian baca cerita ini ya! Semangat semuanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote, dan tinggalkan komen dari kesan kalian baca cerita ini ya! Semangat semuanya!

Terima kasih untuk cintanya hingga saat ini❤

***

Btw wattpad sekarang berbeda yak. Kalian masih setia pakai versi wattpad terbaru atau donlot ulang veris jaman dulu nih? hihihi.

 Kalian masih setia pakai versi wattpad terbaru atau donlot ulang veris jaman dulu nih? hihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita adalah, rasa yang seharusnya tak bisa dirasa."

***

Harap untuk rileks dan siapkan jantung cadangan

 🍃🍃🍃🍃🍃

Sesuai janji, Yona benar-benar mengundurkan diri dari supermarket tempatnya bekerja. Meski waktu yang ia habiskan di sana cukup singkat, tetapi ia banyak mendapatkan kehangatan dari tempat itu. Sejujurnya Yona sangat berat hati, namun apa boleh buat, membuat Dave bahagia atas tindakannya lebih berarti baginya saat ini.

Bibir Yona lantas berkedut, ingin menertawakan diri sendiri karena untuk pertama kalinya ia bersedia melakukan apa saja demi seseorang. Sejak dulu, ia terlalu keras kepala untuk mengubah sesuatu yang sudah menjadi pilihannya. Tetapi detik ini, kehadiran Dave berhasil mengikis sisi keras Yona secara perlahan.

Mengambil napas dalam-dalam, gadis itu juga tahu jika sepantasnya ia memutuskan hal ini sebelum semakin merepotkan orang-orang yang peduli dengannya. Yona hanya sulit melepaskan sesuatu yang memberikannya rasa yang ia dambakan. Mengambil napas lagi, Yona kini berupaya menyingkirkan rasa menggelikan yang tak kunjung reda ketika nama Dave melintasi pikirannya.

Berbalik mendengkus pelan, sepertinya ia akan segera gila. Bagaimana bisa ia merasa goyah hanya dengan memikirkan manusia robot itu? Kepalanya menggeleng cepat, ia harus berhenti. Ikut terjatuh pada rasa yang sama akan sangat merepotkan. Gadis itu enggan membuang waktu tak tentunya untuk hal-hal demikian.

Merasakan ponselnya bergetar, perhatian Yona langsung tertarik. Kepala gadis itu menengadah sesaat, memperhatikan guru yang sedang terduduk di depan sana. Merasa aman, Yona melepaskan pena yang digenggam kemudian memeriksa pesan singkat yang masuk.

BeautifuloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang