1 :: Yona Faresta Ivory.

15.7K 1.9K 1K
                                    

👺Vote dan komen jika anda ingin selamat dunia akhirat👺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👺Vote dan komen jika anda ingin selamat dunia akhirat👺

***

"Pengecut sesungguhnya adalah, dia yang terus bersembunyi di balik topeng senyum lebarnya."

***

🍃🍃🍃

BRAK!!!

Mendengar suara tendangan kuat itu membuat gadis cantik yang tadinya masih terlelap harus tiba-tiba terbangun dengan perasaan terkejut. Ia lantas memegangi dadanya yang berdebar kencang sembari menghela napas. Ia akan terbangun dengan cara seperti itu jika tidak sadar dengan alarmnya yang telah diatur semalam.

Belum mengubah posisinya, ia hanya menunduk sedikit karena kepalanya yang terasa berat lagi. Tidak hanya itu, tubuhnya pun ikut-ikutan terasa lemas dan juga hangat. Mungkin karena setiap hari ia begadang hingga di atas jam duabelas malam.

"Yona! Bangun lo!" teriak Herman.

"Hm." Yona berdeham pelan sambil menatap lurus pintu kamarnya yang memiliki lubang cukup besar lagi pada bagian bawahnya, tanda bukti tendangan Ayahnya pagi ini. Pintu kamarnya sangatlah rapuh, hanya terbuat dari triplek biasa, hingga ketika Yona bangun terlambat sedikit saja, maka ia harus siap mengakali bagaimana caranya agar bisa menutupi kerusakan itu.

"Cepetan! Gue tunggu sampai tiga menit, kalau lo belum keluar juga habis lo di tangan gue!"

Yona tidak menjawab, sorot matanya masih sama. Melihat kaki Ayahnya yang tadi berdiri kesal di balik pintu sudah menghilang, ia menarik napas kuat-kuat lalu dihembuskan kasar.

Karena tidak ingin membiarkan pikirannya menjadi mendung di pagi hari, Yona mulai bergerak dari tempatnya. Berdiri dengan susah payah karena kepalanya yang seperti ingin pecah. Yona terdiam sesaat sambil menjaga keseimbangannya dan mengumpulkan tenaga, setelah itu ia perlahan berjalan untuk membasuh wajahnya.

Tidak sampai waktu tiga menitnya habis, Yona sudah keluar kamar. Ia memperhatikan keadaan rumahnya yang sudah ia rapikan semalam sebelum tidur, tetapi sekarang sudah kembali menjadi layaknya kandang sapi.

Yona berjalan sedikit lagi hingga tiba di dapur kecil. Seketika ia mendapati Mamanya yang sedang membuka kulkas. Yona berdiri diam memperhatikan hingga Mamanya sadar dan langsung menutup kulkas dengan keras, cukup membuat Yona terkejut untuk kesekian kalinya.

"Baru bangun kamu? Cepet masak! Udah numpang masih aja malas! Kamu itu anak adopsi, tau diri dikit!" ucap Linda yang berhasil membuat hati Yona seperti tercubit kuat oleh sesuatu.

BeautifuloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang