0 :: Prolog.

31.9K 2.9K 795
                                    

⚠ Selamat datang readers baru⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang readers baru⚠

Sebelum memulai, ada hal-hal yang harus kalian perhatikan sebagai berikut ;

-Pastikan niatmu penuh untuk membaca cerita ini. Agar bisa lebih memahami dan mendapatkan rasa yang ingin disampaikan pada cerita Beautifulove.

-Membaca narasi baik-baik. Jangan terlewat. Agar tidak kebingungan pada kejutan yang menanti.

-Peringatan awal. Beautifulove adalah cerita yang panjang. Rumit. Sulit. Serius. Menguras tenaga. Menguras air mata. Dan mengasah kesabaran.

-Cerita ini tidak sempurna. Masih terdapat beberapa kesalahan. Maka silahkan berikan krisar dengan baik.

-Jika merasa sanggup dengan segala rasa yang akan membebani, mari silahkan memulai membaca Beautifulove.

Semoga terhibur dan mendapatkan sesuatu yang posesif❤

Jangan lupa baca Bismillah❤

****


💃Jangan lupa vote dan komen biar author senang WKWK💃


🍃🍃🍃🍃🍃

Tidak terasa hari libur penaikan kelas kemarin akan segera berakhir. Entah mengapa, ketika setiap detiknya sangat dinikmati, maka waktu dengan kurang ajar seperti mempercepat pekerjaannya. Padahal, Dave masih ingin mengistirahatkan tubuhnya, tetapi besok ia harus sudah siap menerjang jalan hidupnya yang sangat berbeda dan juga menjengkelkan.

Sambil berjalan tegak seperti biasa, Dave mengulurkan tangannya untuk membuka earphone yang sebenarnya sangat menyiksa ini. Ia baru saja pulang dari supermarket yang tidak jauh dari rumahnya. Karena tempat tadi lumayan ramai—mungkin faktor dari hari terakhir libur, Dave terpaksa harus memakai penyumbat telinganya lagi yang biasanya tidak ia pakai saat berjalan-jalan di sekitar wilayah rumahnya yang sepi.

Hidup dengan takdir seperti ini membuat Dave mengasingkan diri dari ributnya ibu kota. Awalnya ia juga bersekolah di sini, tetapi ia terpaksa pindah karena merasa tidak nyaman dengan gaya belajar-mengajarnya. Hingga akhirnya Dave kini menjadi murid di salah satu sekolah swasta terpandang di tengah-tengah kota sana.

Ketika earphone-nya terbuka, suara musik dengan volume kencang sudah berhenti menyiksa, dan kini berbalik pada suara samar-samar yang tidak bisa Dave tangkap dengan jelas. Dalam hati ia terus bersyukur karena jalan menuju rumahnya sangat sepi—bisa dikatakan hanya ada dirinya seorang.

BeautifuloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang