Bab 26. Keputusan Kaisar

4.8K 672 41
                                    

Yuhuuuuuuu ... maaf updatenya luama benerrrrrrrr. T-T

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 26. Keputusan Kaisar

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Lan Hua telah berias dan mengenakan pakaian kebesarannya, pagi ini. Di belakangnya, Feng Mian masih tidur dengan lelap di atas ranjang. Lan Hua keluar dari Istana Dingin dengan dagu diangkat tinggi. Di depan gerbang kedua dayang setianya telah menunggu dengan was-was.

Dayang Ning menjadi orang pertama yang bicara. Kulit wajahnya pucat karena tidak bisa tidur semalam penuh. Wanita itu terus memikirkan kondisi tuannya di Istana Dingin. "Puteri Mahkota, apa Anda baik-baik saja?" tanyanya, khawatir.

"Aku bersama suamiku, jadi apa yang harus dikhawatirkan?" Lan Hua balik bertanya, diakhiri sebuah senyum tipis.

Oh, andai saja Dayang Ning bisa mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya secara terbuka kepada Lan Hua. Justru yang ditakutkannya karena Puteri Mahkota bersama Putra Mahkota, tadi malam. Kedua tuannya itu selalu bertengkar, hingga Dayang Ning merasa tidak tenang membayangkan keduanya menghabiskan malam di tempat yang sama.

"Anda tidak bertengkar lagi dengan Putra Mahkota, kan?" Dayang Ning akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Ia berjalan dua langkah di belakang Lan Hua. Di sampingnya, Xin Luo berjalan dengan ekspresi penasaran.

"Dalam situasi seperti ini bagaimana bisa aku bertengkar dengan Putra Mahkota?" Lan Hua menjawab tenang. Dia tidak mungkin mengatakan secara jujur tentang apa yang terjadi tadi malam di Istana Dingin. Perlahan rona merah menyebar dari pipi hingga kedua telinganya. "Aku harus menemui Kaisar."

Dayang Ning dan Xin Luo saling melempar tatapan. "Untuk apa?" Tanya keduanya bersamaan.

"Ada janji yang harus kutepati," jawab Lan Hua, penuh misteri. Ia berhenti berjalan. Wajahnya diangkat perlahan. Langit masih biru seperti biasa, tapi angin musim semi terasa berbeda dari biasanya. "Besok aku tidak bisa mengantar kakakku pulang," ujarnya, menekan perasaan sedemikian rupa. "Tolong katakan kepadanya untuk tidak khawatir karena aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Putri Mahkota, Anda membuat hamba cemas." Dayang Ning tidak bisa menahan air mata. Kehidupan kedua tuannya berada di ujung tanduk saat ini. Entah hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada Putra Mahkota, dan entah janji apa yang diucapkan Putri Mahkota kepada Kaisar?

Lan Hua berbalik, menatap kedua hambanya dengan tatapan lembut. "Tolong pastikan saja kakakku untuk tidak melakukan apa pun yang bisa membahayakan dirinya sendiri. Katakan kepadanya aku bisa mengendalikan situasi dan segera akan memberinya kabar dalam beberapa minggu ke depan."

Ia menjeda, melihat ke sekelilingnya untuk memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka saat ini. "Katakan kepada kakakku untuk datang mencari informasi jika dalam waktu sebulan tidak ada surat yang kukirim kepadanya."

Dayang Ning dan Xin Luo memucat. "Hamba mengerti!" jawab keduanya, gemetar.

.

.

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now