Bab 09

7.9K 962 28
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 09

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Kasim Chi menggelengkan kepala saat berjalan di belakang punggung Feng Mian. Keduanya tengah berjalan, menyelususri jalan setapak panjang menuju pekarangan kediaman Menteri Song yang luas. Kasim Chi tidak habis mengerti, kenapa tuannya secara terang-terangan mengatakan kepada putri mahkota jika dirinya akan mengunjungi Song Yi yang tengah sakit.

"Apa mungkin untuk membuat putri mahkota cemburu?" Ia bergumam, bertanya kepada dirinya sendiri. Kasim Chi memiringkan kepala ke satu sisi, keningnya ditekuk dalam. Kedua tangannya penuh oleh buah tangan yang akan diberikan tuannya kepada Song Yi.

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

Pertanyaan itu menarik sang kasim dari lamunan panjangnya. Ia terlalu cepat berjalan hingga nyaris menabrak punggung Feng Mian yang berjalan di depannya. "Tidak, Yang Mulia," jawabnya, berbohong.

Feng Mian sekilas melirik ke belakang. "Kau jelas mengatakan sesuatu. Aku tidak tuli."

Kasim Ching menelan air liur dengan susah payah. Ditatapnya punggung sang tuan lekat. "Hamba hanya sedang bicara kepada diri hamba sendiri, Yang Mulia."

"Apa yang kau pikirkan?"

"Putri mahkota," jawab sang kasim, jujur. Langkahnya terhenti saat Feng Mian berhenti berjalan, lalu membalikkan badan ke arahnya. Ching langsung menundukkan kepala dalam.

"Putri mahkota?" Feng Mian membeo. "Ada apa dengannya?"

Kasim Ching tidak langsung menjawab. Suasana damai di sekelilingnya tidak mampu meredakan kegelisahan pria itu. Ia pun memilih kalimat dengan hati-hati. "Maafkan kelancangan hamba, Yang Mulia karena hamba berpikir putri mahkota akan sangat marah kepada Anda setelah ini."

Satu alis Feng Mian diangkat tinggi. "Karena aku mengunjungi Song Yi?"

Kasim Ching menundukkan kepala semakin dalam. "Benar, Yang Mulia."

Feng Mian tidak menjawab. Untuk waktu singkat senyum penuh kemenangan menghiasi bibirnya. Namun, dengan cepat senyum itu menghilang, digantikan ekspresi dingin yang berhasil membuat bulu kuduk sang kasim berdiri. "Aku tidak peduli," ucapnya, datar.

Kasim Ching menghela napas panjang setelah Feng Mian kembali berjalan menuju kediaman utama Menteri Song. Ia mengira tuannya akan segera meninggalkan Song Yi setelah menikah. Kalau boleh jujur, Ching tidak menyukai sang menteri yang dengan sengaja menggunakan kecantikan putrinya untuk menggoda putra mahkota demi kepentingan politiknya. "Kenapa pria selalu terjebak oleh kecantikan wanita?" gumamnya, sedih.

.

.

.

Lan Hua tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat dua orang utusan datang ke paviliunnya dan mengatakan jika raja tengah menjamu seorang tamu di paviliun istana utama. Yang membuat wanita itu heran, tamu yang datang ke kerajaan ini datang dari Yuan Ming, khusus untuk bertemu dengannya.

Dengan cepat Xin Luo membantu tuannya untuk berpakaian pantas serta berias. Kedua wanita itu terdiam selama prosesnya. Mereka bertanya; siapa yang sengaja datang berkunjung untuk bertemu dengan Lan Hua?

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now