Bab 2

10.2K 1K 41
                                    

Source pics : pinterest

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 02

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Kasim Ching mengenakan pakaian rakyat jelata. Siang ini dirinya akan menemani putra mahkota menemui Nona Yi, putri keempat dari Menteri Song yang terkenal akan kecantikan dan keanggunannya di Kerajaan Wei Shu. Ada banyak putra pejabat dan pangeran dari beberapa kerajaan kecil yang menaruh hati akan pesonanya, tapi hati Yi telah terpikat sejak pertama kali melihat putra mahkota. Selain itu, ambisi Menteri Song tidak mengizinkan putrinya untuk memilih pendamping selain putra mahkota.

"Kenapa kau terus menekuk keningmu?" Feng Mian bertanya dengan nada biasa. Dia berjalan berpunggung tangan. Jalanan ibukota begitu ramai siang ini. Suara pedagang yang menawarkan barang dagangannya terdengar bersahutan. Sesekali Feng Mian melirik ke kanan dan ke kiri, senyumnya terkembang. Kebahagiaan pria itu terlihat jelas di ekspresinya.

Kasim Ching mempercepat langkah kakinya. Dia berjalan satu langkah di belakang Feng Mian saat ini. "Yang Mulia, bukankah Anda akan pergi ke kediaman putri mahkota?" Ia bertanya dengan hati-hati, takut merusak suasana hati sang putra mahkota yang tengah berbunga karena akan menemui pujaan hatinya.

Feng Mian mengibaskan satu tangan di udara. "Dia bisa menunggu."

Kasim Ching tidak menjawab. Entah kenapa perasaannya tidak enak saat ini.

"Apa lagi yang kau pikirkan?"

"Hamba masih berpikir jika Anda pergi menemui putri mahkota terlebih dahulu sebelum menemui Nona Yi," kata Ching. "Masalah diantara Anda dan putri mahkota bukankah jauh lebih penting?"

"Dan merusak hariku?" Kalimat itu diucapkan dengan penuh penekanan. Feng Mian mengembuskan napas keras. Ekspresi dan nada bicara Lan Hua tadi malam masih mengganggunya hingga saat ini. Selama ini tidak pernah ada wanita yang bersikap seberani itu terhadapnya. Feng Mian terbiasa berhadapan dengan wanita anggun, bukan pemberontak seperti Lan Hua.

"Ada baiknya jika putri mahkota dikawal saat keluar istana, Yang Mulia." Ching kembali bicara saat Feng Mian terdiam lama. Ia melirik ke arah tuannya yang kini memasang ekspresi serius. "Jenderal Wang Shu. Bagaimana jika Anda menugaskan beliau untuk mengawal taizifen?"

Feng Mian berhenti berjalan. Ia membalikkan tubuh dalam satu gerakan cepat hingga nyaris Ching menabraknya. "Wang Shu?"

Ching menganggukkan kepala.

"Kenapa aku harus menugaskan Wang Shu?"

Ching tidak menjawab.

"Aku akan memastikan wanita itu untuk diam di istana seumur hidupnya," tekan Feng Mian sebelum berjalan pergi.

Di tempat lain, Wang Shu menekuk kening dalam saat mendapati sosok yang dikenalnya. Ia menegakkan kembali tubuh, menggelengkan kepala sebelum akhirnya merasa yakin jika yang dilihatnya benar Lan Hua, tapi kenapa putri mahkota bisa berkeliaran di luar istana?

Tanpa berpikir panjang pria itu segera berjalan, menuruni beberapa anak tangga sekaligus untuk menyusul langkah Lan Hua dan Xin Luo.

Wang Shu baru saja keluar dari sebuah restoran ternama saat melihat sosok yang dikenalnya melintas di depan bangunan berlantai dua dengan gaya bangunan oriental lama. Pria itu menepuk bahu kanan Lan Hua, lalu memberi hormat saat wanita di hadapannya berbalik, menatapnya lurus.

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now