Bab 41. Perubahan Angin

1.6K 311 12
                                    

Dilarang menyalin, menjiplak atau mempublikasikan cerita tanpa izin penulis.

Mohon maaf apabila ada beberapa bagian cerita yang loncat-loncat. Versi lengkap dapat dibaca di versi cetak/ebook. /versi cetak tersedia, harga 110rb diluar ongkir dari Bandung. Minat DM ya. ^^

.

.

Happy reading!

.

.

.

Bab 41. Perubahan Angin

.

.

.

Pagi itu diantara kesibukan penghuni istana, Wang Shu mendapati pangeran kelima berjalan tergesa menuju Paviliun Timur. Dengan tidak membuang waktu lagi, ia segera menyusul langkah yang lebih muda untuk menghentikan Song Yu masuk ke dalam paviliun milik Lan Hua.

Pemandangan di sekitar mereka tenang sekali. Berbeda dengan sikap kedua pria yang tengah berhadapan dengan tegang.

"Maaf, Anda tidak diizinkan untuk masuk ke dalam Paviliun Timur!" Wang Shu membuka satu tangannya lebar, menahan tubuh Song Yu untuk bergerak lebih jauh. "Raja memberi hamba kuasa untuk melarang siapa pun masuk ke dalam paviliun," tambahnya. "Bahkan ibu suri tua pun tidak diizinkan untuk menemui Selir Yueyin."

Song Yu mengangkat satu alisnya tinggi. Dia mengangkat keranjang buah yang dibawanya, tinggi. "Aku hanya ingin memberi Selir Yueyin keranjang buah ini." Sinis ia melirik keranjang buah di tangannya. "Apa aku tidak boleh memberinya buah tangan dari Xin Luo?"

Wang Shu mengulurkan tangan. "Hamba akan menyampaikannya ke Selir Yueyin." Untuk beberapa saat telapak tangannya menggantung. Namun, Song Yu terlihat enggan menyerahkan keranjang tersebut. "Kenapa kau bersikap berlebihan seperti ini?" katanya, kemudian. "Aku sudha tahu jika selir sedang mengandung. Apalagi yang harus disembunyikan?"

"Hamba hanya menunaikan tugas dari raja, Anda bisa bertanya kepada Raja Feng saat beliau kembali," jawab Wang Shu, datar.

Song Yu mengawasi pria yang lebih tua di hadapannya dengan sorot tajam. Pria itu mendengkus, sangat tidak puas karena Wang Shu enggan memberinya jalan. "Apa kau tidak sadar jika posisimu jauh lebih rendah dariku?"

"Hamba sadar, tapi hamba tidak bisa melawan perintah raja. Perintah tetap perintah, dan Anda tidak hamba izinkan untuk masuk ke dalam Paviliun Timur!"

"Sialan!" maki Song Yu, marah. Pangeran kelima merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Wang Shu. "Kau mencari masalah denganku, Jenderal Wang Shu!" desisnya, mengacungkan telunjuk di depan wajah Wang Shu. Namun, sang jenderal menanggapinya dengan kepala dingin, tanpa kata mempersilahkan pangeran kelima untuk pergi.

.

.

.

Ada yang berbeda di Istana Wei Shu, siang ini. Keadaan istana sangat kacau oleh berita pengkhianatan Jenderal Wang Shu. Berita yang diterima dari kediaman pangeran kelima mengatakan jika sang jenderal secara diam-diam menculik selir kelima yang tengah hamil tua dan menyembunyikannya disuatu tempat.

Berita itu menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru istana. Dayang Ling yang mendengar berita itu segera berlari kembali ke paviliun selir pertama. Berapi-api ia menceritakan semua yang diketahuinya kepada sang selir yang memasang ekspresi tidak percaya.

"Jenderal Wang?" gumam Song Yi, tidak percaya. Aneh jika tiba-tiba jenderal kepercayaan suaminya melakukan kejahatan besar dengan menculik selir raja. "Jadi, selir kelima tengah hamil besar?"

TAMAT - Princess Lan HuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang