Bab 15

7.1K 819 14
                                    

Hallo! Maaf belakangan ini jarang update dan sekalinya update babnya pendek banget. Disibukkan oleh duta, pulang kerja badan udah kehabisam energy, pengennya tidur dan besok paginya terus aja begitu. Maafkan yah. Moga bulan ini bisa lebih fleksible waktunya. Jadi ada tenaga sisa untuk ketik2 dan update2 manjah. Hehehe.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 15

.

.

.

Lan Hua menarik napas dalam lalu mengembuskannya pelan. Dia melakukannya berulang kali sebelum bicara dengan kakaknya yang masih terlihat sangat santai di kursinya. Cawan kosong di tangan Er Huang kembali diisi arak manis yang segera ditandaskannya hingga tak bersisa. "Sekarang apa yang akan Kakak lakukan?" pertanyaan itu diucapkan dengan biasa walau terselip nada penuh penekanan di dalamnya. Di sisi kanan dan kirinya, Feng Mian dan Wang Shu duduk diam, memilih menjadi pendengar sedangkan Xin Luo mengurut keningnya yang berkedut sakit.

Telunjuk Lan Hua diangkat, terarah lurus ke tempat Xiang xiang duduk dengan tatapan tertuju kepada Er Huang. "Wanita itu jelas tidak akan melepaskanmu," ucapnya, gemas. "Dia pasti akan melakukan apa pun untuk bisa ikut denganmu."

Lan Hua menjeda. Kepalanya mulai berdenyut sakit. "Bukankah sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini?" tanyanya. Kepalanya diedarkan ke segala penjuru. "Kenapa kita masih di sini? Apa kau berharap wanita itu mengikutimu ke kediamanku?"

Satu alis Er Huang diangkat tinggi saat balas menatap Lan Hua. "Sejak kapan kau tidak percaya kepadaku?" Ia balik bertanya. Tersirat kekecewaan pada ekspresinya saat ia mengatakan pertanyaan itu.

Diletakannya cawan arak di atas meja oleh Er Huang. Ia lalu berdiri dengan gerakan anggun sembari menepuk-nepuk hanfunya yang tidak kusut. Gerakannya langsung diikuti oleh Xiang xiang yang langsung berjalan menuju meja yang ditempati oleh Lan Hua.

"Tuan mau pergi?" Xiang xiang bertanya dengan suara lembut. Kekagumannya terlihat jelas dikedua bola matanya. Wanita itu bahkan tidak berkedip saat menatap Er Huang. "Hamba akan segera mengemasi barang-barang hamba dan ikut dengan Anda."

Er Huang tidak langsung menjawab. Ia tersenyum kecil lalu berbalik dan berkata, "Aku ingin bicara denganmu!" ucapnya tanpa menatap Xiang xiang. Ia lalu melirik ke arah Feng Mian. "Kalian pulang saja, aku akan menyusul kalian pulang setelah bicara dengan Nona Xiang xiang."

Feng Mian menganggukkan kepala pelan. Ia lalu meraih telapak tangan kanan istrinya yang terlihat siap mendebat ucapan kakaknya. "Kakakmu sudah dewasa untuk menyelesaikan masalahnya. Jangan ikut campur masalah pribadinya!"

Lan Hua langsung menutup kembali mulutnya yang sudah terbuka untuk bicara. Wanita itu akhirnya hanya bisa pasrah, dan tanpa menolak genggaman tangan suaminya dia berjalan keluar dari dalam rumah bordil walau masih dengan wajah ditekuk, kesal.

.

.

.

Untuk beberapa saat tidak ada yang bicara diantara keduanya. Baik Er Huang atau Xiang xiang keduanya membisu. Xiang xiang berjalan sedikit di belakang Er Huang. Kepala wanita itu ditundukkan sedikit. Untuk alasan yang tidak diketahuinya, Xiang xiang merasa jantungnya berdebar sangat kencang.

TAMAT - Princess Lan HuaWhere stories live. Discover now