Bab 42.2 Membuka Topeng

1.7K 312 15
                                    

Dilarang menyalin, menjiplak atau mempublikasikan cerita tanpa izin penulis.

Mohon maaf apabila ada beberapa bagian cerita yang loncat-loncat. Versi lengkap dapat dibaca di versi cetak/ebook. Link ebook ada di profile saya. Versi cetak masih tersedia. ^^

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Bab 42.2 Membuka Topeng

.

.

.

Di tempat lain, Xin Luo, menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan minim cahaya. Semakin dalam, bau apek dan kotoran menyergap indra penciumannya hingga wanita itu menutup hidung dengan ujung lengan gaunnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Seorang prajurit bertanya dengan nada mengancam. Ujung tombaknya diarahkan ke wajah Xin Luo yang menjengkit kaget.

Setelah berhasil mengendalikan diri, wanita itu mengeluarkan sebuah segel militer yang berhasil dicurinya dari dalam saku Song Yu saat keduanya berpelukan tadi pagi. Xin Luo tahu hidupnya akan terancam karena berkhianat, tapi hati kecilnya tidak bisa tinggal diam melihat kejahatan yang dilakukan oleh pangeran kelima.

Setelah melihat segel militer di tangan Xin Luo, dua orang prajurit di hadapannya pun segera melonggarkan kewaspadaan. "Apa yang membuatmu datang? Ini bukan tempat untuk seorang wanita—"

"Aku Xin Luo, selir ketiga dari pangeran kelima," potong Xin Luo, mengangkat dagu. Ia memasukkan kembali segel militer tersebut ke dalam saku hanfu­-nya. "Kondisi di dalam istana sedang tidak kondusif, pangeran kelima memerlukan bantuan Jenderal Wang Shu untuk membantu mengamankan situasi."

Kedua prajurit itu saling melempar pandangan. "Bukankah pangeran kelima yang memasukkan Jenderal Wang Shu ke dalam penjara?" tanya prajurit kedua. "Kenapa beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya sekarang?"

Xin Luo melotot. Ia kembali mengeluarkan segel militer, mengangkatnya tinggi. "Segel militer ini diamanatkan Raja Feng Mian kepada pangeran kelima, dan jika tidak sangat mendesak, bagaimana mungkin suamiku memberikan segel ini kepadaku?" Ia berkata dengan sangat tenang, tapi penuh penekanan. "Aku tidak bisa menjamin leher kalian jika sesuatu yang buruk terjadi di istana, sementara Jenderal Wang Shu tidak berhasil kubebaskan karena kekeraskepalaan kalian!"

"Hamba tidak berani!" Kedua prajurit itu menjawab kompak. Keduanya segera masuk jauh ke dalam ruangan, membuat Xin Luo menunggu dengan perasaan was-was terlebih saat indra pendengarannya menangkap suara keributan dari sana. Tidak lama berselang, dua orang prajurit tadi kembali membawa Wang Shu yang terluka parah. Xin Luo mengangguk, meminta keduanya membawa sang jenderal ke Istana Barat dimana Nian Zhen sudah menunggu dengan was-was.

Dengan cepat Nian Zhen mengobati luka-luka di tubuh sang jenderal, sementara Xin Luo menunggu di luar kamar, gelisah. "Apa yang akan Anda lakukan sekarang?" Suara wanita itu terdengar sangat serak saat Wang Shu melangkah keluar dari dalam kamar yang dulu ditempati oleh Xin Luo.

Wang Shu masih terlihat sangat pucat, tapi berusaha untuk bisa berdiri tegak. Luka-luka di tubuhnya masih mengeluarkan darah segar, tapi sekarang bukan waktunya untuk duduk diam. "Selir Xin, apa pun yang terjadi nanti, ingat—bukan salahmu!" Ia menerima pedang, busur serta anak panah dari Ching Er yang sudah menyiapkan senjata itu sesuai permintaan Nian Zhen.

TAMAT - Princess Lan HuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang