Part 1

36.2K 1.1K 20
                                    

    H a p p y  R e a d i n g
.
.
.
.
.

Seorang gadis dengan seragam SMA berdiri didepan sebuah halte, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dia sedang menunggu kedatangan seseorang namun, orang yang ia tunggu tak kunjung datang. Hujan turun dengan derasnya, membuat badannya menggigil kedinginan. Gadis itu kemudian mengambil benda pipih yang berada di saku seragamnya, mencari nomor seseorang dan menekan panggilan suara.

"Please angkat, " ujarnya dalam hati sambil menahan suhu sekitar yang terasa sangat menusuk kulitnya akibat seragam yang ia gunakan sudah basah.

Beberapa kali panggilan tidak diangkat, membuat gadis itu menatap benda pipih itu sendu. Kemudian dia mencoba sekali lagi, senyuman terbit di bibirnya meskipun dirinya sedang sangat kedinginan saat ini. Namun, setidaknya panggilannya diangkat oleh orang yang saat ini sedang ia tunggu.

"Hallo, " terdengar suara laki laki diseberang sana.

"Emm.. Halo, Van, kamu dimana? ak... " belum sempat gadis itu melanjutkan perkataannya, suara diseberang sana lebih dulu memotongnya.

" Sorry Ra, aku gak bisa jemput kamu, aku lagi sama Vanya. Kamu bisa ,kan, pulang sendiri? "

Senyum yang awalnya terbit dari bibir Dara kini pudar setelah mendengar jawaban dari Revan.

"Tapi Van disini.. " belum sempat Dara menyelesaikan ucapannya, panggilan langsung diputus sepihak oleh Revan.

Hatinya sakit, perih, rasanya ia ingin sekali menyerah dan mengeluarkan segala apa yang dia rasakan selama ini, namun dia tak sanggup untuk mengutarakan isi hatinya, dia tak sanggup untuk mengatakan apa yang selama ini ia rasakan. Ia terlalu rapuh, bibirnya terlalu kelu untuk mengungkapkan segalanya. Dan sekarang yang hanya bisa ia lakukan adalah DIAM.

Dia adalah Alexandara Nathalia Anderson, seorang gadis yang sangat cantik, kulit putih dengar bibir tipis yang berwarna pink alami, memiliki tubuh ideal dengan tinggi badan sekitar 170 cm. Rambut indah dengan panjang sepinggang itu yang berwarna sedikit pirang. Dara adalah gadis berumur 17 tahun. Dia gadis yang sangat pintar bahkan bisa dibilang jenius. Banyak yang mengaguminya karena Dara adalah gadis yang baik dan rendah hati, dan tentunya dia tidak sombong meskipun keluarganya merupakan keluarga terpandang di dunia karena ayahnya adalah pengusaha sukses dunia.

Namun dibalik segala yang Dara punya, dia adalah gadis rapuh yang selalu menutupi luka hatinya dengan segala keceriaannya. Dia adalah gadis yang tak pernah dianggap oleh orang yang dicintainya. Miris memang, tapi itu yang Dara alami selama 2 tahun terakhir ini. Setelah berhubungan dengan Revan.

Revandra Nathaniel Wijaya, laki-laki tampan yang berstatus sebagai tunangan dari Dara. Hidung mancung, rahang kokoh dan kulit putih bersih itu membuatnya menjadi incaran banyak kaum hawa. Namun, sudah banyak yang tahu bahwa Revan adalah milik Dara. Revan mempunyai sahabat dari kecil yang mungkin ia cintai sekarang.

Dia adalah Vanya Putri Sanjaya, seorang gadis cantik namun masih belum bisa menandingi kecantikan Dara. Vanya adalah sahabat Revan sedari kecil. Vanya memang lebih dulu mengenal Revan daripada Dara dan Revan selalu menomorsatukan Vanya daripada Dara, padahal Dara adalah tunangannya. Apakah Revan tak pernah memikirkan perasaan Dara? Jawabannya adalah Revan tak pernah mau perduli tentang itu karena yang selama ini ia tau adalah Dara tak pernah mengeluh jika Revan bersama Vanya. Revan memang menyukai Dara dan mungkin dia juga mencintai Dara namun dia selalu menomorduakan Dara, dan lebih memilih mementingkan Vanya terlebih dahulu.

*****

Dara kini berjalan menuju rumahnya, keadaannya basah kuyup. Dia menggosok kedua lengannya untuk menyalurkan sedikit kehangatan. Hari sudah gelap, tatapannya kosong, banyak yang ada dipikirannya saat ini. Apakah Revan sama sekali tak memperdulikannya? Apakah Revan tidak memikirkan keadaannya sekarang? Apakah dia tidak ada niatan untuk menanyakan keadaan Dara? Itu yang saat ini memenuhi pikirannya.

Tiba tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiba tiba ada sebuah mobil yang berhenti didepannya. Lalu turunlah seorang laki laki tampan dari mobil tersebut dan menghampiri Dara. Dara hanya menatap dengan tatapan kosong dan banyak luka dari pancaran matanya.

" Lo ngapain disini, Ra? " tanya laki laki itu dengan nada sedikit khawatir.

" Gue mau pulang" jawab Dara dengan senyuman terpaksanya.

Laki laki didepannya ini tahu bahwa senyum gadis ini hanya menutupi apa yang sekarang dia rasakan.

" Revan gak nganterin lo? Lo masih pakek seragam padahal ini udah malem dan dalam keadaan basah kayak gini. Lo kehujanan? " tanya laki laki itu beruntun.

Dara menghela nafas seraya tersenyum miris dia bahkan tidak tau harus menjawab apa.

" Gue gak papa kok, Ar " hanya itu yang bisa Dara jawab.

" Biar gue antar lo pulang. Keadaan lo udah kayak gini dan rumah lo masih lumayan jauh. Ini udah malem, masalah Revan dia gak akan marah kalau lo sama gue. Dan gue gak nerima penolakan! " balas Arkan. Dia tidak ingin gadis baik dan cantik didepannya ini kenapa-napa.

Dara menghela nafasnya. Dia tidak bisa lagi menolak permintaan laki laki didepannya.

" Okay deh. Thanks, ya, Ar " jawab dara sambil tersenyum.

Kemudian mereka berdua berjalan memasuki mobil sport Arkan. Didalam mobil hanya ada keheningan. Dara dengan segala pikirannya tentang Revan dan Arkan yang memikirkan keadaan gadis di sampingnya ini.

" Lo cewek kuat Ra, gue gak ngerti kenapa Revan nyia - nyiain cewek secantik dan sebaik lo. Gue bahkan kagum sama lo. Udah cantik, pinter, baik dan yang pastinya lo itu rendah hati. Revan pasti bakal nyesel suatu saat nanti, " batin Arkan sambil sesekali melirik Dara yang sedang memandang keluar jendela.

Arkana Daniel Rafero, adalah sahabat dekat Revan. Tampan, sedikit pecicilan, tapi pikirannya sangat dewasa. Dia baik dan mudah bergaul.






























•••••

See you next chapter

I Give UpWhere stories live. Discover now