"Aku ingin jatuh cinta sejatuh jatuhnya, agar saat nanti Qaila mencintainya, ada Allah dibalik semua itu."
AMARA QAILA MAHREEN
3 pekan sudah libur, tetapi libur tersebut tidak mengubah kebiasaan Qaila untuk bangun pagi hari, membantu uminya menyiapkan sarapan pagi setelah beribadah.
Di ruang makan umi dan abinya tak henti-hentinya saling menatap satu sama lain, mereka berbicara lewat tatapan mata, sangat aneh. Kecuali Adam yang dengan santainya makan makanannya sendiri dengan lahap tanpa memperhatikan disekitar nya.Setelah selesai sarapan Qaila bergegas mencuci piring sambil bersholawat, suaranya begitu indah. Dia memang memiliki suara yang merdu keturunan umi dan abinya.
"Qaila duduk sini nak, umi sama Abi mau bicara" Qaila yang sedang menaiki tangga setelah selesai mencuci piring, seketika berhenti mendengar suara uminya memanggil.
Qaila mengernyit, entah hal penting apa yang akan mereka katakan sampai-sampai raut wajah kedua orangtuanya begitu serius tidak seperti biasanya yang penuh dengan senyuman.Qaila berjalan menuju umi dan abinya, Qaila mendudukkan dirinya di tengah-tengah kedua orangtuanya.
"Ada apa umi, Abi?" Tanya Qaila menatap wajah orang tuanya secara bergantian" Umi mau tanya, apa pandangan kamu tentang nikah muda?"
Qaila sempat terkejut, lalu ia tersenyum meski dalam hati gugup tentang pertanyaan uminya yang tiba-tiba
"Menurut Qaila, nikah muda itu salah satu jalan untuk menghidari dari perbuatan zina, mengendalikan nafsu kan begitu berat sehingga mereka yang memutuskan untuk menikah memilih jalan untuk tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Apalagi kita sebagai perempuan adalah fitnah terbesar bagi kaum Adam "
"Bagaimana jika Allah menakdirkan kamu untuk menikah muda? Apakah kamu bersedia?" Tanya Abi secara tiba-tiba
"Maksud Abi?" Qaila bertanya, ia mencari tahu apa yang dimaksud umi dan abinya menanyakan kesediaan nya untuk menikah muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
QAILA
Teen Fiction--- "Jika kau menganggapku sombong hanya karena mengabaikan pesan-pesanmu. Maaf, aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan, yaitu menghindari percakapan tidak penting diantara dua mahluk berlawanan jenis, dengan kata lain berkhalwat dengan yang b...