8.SEKELOMPOK!!

574 76 2
                                    

   

"Apa? Kita sekelompok! Gak mungkin kan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa? Kita sekelompok! Gak mungkin kan"

"AMARA QAILA MAHREEN"

"Akhirnya bisa sekelompok! Bisa lebih dekat dengan dia"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Akhirnya bisa sekelompok! Bisa lebih dekat dengan dia"

"REHAN SALDIANSYAH"

         Semilir angin memasuki jendela kamar Qaila yang sedang duduk termenung memegangi bantalnya.

    Entahlah sudah beberapa jam dari kejadian tersebut perasaan nya terus saja gelisah campur aduk.

"Ya Robb bisakah aku mengiklaskannya? Bantulah hamba ya Robb aku tidak mau seperti ini terus aku cape" Qaila menitikkan air mata nya, dia menundukkan kepalanya.

"CLEAK" pintu terbuka, Qaila langsung mengusap air mata nya agar tidak terlihat oleh uminya.

"Eh umi" Qaila menegarkan suaranya agar tidak terlihat sedih

"Kamu kenapa sayang muka kamu kaya sedih gitu? " Tanya umi merasa ada sesuatu yang terjadi kepada putri cantiknya.

"Apa? Gak ada apa-apa ko mi" Qaila tersenyum menutupi kesedihannya

"Beneran? Jangan bohong... Umi sudah bertahun tahun loh tinggal sama kamu, umi tau kalau kamu lagi ada masalah. Benar kan?"

"Engga ko mi Qaila ga apa-apa"

    Umi duduk di samping Qaila dan mengusap pundaknya dengan penuh sayang.

"Ceritakan nak apa yang terjadi"

    Qaila sadar memendam sendiri sangat menyakitkan tidak ada salahnya kan berbagi cerita, terutama kepada uminya yang sangat ia percaya dan sayangi.
Qaila menatap uminya dan hendak ingin bertanya

"Umi, salahkah mencintai laki-laki yang sudah menjalin cinta dengan orang lain?" Tanya Qaila

Umi tersenyum mendengar pertanyaan putrinya, tertanya putri satu-satunya ini sedang jatuh cinta.
"Tidak sayang, selama cinta itu tidak berubah menjadi hawa nafsu dan mendorong lahirnya tindakan yang melenceng dari agama. Umi tau memang itu sulit tapi itulah sebaik-baiknya jihad. Jihad melawan hawa nafsu nak" ucap umi lembut sambil mengusap punggung Qaila.

QAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang