42. HANCUR

355 40 19
                                    

"Yang kukira obat, ternyata menjadi sumber luka terhebat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang kukira obat, ternyata menjadi sumber luka terhebat"

REHAN SALDIANSYAH
---

Rehan POV

Flashback On

"Hai bunda" sapa Rehan saat menuruni tangga yang sudah rapi dengan kemeja hitam berbalut jas berwarna abu-abu.

"Oh haii sayang.. loh-loh rapi banget ini mau kemana?" Tanya Ida yang sedang duduk diruang keluarga sambil membaca majalah.

Aku tersenyum, hatiku sangat bahagia hari ini. Entah keberanian dari mana otak ku hanya ingin berfikir positif. Aku lalu mengambil satu buket mawar merah yang berada dimeja ruang tamu
"Mau lamar wanita yang Rehan suka"

"Hmm siapa tuh?" Jawab bunda Rehan sambil berdiri menyusul anaknya yang sedang merapikan bunganya

"Qaila, Rehan sudah pernah cerita kan"

"Oh Qaila, bunda kira kamu sudah lupa sama dia ternyata masih cinta toh" bunda mencolek hidungku

"Rehan's love will never fade towards Qaila"

"Bisa aja kamu" bunda mencubit tanganku gemas

"Sudah ya Bun nanti takut kemalaman, doain Rehan ya bund" aku mencium punggung tangan bunda lalu mencium pipinya

"Loh sama papah ga izin?" Sela Ramzi setelah keluar dari kamarnya

"Eh iya pah hehe. Papa doain Rehan ya, biar papah bisa cepet punya mantu" balasku dengan wajah senang

"Asik kapan nih papah bisa ikut kesana?"

"Nanti kalau keluarganya sudah setuju"

"Good luck sayang"

"Thanks bund pah, Rehan jalan dulu assalamu'alaikum" aku melangkah kaki menuju bagasi dan menaiki motor ninjaku. Motor yang sudah 3 tahun ini tidak ia naiki. Aku sengaja lebih memilih naik motor, sekalian ingin melihat pemandangan Jakarta dimalam hari.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang