Saat ia menjabat Tangan abiku,
Saat ikrar suci itu dibacakan,
Saat aku mencium tangannya,
Saat itu juga, aku mencintainya...AMARA QAILA MAHREEN
"Waștana'tuka linafsi, Dan Aku telah
memilihmu untuk diri-Ku"SHAIDAN MUHAMMAD FARUQ
---
Disebuah masjid yang lumayan besar yang berada di daerah Jakarta, datang para keluarga dan tamu dengan rasa bahagia.
Perasaan bercampur aduk memenuhi
isi kepala serta hati Shaidan. Hari ini
hari dimana ia akan resmi menjadi
suami Qaila setelah menanti lama. Lisannya tak berhenti berdoa meminta kelancaran serta berharap ini adalah jalan terbaik yang
sudah disusun oleh sang Pencipta.Shaidan menarik nafas dalam, melirik
jarum jam yang menandakan acara
akan segera dimulai.
Beberapa tamu sudah duduk rapi
setelah mendengarkan sedikit khotbah nikah. Dengan Abi Qaila sebagai wali nasab, dan seseorang lagi yang menjadi wali hakim.Setelah penghulu bertanya kepada
Shaidan atas kesiapannya sebanyak tiga kali, barulah acara inti alias ijab kabul akan dimulai.
Abi Qaila dengan gagah menjabat tangan shaidan. Hari ini gadis kecilnya akan menjadi seorang istri. Walau ini perjodohan tapi Abi Qaila harap shaidan dan Qaila bisa menjalani ini dengan baik dijalan Allah swt.sedangkan Qaila ia masih berada didalam. Setelah pengucapan
ijab kabul selesai barulah ia akan
menemui shaidan dan para tamu.Abi bersiap, ia menutup mata
perlahan dan Manarik nafas-
"Ya Shaidan Muhammad Faruq, ankahtuka wazawwajtuka binti Amara Qaila mahreen bi mahri al khatam min dzahab haalan"
("Wahai Shaidan Muhammad Faruq aku nikahkan dan aku kawinkan kamu dengan putriku Amara Qaila mahreen dengan mahar cincin emas dibayar tunai.”)
KAMU SEDANG MEMBACA
QAILA
Teen Fiction--- "Jika kau menganggapku sombong hanya karena mengabaikan pesan-pesanmu. Maaf, aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan, yaitu menghindari percakapan tidak penting diantara dua mahluk berlawanan jenis, dengan kata lain berkhalwat dengan yang b...