Part 25 : Ternyata

821 73 10
                                    

Jangan baca di waktu sholat.

Maikel melihat ada Ferry di belakangnya,dia mengajak Ferry untuk mengobrol dengan mereka bertiga. Raut wajah Ferry sungguh tidak damai,terlihat emosi menyelimuti anak itu.

"Gue udah putusin semuanya" ucap Maikel memecahkan keheningan yang terjadi.  Ferry tidak menjawab,dia menunggu Maikel menjelaskan semuanya secara detail.

"Sepertinya benar apa kata Syakira,gue bukan cinta sama dia itu hanya ambisi semata agar gue terlihat lebih baik dari Lo! Gue bakal nurutin kemauan Lo,bukan karena gue kalah tapi demi Syakira! Buat dia bahagia" ujar Maikel dengan ikhlas.

Syakira senang dengan apa yang dikatakan Maikel tadi,tidak ada paksaan darinya untuk Maikel mengatakan itu semua. Semua itu terjadi diluar pikirannya.

Begitu pun dengan Ferry yang tidak menyangka Maikel akan menyerah semudah dan secepat ini. Tapi itu bagus membuat Ferry tidak harus menguras tenaga nya lagi,padahal Ferry sudah mempersiapkan rencana yang matang jika Maikel menolak dan membawa masalah ini ke jalur hukum.

"Ferry,ada sesuatu yang ingin aku sampaikan" ucap Syakira. Syakira melihat Maikel lalu mengangguk sedangkan Maikel menggeleng.

"Katakan" ucap Ferry.

"Apa kalian tidak ingin kembali seperti dulu? Dimana kalian bisa bersama-sama lagi?" Pertanyaan Syakira membuat mereka berdua kaku.

Syakira menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Kalian itu udah dewasa,gak malu sama anak kecil yang marahannya cuman hitungan menit masa kalian hitungan tahun" tidak ada yang menjawab sama sekali.

"Udah lah marahannya,lagian gak bawa untung juga buat kalian berdua. Kamu juga Fer,gak boleh dendam toh juga gak nguntungin kan? Dan kamu juga Maik,kamu harus minta maaf dan jelasin semuanya." Ucapan Syakira sama sekali tidak ada yang menjawab. Ntah mereka mendengarkan atau tidak Syakira tidak tahu.

"Belajarlah memaafkan,hidup terlalu singkat untuk mendendam. Sabar,maafkan,lupakan,dan mulai belajar dari kesalahan" ucap Syakira sedikit kesal.

Ferry menyuruh Syakira masuk kedalam rumah, Syakira pun nurut mungkin Ferry ingin berbicara berdua dengan Maikel,pikirnya.

Setelah beberapa menit Maikel menjelaskan semuanya kepada Ferry. Ferry pun ikut menyesal telah menuduh Maikel selama ini.

"Kenapa Lo gak jelasin dari awal sih?" Tanya Ferry.

"Gue sempet mau jelasin pas pemakaman nyokap Lo,tapi Lo menghindar dan mulai saat itu lo gak mau lagi ketemu gue,gue susah mau ngejelasinnya" ujarnya.

"Gue minta maaf ya?" Ucap Ferry membuat Maikel terkejut bukan main. Baru kali ini Maikel mendengar Ferry meminta maaf.

"Eh-iya gue juga minta maaf ya,Fer" mereka pun bersalaman ala mereka.

"Bisa gak ya kita kayak dulu lagi Fer? Gua kangen" ujar Maikel dengan ikhlas.

"Gue juga" jawan Ferry.

"Gue pengen kumpul bareng mereka,apa mereka mau nerima gue?" Tanya Maikel.

"Tentu,mungkin mereka juga akan senang" jawab Ferry meyakinkan.

"Lalu bagaimana dengan Bregizz dan J-gen?" Ini lah yang Maikel takutkan.

"Sebelum gue berangkat gue udah bubarin Bregizz" ujarnya. Meski Ferry membubarkan Bregizz dia tahu kalau anak Bregizz masih sering kumpul bareng hanya saja sudah tidak lagi memakai jaket Bregizz. Ferry memantau mereka dari kejauhan.

"Apa gue juga harus bubarin J-gen?" Tanya Maikel dengan sungguh-sungguh. Jujur saja pikiran itu sudah sejak lama ada dalam benaknya.

"Itu terserah Lo,dan hak Lo juga" jawaban Ferry sungguh tidak ada gunanya bagi Maikel.

"Alasan Lo bubarin Bregizz?"

"Gue mikir aja,anak Bregizz udah pada dewasa udah harus memiliki dunianya sendiri gak mungkin kita akan terus-terusan kumpul atau konfoy bareng-bareng" Maikel mengerti apa maksud Ferry sebenarnya. Maikel pun memikirkan nya.

"Lo mau pulang? Gue anter" ujar Maikel.

"Gak usah gua di anterin bodyguard"

"Yaelahh,kali-kali ke biar tambah akrab gitu" ucapnya memaksa.

Akhirnya Ferry menerima ajakan itu dan berpamitan kepada Syakira. Untung lah Maikel tidak memakai motor dia membawa mobil milik temannya yang ada di Singapura.

"Tumben Lo gak pake motor?" Tanya Ferry di tengah perjalanan.

"Di Singapura jarang yang pake motor,yakali gue mau jadi sorotan orang-orang,gila aja lu. Lagian kalo gue pake motor gue gak bakal ajak loe pulang,bego" ujar Maikel sambil menyetir.

Ferry tersenyum hangat mendengar Maikel mengucapkan itu. Meskipun kasar tapi itu menunjukan keakraban.

"Fer,lo laper gak? Gue laper nih. Makan dulu yok?" Ajak Maikel. Bohong jika Maikel mengatakan dia laper karena tadi sebelum Ferry datang dia sempat makan bersama Syakira.

"Boleh" jawab Ferry.

Maikel membelokkan mobilnya setelah menemukan resto yang cukup terkenal. Maikel berlari kebelekang bagasi untuk mengambil kursi roda milik Ferry.

"Sorry ya gue ngerepotin Lo" ujar Ferry.

"Santai aja,gak ada yang namanya sahabat yang ngeropotin" jawab Maikel sambil tersenyum.

Mereka masuk kedalam resto itu dan menunggu antrian. Setelah duduk di meja dan memesan makanan,terjadi keheningan diantara mereka.

"Lupakan semua yang telah terjadi,jangan mengungkitnya dan mulai semuanya seperti dulu" ucap Ferry.

Maikel tersenyum dan mengangguk. Ini juga yang ingin terjadi.

"Gue setuju,dan bisa gak sih lo gak usah sok cuek kayak gitu. Gak lucu anjir" ujar Maikel dengan terus terang.

Ferry terkekeh mendengar itu. Memang dari dulu diantara mereka yang berani menentang dan mengucapkan kata kasar hanya Maikel,selebihnya tidak ada yang berani. Maikel pun akan diam saat Ferry benar-benar marah padanya karena memang terbukti Ferry sangat jago dalam bertarung.


-----***-----

Author
Hampura nya Abi telat post ker loba pikiran iye teh soalna😁.

Salam Sunda,

Yang baca dari mana aja ini teh?

TBC....

Guide Me To JannahWhere stories live. Discover now