Part 32 : Pengakuan Ferry

564 58 20
                                    

Jangan baca di waktu sholat!!!


"Setelah saya pikir panjang dan saya yakini jawaban saya adalah yang terbaik. Saya memutuskan untuk memberi tahu satu hal yang mungkin akan merubah keputusan Hanum" Ujar Ferry.

"M-maksud nya?" Tanya Hanum gugup dan tak mengerti apa yang baru di ucapkan Ferry.

Pak ustadz dan ustadzah menatap Ferry menunggu penjelasan Ferry selanjutnya.

"Begini, sebelum saya masuk ke pesantren ini, hidup saya di luaran sana sangat lah berantakan,namun datang seorang wanita kedalam kehidupan saya yang mampu membuat saya jauh lebih baik dari sebelumnya" ujar Ferry mengingat Syakira,satu tetes air mata lolos begitu saja tanpa ijin.

Semua yang mendengar mengamati ucapan Ferry.

"A-apakah kamu mencintai nya?" Tanya Hanum menahan tangisnya.

"Sangat,bahkan sampai saat ini" ujar Ferry tulus.

Air mata Hanum lolos dengan deras,lelaki yang dia cintai dalam diam ternyata mencintai wanita lain. Pantas saja sikapnya yang dingin ternyata ada hati yang harus lelaki itu jaga.

Ustadzah Maryam langsung mendekap Hanum,menenangkan putri nya yang sedang patah hati.

Pak ustadz menarik nafas dalam dalam
"Apakah itu pernyataan secara tidak langsung bahwa kamu menolak Putri saya? Nak Ferry?" Tanya pak ustadz dengan berat hati.

Hanum langsung saja berdiri dan hendak pergi menuju kamarnya,namun suara itu mengurungkan niatnya.

"Saya tidak bilang begitu. Hanum duduk lah,saya belum selesai berbicara" Ferry langsung saja berbicara saat Hanum hendak pergi,Ferry tidak mau ada kesalahpahaman.

Hanum kembali duduk dengan air mata yang mulai reda.

"Wanita itu sudah tiada, dia sudah tenang di sisi Allah" ujar Ferry dengan tatapan kosong.

"Innalilahi" ucap mereka serempak.

"Keputusan ada di tangan kamu Hanum,jika kamu ingin meneruskan ini semua apa kamu sanggup hidup bersama saya walau hati saya mencintai wanita lain?" Tanya Ferry,tidak ada yang ingin ia tutupi sama sekali lebih baik Hanum tau dari awal dari pada tau nanti.

"Apakah tidak ada kesempatan untuk kamu mencintai aku?" Hanum menjawab cukup lama.

"Mungkin hati saya akan berubah jika kamu terus menetesi cinta kamu kepada hati saya" jawab Ferry sedikit memberi harapan kepada Hanum.

"Saya juga tidak ingin melukai hati istri saya dengan perasaan saya" lanjut Ferry membuat Hanum tersenyum.

"Bagaimana Hanum? Apa keputusan kamu?" Tanya Abi nya.

"Datang lah besok setelah sholat isya,aku akan menjawabnya atas ijin Allah" jawabnya cukup lama lalu melenggang pergi menuju kamarnya.

Ferry kembali ke kamarnya untuk menenangkan diri,tadi dia sudah meminta ijin kepada pak ustadz untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini,pak ustadz pun mewajarkan dan mengijinkannya.

Ferry hendak pergi ke asrama putra namun matanya berhenti melihat sosok wanita yang memakai cadar. Baru kali ini Ferry melihat wanita yang memakai cadar di sekitar sini. Wanita itu sedang membersihkan jendela atas yang mengharuskan nya untuk memakai bangku.

Ferry terus saja melihat wanita itu,entah dorongan dari mana Ferry terus saja memperhatikannya. Wanita itu hendak turun namun sayang gamis yang ia pakai terinjak oleh kaki yang satunya, alhasil dia terjatuh ke lantai membuat dia meringis kesakitan.

"Aawwww sakittt,hiks hiks hiks" rengeknya membuat Ferry ikut merasakan sakit melihatnya.

"Bangkunya nakal,Naya kan gak punya salah" omelnya sendirian. Ferry sedikit tertawa melihat itu,jelas jelas dia yang salah tapi malah menyalahkan benda mati yang tidak tahu apa apa.

Naya mendengar tawa kecil itu langsung saja dia mencari sumber suara,dan benar saja ada seorang lelaki yang sedang melihat nya tersungkur di lantai. Naya sangat malu, langsung saja dia berdiri dan hendak masuk kedalam kamar,namun sialnya lagi dia menabrak sisi pintu membuat Naya kembali merengek kesakitan.

"Iihhh sebel deh" rengeknya lalu masuk kedalam kamar sambil sedikit membanting pintu karna malu.

Ferry geleng geleng melihat tingkah nya, "lucu" itulah kata yang terpikir di otaknya melihat wanita tadi.

-------

Suara adzan Maghrib terdengar nyaring,Naya sedang mendapat jatah libur sholat dan dia hanya berdiam diri di kamarnya. Naya sangat menyukai novel apalagi novel ber genre islami dia sangat menyukainya, terkadang Naya berharap jalan hidupnya se indah novel yang sering dia baca.

Naya terisak, mengingat kejadian yang menimpa hidupnya. Hidup yang dia inginkan dan di dambakan tidak sesuai kenyataan.

Naya merasa bosan di kamarnya,kamar yang hanya berukuran 3x3 membuat Naya jenuh. Naya keluar untuk membeli beberapa cemilan dan minuman.
Syukur lah sebelum Hanum mengantar Naya ke kamarnya dia terlebih dahulu mengajak Naya keliling pesantren.

Naya bergegas pergi ke kantin,tidak ada orang yang berlalu lalang di lingkungan pesantren mungkin di karenakan waktu untuk shalat Maghrib.

Naya duduk di kursi depan kamarnya,dia membuka novel yang sedang ia baca tadi. Lembar demi lembar telah Naya baca,suara berisik di samping membuat Naya tidak fokus membacanya Naya pun menutup novelnya dengan kesal.

Langkah kaki terdengar,dan suara orang bercanda tawa terdengar semakin jelas. Naya mencari arah suara itu "Siapa yang malam malam seperti ini tertawa seriang itu?" Pikir Naya,bukan kah dalam Islam dilarang tertawa terbahak bahak?

Segerombolan orang melewati kamar Naya,salah satu nya Ferry. Ferry melihat ke arah kamar Naya dan terlihat Naya sedang duduk sembari melihatnya. Ferry tersenyum mungkin senyuman Ferry tidak akan terlihat.

Naya langsung saja masuk kedalam kamarnya melihat banyak lelaki melewati kamarnya.

"Kenapa berhenti Fer? Ada yang ketinggalan?" Tanya Rafael.

"Gak" jawabnya lalu tersenyum.

"Ayoo jalan malah senyum senyum gak jelas Lo,gak pengen segera tau apa jawaban Hanum gimana?" Derrel mengeluarkan suara.

"Ada yang tau gak siapa yang tidur di kamar itu?" Tunjuk Ferry ke arah kamar Naya.

"Astaghfirullah fer,inget Lo udah punya Hanum jangan yang aneh aneh lagi deh" Derrel kesal dengan Ferry.

"Pengen tau aja" jawabnya.

"Yang pake cadar ya? Gue juga baru liat tadi pas ashar" jawab Gibran.

"Lo tau siapa?" Tanya Ferry lagi.

"Enggek cuman liat doang"

"Ayo jalan woyyy,keburu isya nih" Derrel mengingatkan padahal dia sendiri non muslim.

"Helleh kayak yang sholat aja Lo" Boby menyeletuk sambil memasukkan cemilan kedalam mulutnya.

"Toleransi dong" ucap Derrel dengan bangga.

"Pretttt" ucap mereka semua.

Naya melihat mereka di balik jendela kamar, entah kenapa kepalanya Tiba-tiba sakit

"Kenapa setiap melihat lelaki itu kepala Naya selalu sakit sih?"
Bukan kali ini saja kepala Naya terasa sakit tapi untuk kedua kalinya. Dan bayangan samar selalu saja muncul di pikiran nya setiap melihat Ferry.

------*****-----

Author
Gimana part ini? Hehehe
Tunggu part selanjutnya yaa,
Keputusan Hanum akan di jawab di part selanjutnya.
I love you untuk kalian yang membaca cerita aku🥰.

Next......

Guide Me To JannahWhere stories live. Discover now