Part 15 : Pergi

1.9K 112 11
                                    

⚠Jangan baca diwaktu sholat⚠

Setelah sholat Syakira sudah memutuskan untuk menuruti perkataan Wijayanto untuk tidak menemui Ferry kembali mungkin untuk selamanya walau keputusan itu diambil dengan terpaksa,Syakira yakin ini yang terbaik untuk dirinya dan juga Ferry.

"Sya,ayo kita kesana?" ajak Gibran.

Syakira berdiri "kamu gk denger kemaren om Wijayanto ngomong apa?" tanya Syakira tersenyum paksa. Gibran terdiam dia tidak bisa menjawab pertanyaan Syakira.

"Gibran,mungkin ini pertemuan terakhir kita, maaf jika selama ini aku punya salah,titip salam juga buat semua anak Bregizz" ucap Syakira lalu melangkah pergi meninggalkan Gibran yang terdiam mematung.

"Loe mau kemana?" tanya Gibran menghentikan langkah Syakira.

"Pergi jauh-jauh dari kehidupan kalian" Jelas Syakira. Baru melangkah Gibran mengatakan "termasuk gue?" ucapnya. Syakira tidak menjawab dia berjalan begitu saja meninggalkan Gibran.

---

Gibran memasuki ruangan Ferry disana terlihat banyak anak Bregizz yang sedang bercanda tawa.

"Syakira mana?" Ferry langsung bertanya saat melihat Gibran berdiri didepan pintu.

Pertanyaan Ferry langsung membuat semua orang yang berada di ruangan itu terdiam,hening tidak ada suara sama sekali membuat Ferry bingung melihatnya.
"Bran,Gue tanya Syakira mana? Kata Derrel dia sama loe tadi!" ucap Ferry.

"Dia pergi" Ucap Wijayanto sambil berjalan karena tadi dia dari kantin rumah sakit membeli cemilan untuk semua orang.

"Maksud ayah?" Ferry tidak mengerti sama sekali.

"iya Ferr dia pergi untuk selamanya" timpal Silvi yang sedari tadi tersenyum penuh kemenangan.

"Apa maksudnya?"

"Sudahlah Ferry tidak usah bahas perempuan yang menjadi penyebab kamu kayak gini" ujar Wijayanto penuh penekanan.

"Gara-gara dia kaki loe gk bisa jalan lagi!" ujar Silvi.

Semua orang yang berada diruangan itu terkejut mendengar ucapan Silvi. Wijayanto mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Hanya Wijayanto dan Sinta saja yang tau jika tulang kaki Ferry retak parah tetapi Silvi mendengar Penjelasan dokter Bima disaat dokter Bima memberitahu Wijayanto dan Sinta diruangannya.

Ferry menganga tidak percaya dengan apa yang dia dengar, Ferry mencoba menggerakkan kaki kanannya namun yang dirasakan hanya sakit pada kaki yang terbalur perban tebal berwarna coklat.

Ferry menangis sejadinya melihat kondisi kakinya yang seperti ini. semua orang yang melihatnya merasa iba dan mencoba menenangkan Ferry namun nihil Ferry malah semakin memberontak. Barang-barang yang ada diatas nakas berjatuhan,selimut yang menutupi setengah badannya bergeletak dilanti.

"Aaaaaa,gk mungkin ini pasti cuman mimpi. Ayah tolong bilang bahwa ini hanya mimpi!" ucap Ferry diiringi tawa nanar.

"Sayang tenang yaa,ayah akan bawa kamu ke dokter terkenal agar kaki mu kembali sembuh" Wijayanto berusaha menenangkan Ferry. Dia sudah punya solusi saat Dokter Bima bilang bahwa kakinya retak parah dan itu membutuhkan waktu lama untuk sembuh bahkan dokter Bima bilang kemungkinan untuk sembuh hanya 25%. Tapi Dokter Bima pun menyarankan untuk membawa Ferry ke Singapura disana banyak alat canggih yang bisa mempercepat kesembuhan kakinya Ferry,dan Wijayanto mengikuti saran itu.

Dokter Bima datang bersama dua orang suster untunglah tadi Gibran langsung memanggil dokter dan sekarang Dokter memberi obat penenang untuk Ferry membuat Ferry tertidur lelap.

"Penerbangan malam ini!" ucap Wijayanto disaat menelpon seseorang dengan sangat serius.
Dia sudah memutuskan untuk membawa Ferry ke Singapura malam ini memakai jet pribadi milik perusahaannya.

----

Syakira terus menangis meratapi nasib,baru kali ini dia merasakan di istimewahkan oleh seseorang dan kini seseorang itu harus dia tinggalkan tanpa alasan yang jelas.Syakira rela mengorbankan perasaannya hanya demi kebahagiaan Ferry.

Hari ini Syakira akan pergi dari kost-an dan tinggal bersama Rino. Rino pun sama di Jakarta hanya saja dia berada di Jakarta barat tidak dengan tempat tinggal Syakira saat ini. mungkin dia akan berpamitan dengan Desi saja karena Sisil masih berada dirumah sakit.

"Assalamualaikum" ucap Syakira memasuki rumah.

"Waalaikumsalam" jawab Desi lalu kaget melihat wajah Syakira yang sembab.

"Loe kenapa,Sya?" tanya Desi panik.

Syakira memeluk Desi lalu menangis sejadinya mengingat semua yang terjadi dalam satu hari. Hanya satu hari tapi mengapa cobaan datang bertubi-tubi?

"Sya,loe ngomong sama gue ada apa?" tanya Desi dengan lembut. Syakira menggeleng. "jujur sama gue apa yang terjadi?" tanya nya masih dengan nada lembut.

"Gue mau pindah,Des" jelasnya

"Yaa elah cuman mau pindah aja loe nangis bombay kayak gini,lebay tau!" jelas Desi sambil melepaskan pelukan mereka. Syakira tersenyum nanar mendengar ucapan Desi,tidak tau kah engkau apa yang terjadi.

Syakira membereskan baju yang dibantu oleh Desi,Desi terlihat sangat sedih melihat sahabatnya pergi dia pikir Syakira bercanda waktu dia bilang akan pindah.
"Ya udah yaa Des,aku pergi dulu" ujar Syakira.

"Gk nunggu Sisil dulu?" Desi berusaha mencegah Syakira setidaknya masih bisa berlama-lama dengannya.

"Aku titip salam aja yaa" jawabnya.

Desi memeluk erat tubuh Syakira tidak rela rasanya jika harus berpisah dari sahabat terbaik nya ini. Syakira melepaskan pelukan itu dan tersenyum
"Nanti ketemu lagi kok,Des" ujarnya. Desi kembali memeluk Syakira "gue ijinin loe pergi" ujarnya Lalau melepaskan pelukannya.

Mereka tertawa bersama
"Ya udah aku pamit yaa,jaga rumah. Bye bye bye" ujar Syakira sambil melambaikan tangan yang dibalas lambayan oleh Desi.

Desi sudah tidak heran lagi melihat Syakira pergi karena waktu itu Syakira pernah bilang bahwa dirinya berniat untuk pindah,sudah beberapa kali Desi dan Sisil mencegah niatannya itu tetapi Syakira tetap kekeh dengan keputusannya. Desi sedikit merasa aneh dengan kepergian Syakira karena Syakira berpesan untuk tidak memberitahu siapapun kemana dia akan pergi termasuk Sisil. Desi akan mengikuti perintah Syakira dia yakin Syakira melakukannya pasti ada alasan tersendiri.

------

Ferry menyetujui bahwa dia akan dibawa keluar negri malam ini. Mungkin ini adalah salah satu jalan keluar untuk kesembuhan kakinya. Anak Bregizz hanya bisa pasrah dengan keputusan Ferry walau mereka tidak rela harus LDR an dengan ketuanya ini.

"Gue minta kumpulin anak Bregizz" pinta Ferry yang dibalas anggukan oleh Rafael.

Kini semua anak Bregizz sudah kumpul semua sesuai dengan perintah Ferry. Mereka semua bertanya-tanya untuk apa Ferry meminta kumpul sedangkan ini jarang sekali Ferry lakukan.

"Ada apaan bro? Loe kok kumpulin kita sih?" tanya Derrel disambut anggukan oleh semua anak Bregizz.

"Gue cuman mau bilang" perkataannya berhenti " gue keluar dari Bregizz" sambungnya.

"Maksud loe apa?" tanya Derrel sedikit marah tepatnya tidak terima dengan apa yang diucapkan Ferry.

"Loe gk denger,gue keluar dari Bregizz" ujarnya lalu menyerahkan jaket Bregizz ke tangan Derrel dengan paksa agar ia memegangnya.

"Apaan sih loe Fer. Gk jelas tau?" timpal Gibran.

"Mungkin gue gk akan balik lagi ke Indonesia" ujar Ferry lalu menarik selimut ke seluruh tubuhnya membuatnya sedikit sesak untuk bernafas.

______________*****___________

Author
Butuh komen+vote biar tambah semangat buat bikin part selanjutnya😁.

Bagus gk ceritanya???
Jawab dong jawab😅

Yang mau requies ceritanya silahkan komen,,,kalau bagus usulannya nanti author tulis.

----TBC---


Guide Me To JannahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora